Selasa, 30 Desember 2008

Kumpul Kempel Art Santa Maria


Ingatkan Anak Muda, Lestarikan Budaya Bangsa

SETIAP tahun SMA Santa Maria mengadakan konser Paduan Suara dengan Orkestra. Akhir tahun lalu, Paduan Suara dan Orkestra konser di Hotel Equator, Selasa (18/12) lalu bertajuk “Let My Little Light Shine”.

“Kali ini tidak ada konser, konser diganti dengan Kumpul Kempel Art.”

Menurut Dini Respati P,S.Psi, Ketua Panitia, ide memunculkan kalimat tersebut dari Pambuko Kristian, sekaligus menjadi tajuk dari event Santa Maria. Mengapa Santa Maria?, karena memberi kesempatan kepada siswa-siswi Santa Maria untuk mengembangkan talentanya dan menampilkan kreasinya maka digagaslah pagelaran bersama siswa/ siswi TK, SD, SMP, dan SMA.

“Untuk mewujudnyatakan misi Sekolah Santa Maria yakni menumbuhkembangkan kecintaan pada budaya, bangsa, dan tanah air melalui penghargaan kepada pluralitas budaya, agama dan membangun kepedulian”, jelasnya.

Sekolah Santa Maria juga berorientasi pada pengembangan potensi siswa yang ditunjukkan melalui beragamnya aktivitas ekstrakurikuler di Santa Maria. Dengan demikian, Sekolah Santa Maria membuka kesempatan seluasnya agar siswa/siswi Santa Maria dapat menampilkan kreasinya.

Kumpul Kempel Art ini diadakan di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya-Genteng Kali, Jumat Legi (19/12) yang lalu.

Kumpul Kempel Art ini dimulai pukul 19.00 wib, sebelum acara para undangan dihibur oleh Karawitan karyawan-karyawati Santa Maria. Harmonisasi dan power yang dimainkannya membawa suasana di gedung Cak Durasim semakin meriah.

Alhasil, opening art Kumpul Kempel Art dibuka dengan tarian gunungan wayang kulit yang dibawakan oleh anggota teater, sendratari, dan Karawitan Komtemporer SMA Santa Maria.

Tidak lama kemudian, Sr. Agatha Linda Chandra, OSU, Kepala Satuan Pendidikan SMA Santa Maria, Kumpul Kempel Art selain pengisi acaranya dari TK, SD, dan SMP.

Kepanitiaannya juga dikerjakan oleh sebagian besar dari ekstrakurikuler SMA Santa Maria, diantaranya ekstra sinematografi-dokumentasi kegiatan, ekstra desain grafis-desain poster, undangan/tiket, backdrop, buklet, ekstra Sanmar FM-liputan kegiatan, publikasi dan MC kegiatan, ekstra jurnalistik dalam liputan kegiatan, publikasi dan pembuatan buklet, dan ekstra grooming atau ekstra kepribadian sebagai tim penerima tamu, seru Kepala Satuan Pendidikan SMA Santa Maria.

Berbagai acara disuguhkan pada malam itu, mulai paduan suara dari SMA dengan mempersembahkan lagu (Janger, I Will Sing With The Sprint, Go Tell it to The Montain, Sigulempong, dan Frog), tari Dongklak dari TK, fashion Show dari TK dengan menyuguhkan kekayaan budaya yakni Batik, orkestra dari SMP mempersembahkan dua lagu (Pandang Pertama dan Bukan Super Star), musik keroncong dari SMP melantunkan pujian Tuhan Menyapa, karawitan mempersembahkan lagu (Palawakya-Karw Bali dan Parisuka), karawitan kontemporer menunjukkan eksistensi dengan mempersembahkan Jenggleng, dan teater.

Dipenghujung acara Kumpul Kempel Art menampilkan kreasi dari ekstrakurikuler teater SMA dengan lakon Colong. Colong ini menceritakan salah seorang yang bernama Colong ini kehilangan kekayaannya, seperti angklung, batik, dan topeng. Walaupun kekayaan telah hilang, Colong masih enak-enak tidur tanpa berbuat apa-apa. Melihat itu si mbah jadi jengkel, kenapa ya Colong sebagai anak muda tidak mempunyai semangat untuk melestarikan kekayaan yang luar biasa ini.

Melalui si Mbah, Colong sebagai anak muda diingatkan untuk selalu peka dan peduli terhadap budayanya. Jangan sampai hilang satu persatu diakui negara lain. Apalagi di hak paten oleh negara lain. Ini lebih parah lagi. (sep.)

