Rabu, 30 Desember 2009

Rakyat Indonesia Berduka


Di Usia 83 Tahun,
Frans Seda Meninggal Dunia

Terakhir bertemu dengan Frans Seda di Hotel Mojopahit, Surabaya pada waktu Pernas Forum Masyarakat Katolik Republik Indonesia dengan menggunakan kursi roda. Dengan melihat tatapan wajahnya, kagum dan bangga pada tokoh satu ini.

Namun, setelah membuka e-mail dan membaca kompas.com bahwa Frans Seda diberitakan meninggal dunia pada usia 83 tahun, Kamis (31/12) tadi pagi.

”Frans Seda ini mempunyai nama lengkap Franciscus Xaverius Seda lahir di Flores, Nusa Tenggara Timur, 4 Oktober 1926.”

Salah satu tokoh Nasional, tokoh Katolik pernah menjabat Menteri Keuangan di awal Orde Baru (1966-1968). Dan, Menteri Perkebunan dalam Kabinet Kerja IV (1963-1964) dan Menteri Perhubungan dan Pariwisata (1968-1973) dalam Kabinet Pembangunan I. (asep, dari berbagai sumber)
Illustrasi dari www.image.google.co.id

Rakyat Indonesia Berduka



Gus Dur, Tokoh Besar Bagi Indonesia

Rabu, (30/12) sambil menunggu dosen Pemograman Berorientasi Objek (PBO), mahasiswa-mahasiswi ITATS, Fakultas Teknologi Informasi, Jurusan Teknolgi Informasi sibuk mempersiapkan tugas PBO di ruang H-303. Beberapa menit kemudian, kira-kira pukul 19.50 dosen PBO memberitahukan bahwa Gus Dur, Mantan Presiden RI ke-4 meninggal dunia. Mahasiswa-mahasiswi ITATS, Fakultas Teknologi Informasi, Jurusan Teknolgi Informasi serentak kaget mendengar berita meninggalnya Gus Dur. Langsung memanjatkan doa dipimpin oleh Risgan.

Gus Dur mempunyai nama lengkap KH Abdurrahman Wahid meninggal dunia pada usia 69 tahun karena sakit di RSCM Jakarta, Rabu (30/12) pukul 18.40 WIB.

KH Abdurrahman Wahid menjabat Presiden RI mulai 20 Oktober 1999 hingga 24 Juli 2001. Putra pertama dari enam bersaudara itu lahir di Desa Denanyar, Jombang, Jawa Timur, pada 4 Agustus 1940. Gus Dur menikah dengan Shinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba Arifah Chafsoh (Yenni), Annita Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari.

”Kepergian Gus Dur membuat rakyat Indonesia bersedih, karena kehilangan tokoh besar bagi bangsa Indonesia.”

Dengan meninggalnya Gus Dur, maka kita kehilangan bapa bangsa yang pernah memimpin bangsa ini dengan unik dan memberi kebebasan dalam banyak hal. Banyak jasa Gus Dur bagi bangsa ini, terutama kelompok yang selama ini disebut minoritas.

Gus Dur juga selalu menyuarakan toleransi dan kerukunan umat beragama, memperhatikan isu-isu pluralisme dan mementingkan arti dari kejujuran. Selama hidupnya, Gus Dur dikenal sebagai sosok yang sangat mendedikasikan jiwa dan raganya untuk bangsa Indonesia.

Hingga, beberapa rekan kerja dan sahabat dekat sedih atas kepergian Gus Dur, diantaranya Wimar Witoelar, mantan juru bicara Gus Dur, Romo Benny Susetyo, Sekretaris Eksekutif Hubungan Antaragama Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Jakarta, Romo Yosef Eko Budi Susilo, Pastor Kepala Paroki Hati Kudus Yesus Surabaya, dan Laksamana TNI (Purnawirawan) Sudomo. Terutama rakyat Indonesia dan para santri Pondok Pesantren Tebu Ireng.

Untuk menghormati kepergian Gus Dur, Presiden RI Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono menghimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengibrarkan bendera setengah tiang selama 7 hari. Jenazah Gus Dur diberangkatkan dari rumah duka, Warung Sila, Ciganjur, Jakarta, Kamis (31/12) dan disemayamkan di Pondok Pesantren, Tebu Ireng, Jombang. (asep, dari berbagai sumber)
Ilustrasi: www.image.google.com

Selasa, 29 Desember 2009

Teater


Kunang-Kunang Kuning

Enny, selaku panitia natal GKI Diponegoro mengatakan kepada sutradara teater Kunang-Kunang Kuning. Jadwal latihan kita kurang lebih 12 kali pertemuan yang dilakukan pada hari Jumat dan Minggu. Jadwal tersebut plus gladi bersih. Gladi bersih dilakukan Selasa (23/12) pukul 18.00 di gereja GKI.

Proses gladi bersih sangat rapi dilakukan oleh tim teater, musik, dan multimedia. Setelah panitia melihat durasinya 1 jam lebih. Sutradara mengadakan break untuk menjelaskan property yang dibawa oleh masing-masing peran atau tokoh. Dan, menjelaskan posisi bloknya setiap peran.

”Dalam peran teater Kunang-Kunang Kuning ini, semua tokoh dari jemaat GKI Diponegoro. Mulai dari bapak, ibu, muda-mudi, remaja, dan anak-anak.”

Kunang-Kunang Kuning menceritakan seorang peziarah yang sedang mencari Sang Terang. Peziarah ini diperan oleh Gino. Peziarah ini mengalami kebinggungan dan merasa hidupnya hambar. Dan, berkelana ke kota, sampai ke kota dia bahagia. Tetapi di kota dia tidak diterima olah warga kota.