Selasa, 09 Desember 2008

Hari Raya Idul Adha


Umat Katolik Berbagi Daging Qurban















Foto diambil dari images.google.co.id

Minggu Wage malam (7/12), Seluruh umat Muslim menggemakan takbir menyambut Idul Adha 1430 H. Saat melintas jalan raya Darmo samping Taman Bungkul ratusan umat Muslim mulai anak-anak remaja maupun dewasa mengumandangkan takbir. Di depannya tampak replika atau tiruan sapi yang terbuat dari kertas dan bintang diwarni dengan cahaya lampu diarak menuju masjid Al-Fala.

Keesokan harinya, Senin Kliwon (8/12) seluruh umat Muslim merayakan Hari Raya Idul Adha dengan menjalankan sholat Ied bersama. Barulah umat Muslim mengadakan penyembelihan qurban, diantara kambing dan sapi.

Berdasarkan pantau penulis di jalan raya Darmo, tepat Bank Bukopin dan Bank Jatim, jalan Basuki Rahmat ikut berpartisipasi menyembelih daging qurban. Bahkan sejak pagi, kaum Dhuafa berjubel di depan pagar Bank Bukopin.

Lebih jauh lagi, di Pengadilan Negeri jalan Arjuno ikut membagikan daging qurban dengan menyediakan 1500 kupon (Jawa Pos, 9/12).

Begitu juga umat Katolik Paroki Aloysius Gonzaga ikut membagikan qurban. Partisipasi ini sudah beberapa kali diadakan oleh umat Katolik Paroki Aloysius Gonzaga bekerjasama dengan Forum Komunikasi Masyarakat Pelangi (FKMP) Surabaya, terang Romo Haryanto Prajitno, Pr. Romo Haryanto juga menambahkan ini bentuk dari kebersamaan umat sebagai upaya mewujudkan kebersamaan lintas agama, tambahnya. (suarasuarabaya.net, Senin (8/12).

Kegiatan ini langsung mendapat pantauan dari Romo Haryanto Prajitno, Pr, selaku Pastor Paroki Aloysius Gonzaga dan Ketua Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Surabaya , diawali dengan bersama. Berlanjut dengan doa secara Islam untuk pelaksanaan penyembelihan ternak qurban.

Umat Katolik Paroki Aloysius Gonzaga membagikan kurang lebih 600 Kepala Keluarga di daerah sekitar Paroki Aloysius Gonzaga, seperti Donowati, Tanjungsari dan Sukomanunggal (suarasuarabaya.net). (as.)

Minggu, 07 Desember 2008

Gelar Live In 2008


LIVE IN DI KOTA GUDEG















Pembangunan suatu bangsa menyangkut banyak segi, bukan hanya bidang materiil yang kelihatan mata saja, melainkan seluruh manusia dan alam secara menyeluruh.

Suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari adalah perlunya pembangunan manusia yaitu pembinaan suatu generasi. Melihat fenomena generasi muda Indonesia yang cenderung ke arah negatif, dengan segala fasilitas teknologi yang sepertinya semakin mendukung mereka bergaya hidup hedonis, konsumeris dan individualis. Generasi muda harus kita hantarkan dan kita arahkan kepada masa depan yang sehat, dewasa, tangguh dan bertanggung jawab.
Siswa SMA Santa Maria merupakan remaja kota Metropolitan II memiliki kecenderungan individualis karena kesibukan pribadi dan segala kebutuhan yang dicapai dengan mudah. Bahkan siswa-siswi ini sebentar lagi akan memasuki dunia yang lebih luas, yaitu dunia pendidikan tinggi dan dunia kerja.

Untuk itu SMA Santa Maria mempersiapkan siswa-siswinya untuk mengikuti kegiatan Live In. Live In, salah satu implementasi dari bentuk kegiatan pembinaan mental yang mengenal kehidupan masyarakat desa. Untuk mewujudnyatakan Serviam dalam kehidupan sehari-hari seturut semangat Santa Angela.
Sehingga siswa dapat mengintegrasikan atau mempersatukan ilmu, iman, dan nilai-nilai kemanusiaan untuk menjawab tantangan zaman. Kalimat ini juga tertuang dalam Visi dan Misi Santa Maria, Yayasan Paratha Bhakti.
Kegiatan Live in merupakan program tahunan yang diselenggarakan SMA Santa Maria untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai kepekaan dan kepedulian dalam hidup bermasyarakat secara bertanggungjawaban dalam hidup di dunia ini. Karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial.