Akhirnya, bertemu dengan pemimpin kota yang membantu peziarah menemukan sang terang. Pemimpin kota ini juga mencoba untuk menyadarkan pizarah dengan membuka topengnya. Karena selama ini hidup peziarah, hidup di balik topeng. Bukan jati dirinya yang sesungguhnya.

Kesabaran timbul dari peziarah, saat bertemu dengan Sang Terang. Sang Terang mengirimkan Kunang-Kunang Kuning untuk menjemputnya. Dari situlah, akhirnya peziarah menjadi pribadi yang tangguh, utuh, dewasa, dan tanggungjawab. Pada setiap tugas dan kewajibannya sebagai umatNya.

Gino menuturkan tokoh peziarah ini sebenarnya hampir sama seperti saya. Sehingga pada saat diberi tokoh ini, saya langsung sanggup dan yakin bisa memerankannya dengan total, tuturnya.

Lain halnya, Yaya selaku tokoh pemimpin kota mensharingkan bahwa tokoh pemimpin kota ini ada sombongnya dan wibawanya. Mau menolong siapa saja. Bahkan setiap perkataannya, warga kota selalu percaya dengan gaya memimpinya, sharingnya. Namun kadang juga ditolak oleh warga kota.

Akhirnya Kunang-Kunang Kuning dapat ditampilkan dua kali, Rabu (24/12) dan berjalan sukses. Dan, slogan yang dibuat oleh anggota teater Kunang-Kunang Kuning, yakni yakin bisa menjadi motivasi dan spirit tersendiri. (asep)

Anjangsana



BUDAYA ANJANGSANA DI WAKTU NATAL


Hari Raya Natal merupakan hari yang dinanti-nantikan umat Katolik. Natal membawa kedamaian, kebersamaan, dan suka cita. Para pejabat gereja menetapkan bahwa tanggal 25 Desember merupakan hari raya Kelahiran Yesus Kristus.
”Lahirnya Yesus Kristus menjadi berkat bagi umatNya untuk berbagi damaiNya melalui budaya anjangsana (silaturahmi ), seperti yang dilakukan oleh umat Muslim pada saat hari raya Lebaran. “

Begitu pula yang dilakukan oleh umat katolik. Setiap tahun mereka merayakan natal dengan berkunjung ke rumah saudara, tetangga, dan rekan-rekannya. Untuk mengucapkan selamat Natal.

Seperti yang diungkapkan oleh Katarina W, guru ekonomi SMAK Seminari St. Vincentius a Paulo, hikmat dari budaya anjangsana ini bisa menambah umurnya bisa panjang. Dan, setiap umat selalu melakukan budaya ini tidak hanya pada saat natal ataupun paskah. Selain itu dengan berkunjung akan mendapatkan ilmu baru, wawasan, kenalan baru, teman atau bahkan saudara baru dan membawa sukacita. Bagi umat Katolik sendiri budaya ini juga merupakan implementasi dari makna kasih yang diajarkan Yesus Kristus dan Bunda Maria, ungkap guru ekonomi.
”Tetapi tidak semua daerah ada budaya anjangsana di waktu Natal. Kebetulan saya yang tinggal di daerah Blitar mengalami sendiri akan budaya anjangsana. ”

Sat hari raya Lebaran, Katarina memaparkan bahwa berkunjung ke umat Muslim, hari Waisak berkunjung ke umat Budha. Demikian juga ketika hari raya Natal, saya akan menerima tamu umat agama lain. Begitu pula yang pernah saya alami adalah bahwa mendapat kunjungan dari umat Katolik sendiri dari lingkungan lain.

Kunjungan ini dilakukan dengan cara dibagi per lingkungan di Paroki Santa Maria-Blitar. Biasanya dilakukan mulai tanggal 28 atau 29 Desember dan berlangsung selama 5 hari atau 6 hari tergantung dari jumlah lingkungan yang ada di daerah. Misalnya pada hari pertama Umat dari Lingkungan Matius akan menerima kunjungan dari umat lingkungan Markus, Lukas, Yohanes, Paulus. Pada hari kedua ganti umat Lingkungan Markus akan menerima kunjungan dari umat lingkungan lain. Demikian seterusnya kunjungan ini dilakukan mulai tanggal 28 atau 29 Desember dan berlangsung selama 5 hari atau 6 hari tergantung dari jumlah lingkungan yang ada, ungkapnya lewat message facebook.

Suasana ini sangat terasa setiap setelah selesai perayaan ekaristi. Umat tidak beranjak pulang, tetapi meluangkan waktu untuk tegur sapa melalui budaya anjangsana. Karena tujuan dari budaya ini membuat suasana guyup, relasi antara umat semakin rukun dan damai, terciptanya komunikasi yang sehat. Budaya Anjangsana waktu Natal juga sesuai dengan filsafat orang Jawa dengan istilah gupuh, lungguh, dan suguh. Ketika seseorang datang, tuan rumah senang menyambutnya dan mempersilakan untuk duduk. Baru kemudian suguhan (biasanya berupa kue-kue dan minuman). Dan merasa bahwa kedatangan tamu akan membawa berkah.