Saat dikonfirmasi oleh tim sanmarosu.org, Maria Sandra Naulitta S, S. Pd, sekretaris Live In menjelaskan tujuan dari Live In berdasarkan hakekat manusia dan ada delapan tujuan, yakni menyadari diri sebagai makhluk sosial yang harus hidup bersama semua orang yang beraneka ragam strata sosialnya, memiliki kepekaan sosial sehingga peduli terhadap lingkungan, menyadari kebesaran rahmat Allah padanya sehingga dapat membaginya dengan orang lain, memiliki sikap dan kemandirian menghadapi hidup, mampu mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja sebagai cermin citra Allah, memiliki ketrampilan untuk berkomunikasi yang baik dengan sesame, menyadari diri, sehingga memiliki kerendahan hati untuk selalu “belajar” dan meningkatkan semangat belajar, menyadari bahwa masyarakat adalah guru yang baik untuk kesuksesan hidupnya kelak, jelas sekretaris Live In.
Live In ini diadakan di kota Gudeg, Yogyakarta, tepatnya di lima titik lokasi, yakni Paroki Klepu, Girikerto, Turi, Paroki Nanggulan, Paroki Boro-Desa Gorolang, Paroki Boro-Desa Nglebeng, Kab Sleman, Yogyakarta, Rabu Pahing (26/11) sampai Minggu Pon (29/11) diikuti oleh 192 siswa-siswi kelas XII dengan didampingi 24 Guru dan Staf Tata Usaha.

Sekitar pukul 07.00 WIB siswa-siswi diberangkatkan oleh panitia dari SMA Santa Maria Surabaya dan tiba di lokasi sekitar pukul 17.00 waktu daerah Jogja. Siswa-siswi tiba di Paroki Boro telah ditunggu oleh dua angkutan ala desa (Kol, red.) dan satu pick up untuk tas siswa-siswi. Untuk tiba di lokasi siswa-siswi berangkat menggunakan angkutan, karena jalannya hanya satu meter setengah. Di desa Nglembeng, siswa-siswi sudah ditunggu oleh umat stasi Nglebeng di Kapel.

Ketua Stasi, Tumijo, selamat datang di desa kami, kalian belajar banyak hal tentang kehidupan desa. Hidup desa berbeda sekali dengan hidup kota yang serba ada. Jadi beginilah apa adanya kondisi kami.
Begitu juga F.X Rudy Prasetya, S.S mengatakan terima kasih telah disambut oleh umat stasi Nglembeng, pembagian tempat tinggal dan kelompok. Usai pembagian tempat tinggal dan kelompok. Siswa-siswi langsung menuju rumah mereka masing-masing.

Hari pertama-malam harinya, mereka mengikuti kegiatan umat di Nglembeng latihan koor untuk persiapan Perayaan Ekaristi di Paroki Boro. Pagi hari siswa-siswi melakukan aktivitas mereka di rumah masing-masing ada yang menanam (lombok, kunyit, dan singkong), mengambil air di sumber, mencari rumputi, pergi ke pasar karena pada hari itu pas ada pasar Kliwon.

Hari kedua siswa-siswi menemani anak-anak desa untuk bimbingan belajar di rumah bapak Tumijo, Ketua Stasi. Bimbingan belajar ini dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama untuk tingkat SD dan kelompok kedua untuk tingkat SMP. Bimbingan belajar lebih banyak pada matematika dan bahasa Inggris, karena pada saat itu anak-anak banyak pekerjaan rumah.

Tidak hanya itu, siswa-siswi juga mengikuti doa kelompok dan doa malam widodareni di rumah salaha satu karyawan kami di desa ini, Mrs. Jemidi. Semoga bahagia dan langgeng ya mas sampai kakek nenek.
Hari ketiga-siswa-siswi mengikuti doa sebelum Misa Nyadran. Doa ini merupakan bagian dari liturgi yang diinkluturasikan dengan budaya Jawa. Berduyun umat stasi Nglembeng ke gereja merayakan arwah orang beriman. Umat sana menyebutkan Misa Nyadran, ,Misa dipersembahkan oleh Rm. Petrus Suratmi, Pr.
Usai Misa Nyadran, umat nyekar ke makam sanak family yang telah meninggal dunia. Dengan kusuk mereka berdoa di kubur dan menyebarkan bunga mawar sebagai hubungan batin.

Tak terasa empat hari telah dilalui oleh siswa-siswi untuk belajar kehidupan di desa. Febri, kela XII IPS 3 mengatakan orang-orang itu baik-baik, sikap persaudaraannya tinggi sekali dan selalu bergotong rorong. Tampak jelas saat membersihkan MCK, umat ikut bersama membersihkannya. Pun demikian yang dirayakan oleh salah satu umat, Supri mengatakan anak-anak hebat, mau hidup di desa. Buktinya mau bertani, mengambil rumput, air, dan satu makannya tidak rewel. Semua yang disuguhkan di makan oleh siswa-siswi SMA Santa Maria, mudah bergaul, dan cepat akrab, seru Supri. (as.)

Serviam Project 2008


Tumbuhkan Rasa Peduli dan Empati
















(Foto ini hanya ilustrasi diambil dari internet.image.google.co.id) Menatap masa depan

Generasi muda adalah modal kemajuan bangsa. SMA Santa Maria adalah salah satu tempat generasi muda ditempa menjadi generasi yang patut diandalkan untuk ambil bagian bagi kemajuan bangsa dengan semangat Santa Angela. Untuk itulah dengan visi SMA Santa Maria, para siswa dituntut menciptakan komunitas belajar yang kritis, kreatif, dan inovatif dalam mengintegrasikan ilmu, iman, dan nilai-nilai kemanusiaan.

Lingkungan keluarga umumnya dan orang tua khususnya sanngat menentukan dalam pembentukan pribadi siswa. Siswa-siswi SMA Santa Maria sebagian besar adalah para siswa yang berlatar belakang kemampuan keluarga menengah ke atas. Kondisi tersebut menjadikan siswa selalu beranggapan semua sudah tersedia dan mudah untuk diperoleh. Sementara itu masih banyak kehidupan di sekitar mereka yang berkekurangan baik materi maupun perhatian sehingga perlu perjuangan keras untuk mencukupinya.

Dengan realita tersebut maka para siswa perlu belajar dari lingkungan yang lebih luas melalui kegiatan Serviam Project. Serviam Project adalah media untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dengan tindakan yang nyata. Bentuk pelayanan akan menjadi kegiatan utama dalam program Serviam Project.

Serviam Project diadakan Rabu Pahing (26/11) sampai dengan Minggu Pahing (30/11) diikuti oleh ratusan siswa-siswi SMA Santa Maria kelas XI di berbagai Panti Asuhan dan Rumah Singgah, diantaranya Panti Asuhan Sola Gracia , Panti Asuhan dan Jompo Pelayanan Kasih, Panti Jompo Hargo Dedali, Panti Asuhan Gading Pantai, Rumah Singgah Yayasan Merah Merdeka (YMM), Rumah Singgah Sekar, Panti Asuhan Karya Kasih.

Th. Rahmayanti, S.pd., selaku koordinator Serviam Project, tujuan Serviam Project ini memupuk rasa empati pada diri siswa kepada orang lain sebagai sesame, menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai, menumbuhkan rasa tanggung jawab, mendapat nilai pengembangan kepribadian dan nilai pendidikan agama, serta mewujudkan semangat SERVIAM, terang Yanti.

Pada umum siswa-siswi senang dengan kegiatan ini, karena dapat menumbuhkembangkan rasa peduli dan empati mereka terhadap sesama yang membutuhkan uluran tangan mereka. Bahkan siswa-siswi mempunyai inisiatif memberikan sedikit bekal mulai dari bingkisan (alat tulis, perlengkapan mandi, dan sembako). Untuk di rumah singgah, siswa-siswi tidak hanya sekedar memberikan bingkisan. Tetapi menemani mereka untuk bimbingan belajar selama lima hari.

Seperti yang dikatakan oleh Alfred, koordinator rumah singgah YMM yang berada di Jagir Sido Mukti, saya salut kepada siswa-siswi SMA Santa Maria yang tidak pernah mengatakan janji kepada anak-anak kami. Tetapi selalu konsisten menemani mereka bimbngan belajar hingga mengadakan acara ulang tahun bersama untuk YMM, kata koordinator rumah singgah YMM.

Selain itu siswa-siswi SMA Santa Maria, kelas X juga mengelarkan kegiatan di sekitar sekolah dengan tema Respect and serve others. Tujuannya untuk menghargai dan melayani orang lain, seperti yang dilakukan Antonuis. Antonius membantu berjual soft drink di belakang lapangan Santa Maria. Antonuis tidak pernah berpikiran berjual soft drink salah satu profesi yang jelek. Justru dari membantu berjual Soft drink ini, saya dikuatkan untuk tetap semangat dalam menghadapi tantangan zaman ini, jelas Antonius. (as.)