Budaya Anjangsana ini merupakan budaya yang klasik yang sedikitdemi sedikit terkikis oleh perkembangan globalisasi. Supaya tidak hilang dan terkikis, sebaiknya budaya seperti ini terus dikembangkan, dilestarikan, dan dapat dikembangkan pula di daerah lain.
Lebih dari itu yang terpenting dalam merayakan natal adalah menggunakan hati yang bersih dan suci. (asep)

Rabu, 23 Desember 2009

Blogku

Update

Satu bulan lebih, Aku tidak mengupdate blogku. Ternyata banyak yang menunggu aksiku dalam tulisan maupun di desain grafis dan teater. Saat inilah, aku mulai fokus meluangkan waktu khusus untuk update blog. Menulis, desain, dan teater itu mengasyikkan bagiku. Karena itu semua menjadi darah dagingku sampai perjuanganku di dunia ini. Isilah dirimu dengan bakat dan minatmu. Karena profesimu itu tidak jauh dari bakat dan minatmu. Jadi gali dan nikmati, apa yang menjadi jati dirimu. (asep)

Natal


KADO NATAL

Warna persiapan kedatangan Tuhan Yesus adalah suka cita. Suka cita hendaknya kita sempurnakan untuk menyambut Tuhan, bukan untuk kita sendiri, tetapi untuk orang lain yang membutuhkannya.

Siapakah sesungguhnya yang akan datang, yaitu yang memberikan terang dan damai. Yesus datang sebagai manusia dan hidup sebagai keluarga. Hal ini akan menjadi nyata kalau kita menghayati dalam keluarga kita masing-masing. Dia yang kita rindukan dan kita akan merasakan damai.

Maka pertemuan Elizabeth dan Maria adalah pertemuan yang suka cita. Mereka yang merindukan damai dalam keluarga masing-masing dan menjadi nyata saat Yesus lahir. Antara Elizabeth dan Maria hidup mereka suatu keteladanan, yaitu pelayanan terhadap sesama yang membutuhkan.

Skenario Maria menjadi ibu Tuhan dalam kitab suci. Waktu itu di rumah Elizabeth , Maria menjadi pelayan karena Elizabeth mengandung 6 bulan. Maria membantu persalinan, karena suka cita. Suka cita itu yang dibagikan kepada orang lain. Bagi siapa saja yang membagikan suka cita kepada orang lain, maka mencapai kesempurnaan. Raja damai yang dapat dinikmati sesama. Masa adven untuk memberikan hadiah. Sesuatu yang sungguh dibutuhkan oleh sesama. (e-mail)

Workshop Video Production


Asyiknya Jadi Videografer

Demi meningkatkan kreatifitas dan penyaluran ide-ide cemerlang mereka dalam pembuatan video, Agustinus Sepanca Naryanto bersama Hary, selaku pembimbing ekstrakulikuler sinematografi menggelar Workshop Video Production. Workshop ini, salah satu bagian dari program tahunan SMA Santa Maria yang diusulkan oleh Agus tinus Sepanca Naryanto, selaku pendamping pembimbing ekstrakulikuler sinematografi kepada Sr. Agatha Linda Chandra, MBA., OSU. Sebelum pergantian jabatan dari Kepala Satuan Pendidikan yang baru.

Akhirnya, program ini disetujui dan dilaksanakan pada Selasa (15/12) dan (16/12) di ruang Ursula. Diikuti oleh 22 siswa-siswi. 12 dari siswa-siswi yang tidak mengikuti ekstrakurikuler sinematografi dan 10 siswa-siswi dari anggota ekstrakurikuler sinematografi. Dengan tujuan membekali siswa-siswi dalam pengetahuan pembuatan film, news, documentary, features, dan lain-lain.

Pelatihan yang tepat, terarah dan didukung oleh instruktur yang berpengalaman, yakni Tim dari CBC Production. Diantaranya Victor Djarot-Produser dan sutradara senior, Timotius Suwardiyanto-Technical Director dan cameraman senior, Karunia Agung-editor.

Seperti yang dikatakan oleh Victor Djarot bahwa siswa-siswi memperoleh nilai tambah dan pengetahuan teori serta aplikasi dalam pembuatan media audio visual dan film. Hari pertama, siswa-siswi diajarkan tentang penguasaan kamera, editing, dan penulisan scenario. Sore harinya kira-kira pukul 14.00, siswa-siswi diberi tugas untuk membuat film dengan durai minimal 3 menit. Dan, dibagi dalam empat kelompok.

Hari kedua, Narasumber memberikan materi tentang review hari kedua dan membuat slogan untuk workshop, yakni “Berani Beda”. Dan, materi yang kedua narasumber melihat hasil film yang telah dibuatnya dari masing-masing. Ada yang membuat film dokumenter perpustakan, profil karyawan, kesedihan Ibu Suriyah, dan depresi.

Setelah semua selesai mempresentasikan hasil filmnya, narasumber juga menampilkan filmnya tentang suasana workshop video production. (asep)

Selasa, 22 Desember 2009

Perawatan Sepeda Motor


8 hal yang harus diperhatikan dalam perawatan motor


Periksa kondisi oli karena berperan penting untuk melumas komponen-komponen mesin, sperti stang seher, seher dan ring seher, kruk as dan noken as atau stang klep. Jika keberadaan minyak pelumas sudah berwarna kehitam-hitaman atau kelenturan daya lumasnya berkurang, maka sebaiknya segera diganti dengan oli yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan.

Periksa kondisi aki.
Jangan biarkan air accu melewati batas maksimum dan minimum yang akibatnya bisa mempercepat kerusakan pada sel-sel accu. Tambahkan accu pada pagi hari. Segera ganti apabila baterai atau accu sudah mulai melemah.


Periksa rantai dan gir.
Jangan biarkan rantai terlalu kendor atau terlalu kencang. Cek juga kondisi gir, jika terlalu tajam segera ganti karena jika tidak rantai bisa tiba-tiba putus.

Periksa kabel koil dan busi.
Segera ganti kabel yang kelihatannya sudah cukup umur dan terlihat banyak keretakan dan pengerasan pada kabel. Jangan lupa perhatikan keberadaaan busi karena busi sangat vital untuk sebuah mesin kendaraan.

Perhatikan selang bensin.
Jangan membiarkan kondisi selang bensin mengeras atau terjadi retakan-retakan, karena bagian dalam selang bisa jadi sudah tidak elastis dan mengakibatkan serbuk kotoran yang berasal dari selang terbawa karburator.

Panaskan mesin selama 2 menit.
Panaskan mesin sebelum motor dijalankan agar sirkulasi oli bisa melumasi seluruh bagian dalam mesin yang bergerak.

Periksa tekanan angin ban.
Jangan terlalu keras dan jangan kurang karena bisa berakibat kembang ban motor rusak.
Selalu menggunakan suku cadang asli. (Sumber: kompas)

Lomba Inovasi



Lomba Inovasi Hadir di Majalah Innovation

Lomba Inovasi Pembelajaran SMA Santa Maria yang telah digelar lima bulan lalu ini mendapat apresiasi dari Majalah Innovation. Majalah Innovation tingkatnya Nasional yang berada di Jakarta ini memberikan kehormatan atas ide lomba inovasi yang unik ini dalam menumbukembangkan kemajuan SMA Santa Maria.
Dengan tujuan memotivasi siswa-siswi untuk lebih tekun dan lebih senang belajar dan menjadi lebih kritis, kreatif dan inovatif dalam mengemukakan pendapat maupun menyampaikan suatu gagasan.

Sehingga memacu pola pikir kritis dan kreatif untuk menghasilkan gagasan-gagasan inovatif yang berguna bagi perbaikan kegiatan belajar mengajar. Hasil dari lomba ini diharapkan menghasilkan metode-metode atau sarana pembelajaran yang dapat membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih asyik dan dapat membangun gairah siswa untuk menekuni pelajaran tertentu.

Semoga dengan adanya lomba inovasi ini dapat memacu komunitas sekolah Ursulin sebagai contoh pengembangan proses belajar mengajar di dalam kelas. Sehingga tidak terpaku sosok guru, kalau mengajarnya menggunakan metode pengajaran satu arah. Tetapi pandai dan pintar memahami kondisi dan situasi kelas.

Dan, kita sebagai civitas SMA Santa Maria patut bersyukur atas campur tangan Komunitas Peduli Santa Maria. Atas dukungannya selama proses lomba inovasi berlangsung. Terutama kepada Herry Wanta Wijaya sebagai pencetus ide kreatifnya. Viva SMA Santa Maria. (asep)
ilustrasi : diambil dari www.image.google.com

Senin, 21 Desember 2009

Gaungkan Damai Natal


Kunang-Kunang Kuning, Pancarkan DamaiNya

”Jadikan kami anak-anakMu yang taqwa agar dengan hati sedia dan sukacita mendengar, menyimpan, dan mengerjakan sabda bahagiaMu semua sebagai warta nyata dari hidup yang tak sia-sia. Karena Sang Juru Selamat telah lahir kembali di hati kita untuk wartakan Damai Natal.”

Selepas merayakan masa adven, yakni penantian Sang Juru Selamat. Dengan hadirNya Sang Juru Selamat ke dunia ini, umat Katolik mulai mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya Sang Juru Selamat. Mulai dari menghias gereja sampai memberikan fasilitas tambahan untuk kenyamanan umat Katolik dengan mendirikan tenda-tenda di sekeliling gereja.

Tidak hanya itu, dua Minggu sebelumnya. Di mall telah banyak memyuguhkan berbagai ornamen dan pernak-pernik Natal. Seperti di Sutos telah berdiri indah pohon Natal setinggi 9 meter lengkap dengan hiasan Natal. Bahkan di Perpustakaan UK Petra membuat pohon natal dengan isu sosial untuk mengajak seluruh umat kristiani mencintai budaya bangsa, yakni batik. Pohon natal bermotif batik didesain oleh Ibu Titin. Bahkan di gereja-gereja kristen berlomba-lomba membuat pohon natal terunik, yakni pohon natal dari tempat kukusan nasi dan dari payung. Begitu pula yang dilakukan oleh pihak mall, Golden City yang terkenal dengan sebutan GOCI. Di GOCI juga membuat replik pohon natal sampai 8 meter. Replika pohon natal ini dari 3.600 bungkus kerupuk dengan tujuh macam rasa. 1 bungkusnya terdapat 15 kerupuk. Totalnya 54.000 kerupuk. Replikasi pohon natal tercatat dalam Museum Rekor Indonesia ke 4.045. Dan, kerupuknya rencananya akan dibagikan tanggal 27 Desember nanti, Jawa Pos, Senin (21/12).

Lain halnya, seperti tahun lalu di gereja katolik Hati Kudus Yesus membuat kandang tempat lahirnya, Sang Juru Selamat di penderitaan masyarakat korban lumpur Lapindo. Tahun ini, Gereja Katolik Hati Kudus Yesus membuat kandangnya. Di latar belakangi dengan suasana kota penuh gedung bertingkat. Dan, kandang domba dikombinasi dengan selendang Batik, Rabu (23/12).