Expresi


Expresikan Aksimu


Foto-foto ini diambil pada saat saya pulang kerja, ternyata di pertiga jalan antara Doniyo dengan Mojopahit ada event x mild. Event digelar tepat di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.





Sabtu, 06 Desember 2008

UK Music ITATS

Ekspresikan Diri Lewat Musik

Tak seperti biasanya, area parkir kampus Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ramai. Keramaian ini disebabkan bukan kemacetan kendaraan roda empat atau roda dua. Keramaian ini disebabkan oleh mahasiswa yang menggelar Music Refresh. Music Refresh, salah satu bentuk ekspresi diri dari kalangan mahasiswa ITATS yang doyan musik alternatif, mulai rock, R&B, Pop, dan Pop Rock. Music Refresh ini diadakan oleh Unit Kegiatan Music ITATS. Dengan mengusung tema : “Dengan Musik Kita Satukan Visi dan Tujuan Kita, Rabu (3/12). Sesuai dengan tema dari Music Refresh ini, Para anggota UK Music ITATS juga mengundang UK Music dari berbagai kampus yang ada di Surabaya, diantaranya ITS, Untag, dan Uni Tomo.

Ratusan mahasiswa asyik duduk di pelataran area parkir untuk menonton dan mendengar Music Refresh. Mulai pagi hingga malam UK ITATS menghibur penguna jalan Arif Rahmad Hakim.

Saat dikonfirmasi dari salah satu mahasiswa ITATS yang tidak mau disebutkan namanya, Gelar Music Refresh ini diadakan untuk ajang promosi untuk mahasiswa baru tahun 2008. Suatu terobosan yang luar biasa dilakukan oleh UK Music Refresh ini. Untuk menarik minat mahasiswa baru 2008 digelar ini, bahkan di setiap papan pengumuman terlihat jelas ajakan untuk bergabung di UK Music ITATS. Kembangkan potensi kalian dalam menumbuhkembangkan jati diri yang penuh life skill. Life skill is Music Refreshing. Selamat Bergabung kawan di UK Music ITATS. (asep.)

Kamis, 04 Desember 2008

Jelang Natal 2008

Umat Katolik Siapkan Hati dan Budi

Sebelum memasuki Natal, Umat Katolik merayakan masa liturgi Adven menandai masa persiapan rohani umat beriman sebelum Natal. Adven dimulai pada hari Minggu terdekat sebelum Pesta St. Andreas Rasul (30 November). Masa Adven berlangsung selama empat hari Minggu dan empat minggu persiapan, meskipun minggu terakhir Adven pada umumnya terpotong dengan tibanya Hari Natal.

Meskipun sejarah Adven agak “kurang jelas”, makna Masa Adven tetap terfokus pada kedatangan Kristus. Menurut Dra. Bernadette S. Rini D., Guru Agama Santa Maria, Adven berasal dari bahasa Latin “adventus”, artinya “datang”. Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua”, terang Guru Agama ini.

Dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus yang lahir kembali ke dunia, Umat Katolik merayakan adven merayakan empat lilin. Lilin adven membentuk lingkaran yang tidak mempunyai kata awal dan akhir. Semakin mendekati keempat lilin tersebut, umat Katolik semakin memantapkan hati dan budinya untuk menyambut Sang Juru Slamat.

Berbagai persiapan dilakukan oleh umat Katolik mulai dari beli baju, membuat kue Natal, menghias pohon Natal hingga mendesign kandang Natal. Bahkan diberbagai mal di Surabaya bernuansa Natal dan menggelar pesta Santa Claus sebelum Natal.

Tetapi itu semua juga penting dalam menyambut Sang Juru Slamat kita. Lahir di kota Bethelem, di kandang domba yang bau dan kotor. Sejak awal ini menunjukkan bahwa Sang Juru Slamat, Yesus Kristus ini mau rela berkorban demi hambaNya. Sejak awal mau menderita dilahirkan di kandang domba.

Dengan demikian kita bisa berhenti sejak melakukan olah batin atau yang sering kita sebut refleksi. Kita ditunjukkan sikap yang begitu luar biasa. Maria dan Yusuf tidak pernah mengeluh atas kehendak Allah terhadap dirinya. Walaupun orang tua Yesus mempunyai kekurangan terhadap keluarga, tetap disyukuri dan berterima kasih telah diberikan rahmat yang berlimpah.

Dari sinilah, kita diingatkan oleh Sang Juru Slamat untuk peduli pada sesama kita yang membutuhkan bantuan kita, seperti nantinya pada saat malam Natal. Janganlah sibuk pada kerapian baju kita yang serba mini. Tengoklah kanan dan kiri kita saat memasuki gerbang gereja di situlah Sang Juru Slamat datang di hati mereka. Hati mereka penuh kekayaan lahiriah dan batiniah, bahkan kaya akan lima keutamaan yakni kelembutan hati, kesederhanaan, rendah hati, mati raga, dan selus animarum (penyelamatan jiwa-jiwa, red).

Bukan kekayaan materiah yang kita bahwa kepada Sang Juru Slamat, seperti baju yang mewah. Tetapi hati dan batin kita untuk siap menjadi muridNya yang militan dan berjuang dalam membahagiakan orang lain. Dari situlah kebahagiaan kita terpancarkan. Bukan lagi berbahagia di atas penderita orang lain. Hapus itu dari pikiran kita dengan menghormati kepada orang lain. (as.)

Jelang Natal 2008

Umat Katolik Siapkan Hati dan Budi

Sebelum memasuki Natal, Umat Katolik merayakan masa liturgi Adven menandai masa persiapan rohani umat beriman sebelum Natal. Adven dimulai pada hari Minggu terdekat sebelum Pesta St. Andreas Rasul (30 November). Masa Adven berlangsung selama empat hari Minggu dan empat minggu persiapan, meskipun minggu terakhir Adven pada umumnya terpotong dengan tibanya Hari Natal.

Meskipun sejarah Adven agak “kurang jelas”, makna Masa Adven tetap terfokus pada kedatangan Kristus. Menurut Dra. Bernadette S. Rini D., Guru Agama Santa Maria, Adven berasal dari bahasa Latin “adventus”, artinya “datang”. Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua”, terang Guru Agama ini.

Dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus yang lahir kembali ke dunia, Umat Katolik merayakan adven merayakan empat lilin. Lilin adven membentuk lingkaran yang tidak mempunyai kata awal dan akhir. Semakin mendekati keempat lilin tersebut, umat Katolik semakin memantapkan hati dan budinya untuk menyambut Sang Juru Slamat.

Berbagai persiapan dilakukan oleh umat Katolik mulai dari beli baju, membuat kue Natal, menghias pohon Natal hingga mendesign kandang Natal. Bahkan diberbagai mal di Surabaya bernuansa Natal dan menggelar pesta Santa Claus sebelum Natal.

Tetapi itu semua juga penting dalam menyambut Sang Juru Slamat kita. Lahir di kota Bethelem, di kandang domba yang bau dan kotor. Sejak awal ini menunjukkan bahwa Sang Juru Slamat, Yesus Kristus ini mau rela berkorban demi hambaNya. Sejak awal mau menderita dilahirkan di kandang domba.

Dengan demikian kita bisa berhenti sejak melakukan olah batin atau yang sering kita sebut refleksi. Kita ditunjukkan sikap yang begitu luar biasa. Maria dan Yusuf tidak pernah mengeluh atas kehendak Allah terhadap dirinya. Walaupun orang tua Yesus mempunyai kekurangan terhadap keluarga, tetap disyukuri dan berterima kasih telah diberikan rahmat yang berlimpah.

Dari sinilah, kita diingatkan oleh Sang Juru Slamat untuk peduli pada sesama kita yang membutuhkan bantuan kita, seperti nantinya pada saat malam Natal. Janganlah sibuk pada kerapian baju kita yang serba mini. Tengoklah kanan dan kiri kita saat memasuki gerbang gereja di situlah Sang Juru Slamat datang di hati mereka. Hati mereka penuh kekayaan lahiriah dan batiniah, bahkan kaya akan lima keutamaan yakni kelembutan hati, kesederhanaan, rendah hati, mati raga, dan selus animarum (penyelamatan jiwa-jiwa, red).

Bukan kekayaan materiah yang kita bahwa kepada Sang Juru Slamat, seperti baju yang mewah. Tetapi hati dan batin kita untuk siap menjadi muridNya yang militan dan berjuang dalam membahagiakan orang lain. Dari situlah kebahagiaan kita terpancarkan. Bukan lagi berbahagia di atas penderita orang lain. Hapus itu dari pikiran kita dengan menghormati kepada orang lain. (as.)