Itulah sambutan dari umat kristen dan kristiani. Itulah sambutnya!, Atau hanya sekedar merayakan begitu saja, sehingga nafas dari Natal hanya sekedar perayaan keagungan. Mari kita cerna bersama, semenjak Adven keempat, penulis mulai memantau persiapan Natal 2009. Natal 2009 kesannya biasa saja, tidak ada yang istimewa di hati kita.

Ataukah, kita ikut berlomba-berlomba memberikan yang terbaik untuk Sang Juru Selamat melalui pohon Natal ataupun kandang. Kadang kita terlena pada persiapan yang begitu indah, tetapi hati kita belum siap menerima kedatangNya. Karena mungkin, kita belum berani mengatakan komitmen kita untuk menyambut Natal tahun ini. Apa yang ingin kuberikan kepadaNya?, sebagai umat yang peduli pada sesamanya.

Saat ini yang kita butuhkan bukan hanya sekedar trend dan unik di kasat mata Tetapi bagaimana kita mempersiapkan iman kita untuk menyambutnya?. Sehingga kita mau memberikan cinta kita kepadaNya melalui perbuatan kita untuk sesama.

Karena makna dan arti, kenapa Sang Juru Selamat lahir di kandang domba itu untuk memperjuangkan nasib kaum papa dari marginalisasi. Sehingga mereka tidak dianggap rendah oleh kita yang mampu. Mereka juga sama dengan kita mempunyai derajat, martabat, dan harkat yang sama.


Bercermin Diri
Nantinya, kita akan merayakan malam Natal tepat di tanggal 24 Desember. Ketika kita masuk di gereja, kita tidak disambut oleh penerima tamu yang memakai baju rapi. Tetapi, sambutan ini malah berada di kaum papa yang sedang meminta-minta haknya. Untuk membeli sesuap nasi atau bahkan yang lainnya. Pedulikah Anda dengan hal ini. Janganlah hanya sibuk dengan baju kita yang baru. Bahkan baju barunya, baru setengah jadi sudah dipakai Karena hanya sampai di pusar.

Lihatlah, kita dibutuhkan oleh mereka untuk menyatukan harapannya dengan berbagi damai Natal. Gaungkan damai Natal dengan membuka topeng dan mata hati kita untuk mereka. Dan, rayakan dan tanamkanlah lagu malam kudus di dalam dada dan hati kita. Karena lagu ini maknanya dalam sekali. Mari maknai damai Natal ini dengan mengimani perbuatan kita dengan cinta kasihNya melalui damai Natal. Dan, jadilah kunang-kunang kuning melalui langkah-langkah terang bintang yang menuntun para majus. (asep)
Ilustrasi 1 : www.image.google.com
Ilustrasi 2: bidikan sendiri.

Peringatan Hari Anti-Korupsi Sedunia, 9 Desember

KORUPSI DI MASYARAKAT KITA

INDONESIA SEHAT LAWAN KORUPSI, BUDAYAKAN MALU KORUPSI!, "koruptor lebih kejam dari penjajah". Mendukung cita-cita mulia ini dengan pasukan doa. Indonesia harus bersih. Satu suara dari tiap-tiap orang untuk perubahan. Perjuangan bangsa Indonesia sekarang bukan lagi merdeka atau mati, tetapi : INDONESIA HARUS BERUBAH ATAU PUNAH!!

Sungguh memprihatinkan, negara Indonesia mempunyai masyarakat yang religius tetapi banyak korupsi. Gereja setiap ada ibadah penuh, Masjid juga penuh, tetapi korupsi jalan terus. Ini karena ajaran agama salah dihayati. Korupsi adalah penyakit yang ditimbulkan oleh pemisahan ajaran agama dari perilaku keseharian manusia. Memang, korupsi bisa saja dilakukan semua orang baik yang beragama maupun yang tidak beragama, tetapi ajaran-ajaran agama dengan jelas mengajarkan moralitas yang baik, dengan jelas pula meng-haram-kan praktek-praktek korupsi, mencuri dan sejenisnya. China, negara komunis juga pernah menderita akibat praktek korusi, namun semenjak PM Zhu Rong Zi menjabat, ditegakkan suatu hukum yang ketat untuk membasmi korupsi. Bahkan dengan tegas, ia mengatakan kalau saja ada yang bisa membuktikan dia korupsi, dia bersedia dihukum mati. Dan dengan kejelasan hukum itu menjadi salah-satu tonggak kemajuan The New Modern China saat ini.Korupsi adalah merupakan masalah yang kompleks. Ia berakar dan bercabang di seluruh masyarakat. Entah di organisasi yang berorientasi keagamaan maupun sekuler.

Dalam arti luas, korupsi mencakup praktek penyalahgunaan kekuasaan dan pengaruh. Bentuk korupsi yang paling umum adalah “nilep dana”. Mencuri (menilep) uang kas, mark-up dana proyek dsb. Hal tersebut sudah biasa dilakukan di negara kita ini. Dan dimata internasional negara ini tidak bisa mengelak bahwa Indonesia termasuk negara yang terkorup nomor sekian. Tidak ada bidang kehidupan di negara ini yang belum tercemar virus korupsi jenis ini, baik yang kecil maupun yang besar.Belum lagi model korupsi yang sifatnya “suap” atau “sogok” yaitu memberi sesuatu kepada pejabat agar ia melakukan sesuatu yang sebenarnya wajib dilakukannya secara cuma-cuma. Pemberian itu tidak terbatas pada uang, tetapi bisa berbentuk mobil, tanah, perhiasan, rumah, seks, makanan dan minuman, emas, batu mulia, saham, dll. Umumnya yang dihargai oleh si pejabat.

Suap semacam ini lazim oleh orang Jepang disebut “peanut”, artinya peanut (kacang) itu kecil nilainya, yang sebenarnya tidak layak jika dibanding dengan dampak yang diderita negara/rakyat secara keseluruhan.Pembenaran suap beragam coraknya. Ada yang berpendapat bahwa suap itu sebenarnya sekadar hadiah di antara kawan, sebagai balasan atas kemurah-hatian yang tidak ada hubungan dengan jabatan si penerima. Bahwa hal-hal itu merupakan imbalan pengganti tenaga dan pikiran yang telah diberikan oleh si pejabat. Azas timbal-balik adalah norma dasar yang dianuti setiap kebudayaan di sepanjang masa. Lazimnya, penerima hadiah merasa berhutang pada pemberi hadiah. Menolak hadiah, atau menerima hadiah tetapi kemudian tidak membalas dianggap sikap permusuhan. Namun demikian memberi hadiah kepada seorang pejabat tinggi juga dinilai negatif, yaitu sebagai upaya menjilat, menjalin hubungan, atau mempengaruhi. Seorang penguasa yang menerima sogokan dan tidak membalasnya dengan jasa, dianggap tidak bijaksana, dan tidak adil. Ada sementara anggapan bahwa sogok atau suap baru dianggap tidak bermoral apabila ia disoroti dan dikecam oleh masyarakat luas. Bila tidak terjadi pengecaman, maka suap cuma dianggap sebagai cara yang praktis untuk memperoleh tanggapan positif atas suatu permohonan dan upaya untuk memuluskan suatu usaha tertentu.

Kasus yang terkenal pada jaman Yesus ini adalah "suap" kepada Yudas Iskariot, ia menerima 30 keping uang perak untuk harga seorang Mesias. Meskipun pada waktu itu istilah suap mungkin belum muncul, tetapi inilah salah satu model suap. Dan kemudian penerima suap melakukan sesuatu seperti yang diingini oleh pemberi suap. Transaksi ini mirip dengan jual-beli. Penegakan moral anti-suap jarang terjadi. Yang terjadi hanya sekedar kasak-kusuk pembicaraan atau gossip, di negara ini belum ada rujukan Hukum yang pasti mengenai suap ini. Yang dikecam adalah yang menerima suap, sedangkan yang memberi suap bebas dari kutukan masyarakat. Hal biasanya terjadi ialah seorang penyuap akan kecewa tatkala penerima suap tidak melakukan sesuai yang dikehendakinya.

KORUPSI – MENCURI
Akibat korupsi, hanya akan ada kekacauan hukum dan kekerasan, karena orang menjadi ‘serigala’ bagi sesamanya, karena orang mau menjajah sesama warga masyarakat atau warga negara lainnya. Praktek-praktek korupsi yang kita jumpai di negara ini adalah justru dilakukan oleh orang-orang yang terpilih untuk mengemban amanat rakyat (wakil-wakil rakyat) dan para pejabat. Praktek ini telah begitu mewabah dan mungkin sudah menjadi tradisi di hampir seluruh lapisan masyarakat yang memegang jabatan. Korupsi bisa disamakan dengan mencuri, karena mereka telah mengambil sesuatu yang bukan haknya.

Indonesia adalah negara yang berketuhanan, dan setiap agama tidak pernah mengajarkan umatnya untuk melakukan hal ini. Dengan demikian memberantas korupsi menjadi tugas seluruh lapisan masyarakat termasuk kaum agamawan yang selama ini dianggap umat masyarakat mempunyai otoritas memberikan pengajaran dan teladan bagi umat. Keadaan sekarang menuntut mereka untuk tidak hanya sekedar menyampaikan hal-hal bersifat ritualistik tetapi penting para pembina rohani itu mengajar dalam bentuk dorongan moral. Paradigma lama yang menganggap pemberantasan korupsi tidak terlalu penting harus segera diubah.

Melalui keyakinan bahwa memberantas korupsi menjadi jihad/ perang rohani/ perang moral dan perlu diterapkan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat aktif. Negara ini sudah terlalu lama menderita, rakyat berharap negara ini maju, yaitu rakyat bebas dari segala penderitaan dan dapat menikmati kesejahteraan. Sayangnya, justru penderitaannya diteruskan karena cita-cita bangsa dengan segala aspirasinya dikorupsi oleh kelompok bangsanya sendiri.

KORUPSI DALAM GEREJA
Yang menarik adalah bahwa korupsi atau penyalahgunaan dana yang bukan haknya terjadi pula dalam dunia "suci" seperti dana urusan naik haji di Depag, misalnya. Ada pepatah yang mengatakan bahwa "Kekuasaan cenderung korup, kekuasaan mutlak selalu korup!" Keadaan semacam itu terjadi juga dalam sejarah gereja. Ketika Kaisar Constantine memeluk agama Kristen, kemudian Istitusi Gereja dan Imperium Romawi menyatu dan kekuasaan Gereja Katolik Roma mulai menggusur bentuk-bentuk kekuasaan yang lain. Pada saat itu pula praktek suap mulai berbentuk jual-beli jabatan gereja. Transaksi jual-beli kedudukan dalam birokrasi gereja atau simoni tak tersentuh hukum.

Mereka menganggap hukuman hanya diberikan di akhirat. Di dunia, seorang yang bersalah paling sial hanya diusir dari gereja, atau dipecat dari jabatannya. Pada saat itu pula terjadi jual-beli surat pengampunan dosa yang merajalela. Praktek yang menyebar pesat ini merupakan sumber penghasilan gereja yang amat penting.Bahwa ada bagian dari Yudas Iskariot dalam setiap pribadi kita umat Allah, mungkin diantara Anda tidak setuju dengan pendapat ini. Tetapi mari kita pelajari karakter Yudas ini yang dikenal sebagai salah-satu murid Yesus yang memegang uang-kas pelayanan Yesus bersama murid-muridNya. Alkitab dengan jelas menulis bahwa ia adalah seorang pencuri, yakni ”….. karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.” Yohanes 12:6.

Berapapun besarnya kekuasaan/wewenang atau seberapa terbatasnya kekuasaan, korupsi adalah salah satu penyalahgunaan kekuasaan. Yudas diberi wewenang untuk mengelola uang kas, dan ia menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya. Yudas dipanggil Yesus untuk menjadi muridNya, tetapi kedekatannya dengan Yesus tidak juga membawanya menjadi baik, karena memang ia sengaja menjauhkan dirinya daripada mengikuti teladan-teladan yang diajarkan Yesus. Yudas membawa-bawa uang kas, itu sama dengan Anda dan saya, bukan?. Kita diberi berkat dari Allah secara materi, namun apakah kita lebih mencintai harta daripada Tuhan sendiri, sehingga kita mungkin mempunyai kecenderungan menjadi pencuri seperti Yudas. Yang kita jumpai sekarang ini, betapa banyak Hamba Tuhan yang menyarankan umatnya untuk setia memberi persembahan, membayar perpuluhan rutin dan menyantuni orang miskin, namun pada akhirnya justru mereka para penghimpun dana gereja ini jatuh dalam dosa ‘pencurian’ terhadap uang kas gereja.

Bahkan tidak jarang uang persembahan itu menjadi asset pribadi. Mereka menghimpun dana diakonia dari umatnya, tetapi giliran ada umatnya/orang miskin/orang sakit yang butuh disantuni, mereka akan berdalih banyak-banyak dengan menggunakan strategi birokrasi gereja yang bertele-tele, padahal dana diakonia itu dipersembahkan para umatnya dengan hati yang tulus. Bukankah ini sering kita temui?

Memang, Tuhan memandang perlu akan pentingnya uang untuk pelayanan, dan setiap hamba Tuhan yang melayani umatnya berhak mendapatkan upahnya (1 Korintus 9:9-14). Tetapi tidak sedikit para pelayan Tuhan ini terjangkit penyakit "cinta uang" dan itu jahat dimata Tuhan (Roma 16:17-19).

Mengapa korupsi juga melanda gereja?
Ada permasalahan teologis terletak di sini, yaitu gereja secara keseluruhan belum memberi pemahaman yang alkitabiah tentang Salib. Pengertian Salib ialah Yesus yang menderita untuk keselamatan ciptaan-Nya. Orang yang bersedia menderita dengan tidak mengikut cara duniawi untuk memperoleh kehidupan “layak, mewah, dan serba wah” itulah hidup dalam Salib. Salib berarti menderita. Untuk mencapai kepuasan di dunia, kita tidak mengikuti arus duniawi.

Korupsi, jelas merupakan tindakan yang menanggalkan dan membuang jauh penghayatan kita tentang Salib. Sebab kebahagiaan/ kepuasan tidak dapat terpenuhi hanya dari segi materi saja.Tuhan Yesus sudah memberi teladan bagi kita, bagaimana hidup yang berarti bagi orang lain yaitu melalui jalan salib untuk mana kitapun diundang mengikutinya. Yesus Kristus dalam pengajaranNya yang sangat terkenal Kotbah di Bukit menyatakan "Berbahagialah orang yang menderita oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga." (Matius 5:10).

Tindak korupsi, apalagi yang dilakukan di dalam lingkungan gereja oleh para hamba Tuhan, itu jelas bukan suatu pengabaran tentang Injil Salib!.* Ibrani 13:5"Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman:”Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

PENANGGULANGAN KORUPSI
Muncul ide dari beberapa pakar agar budaya korupsi itu pelan-pelan dihilangkan lewat pendidikan. Mungkinkah? Apakah pendidikan kita dapat menjadi sarana untuk menekankan nilai "anti korupsi" pada orang-orang kita?Romo Magnis pernah berpendapat bahwa agama telah gagal menjadi pembendung moral bangsa dalam mencegah korupsi karena perilaku masyarakat yang memeluk agama itu sendiri. Mereka mengangap bahwa agama hanya berkutat pada masalah bagaimana cara beribadah saja, sehingga agama nyaris tidak berfungsi dalam memainkan peran sosial. Karena perannya tidak berarti, pesan-pesan/ajaran-ajaran agama hanya sebatas seruan saja. Karena hanya sebatas seruan saja, agama tidak memiliki pengaruh apapun terhadap persoalan korupsi.

Semestinya agama/gereja bisa memainkan peran yang lebih besar dalam konteks kehidupan sosial dibanding institusi lainnya. Sebab agama mempunyai korelasi atau hubungan emosional dengan para pemeluknya. Jika diterapkan dengan benar, maka kekuatan relasi emosional yang dimiliki agama bisa menyadarkan umat, bahwa korupsi bisa membawa dampak yang sangat buruk. Dampak itu bukan saja kepada kondisi masyarakat, bangsa dan negara saja, tetapi terlebih kepada beban rohani setiap pemeluknya dimana mereka harus mempertanggung-jawabkan dosa itu kepada Tuhan.

Selain itu Romo Magnis berpendapat bahwa, mesti pula diciptakan opini publik bahwa korupsi tidak sejalan dengan misi agama. Korupsi berdampak buruk dilihat dari sudut pandang ajaran agama. Dengan demikian kiranya opini tersebut dapat mempengaruhi keberanian para politisi dalam memungkinkan terjadinya korupsi.Kita perlu seorang pemimpin atau politisi yang mempunyai komitmen anti korupsi dan menciptakan hukum yang jelas terhadap tindak korupsi apapun, seperti mantan Perdana Mentri China Mr. Zhu Rong Zi, tetapi beliau ini sampai sekarang sepertinya masih komunis (atheis).

Nah, di saat inilah yang tepat untuk bercermin bahwa dengan hadirnya. Sang Juru Selamat hendak mau dan harus mengikuti ajaranNya yang mau menolak dan berkata tidak pada korupsi. Korupsi bukan hanya dosa, tetapi mematikan diri sendiri. Dengan Natal ini, mari umat kristen dan kristiani seluruh dunia serukan Damai Natal dengan mengadakan aksi sosial melalui kata-kata : Tolak Korupsi dari hati kita, serukan DamaiNya dengan menyantuni sesama kita yang membutuhkan, yakni rakyat sendiri. MALU, seorang pemimpin yang korupsi. Kalau tidak malu berarti tidak mempunyai kemaluan. (artikel ini kiriman dari my friend by email yang telah aku edit)

Kamis, 15 Oktober 2009

Gelar Deja Vs SanMar!


Journalist SanMar is the Best


Gelar Deja Vs SanMar! Itulah gegap gempita judul pemberitaan di media harian ternama-Jawa Pos. Karena Tim Jurnalis SanMar meraih tahta terhormat di ajang paling bergengsi Journalist Competition Honda Deteksi Basketball League (DBL), akhir Agustus 2009 lalu.


Tahun ini, tim jurnalis SMA SanMar-julukan ­SMA Santa Maria berhasil mempertahankan gelar juaranya. Sungguh, ini torehan prestasi yang amat manis. Terkhusus, bagi Kejora Ambar Sukma (penulis) dan Dinni Kharisma (fotografer), yang telah bersaing sengit bersama 60 jurnalis dan fotografer terbaik se-Jatim yang merupakan perwakilan dari masing-­masing SMA-nya.


"Awalnya, sih sempat masih ragu untuk bisa menang atau tidak. Melihat saingannya yang begitu berat-berat. Rasa minder sempat muncul juga. Namun, untunglah kami berdua kompak abis. Saling mengisi dan melengkapi. Dan, puji Tuhan, akhirnya kami bisa mempertahankan gelar juara," kata Kejora blak-blakan.


Tak puas hanya meraih gelar number one, tahun ini gayung keberuntungan juga memayungi Dinni Kharisma yang berhasil menyabet pula gelar Best Photographer. Banyak pengalaman unik yang telah dialami cewek kelas XII IS 3 ini untuk mendapatkan momen-momen istimewa yang berhasil dibidik lewat jepretan kameranya.


"Untuk membidik dan mendapatkan foto­-foto yang baik dan eye-catching, aku harus rela setiap hari ke DBL Arena. Kena bola nyasar sudah menjadi makananku setiap hari. Setiap ada bola yang mengarah ke aku, yang pertama kali kuselamatkan adalah kameraku duluan. Meski selepas itu, baru aku terkena bola muntah yang menimpa badanku. Muka terkena bola sih tidak masalah. Asal, jangan kameraku. Soalnya, kameraku kan mahal, he.. he.. he..," ujar Dinni sembari tertawa lebar.


”Menyinggung soal perasaannya ketika menang, kedua dara ini mengaku sangat happy sekali. "Yah, senang sekali dan rasanya semuanya terbayar lunas. Semua yang kami perjuangkan selama satu bulan rasanya tidak sia-sia.”


Sudah banyak pengorbanan yang kami lakukan. Mulai dari rasa lelah yang luar biasa, sempat tertinggal dalam pelajaran di kelas, hingga terkadang "diomelin" orangtua karena sering pulang larut malam. Namun, sekali lagi, semuanya itu terbayar tunas. Waduh, lega sekali dan benar-benar menjadi kenangan yang sangat indah dan tak mungkin terlupakan seumur hidup.


Tak lupa, kami ucapkan terima kasih buat Pak Pras (pembina, red) yang begitu ciamik dalam membimbing kami. Kami berharap tahun depan jurnalis SanMara kan terus berprestasi dan selalu mempertahan­kan gelarnya," ungkap Kejora dan Dini kompak dan penuh optimisme. (Keke, frp)

Selasa, 13 Oktober 2009

UKM Musik ITATS


Galang Solidaritas Gempa Padang

Gempa berkekuatan 7,9 skala Richter di Padang-Sumatera Barat. Dan, melulu-lantakkan kota Padang dan menelan korban ribuan warga Padang.”

Seperti yang diberitakan oleh media Republika, Senin (12/10). Gempa mengakibatkan sekitar ribuan meninggal di Padang, dan Padang Pariaman. Gempa juga mengakibatkan sebanyak 135.100 rumah warga rusak berat, 62.772 rusak sedang, dan 66.585 rusak ringan.

Membuat hati UKM Musik ITATS bergerak untuk menggalang dana. Dengan begitu Selasa sore (13/10), saat mau memasuki lahan parkir ITATS. Terjadi kemacetan panjang mulai dari jalan Arief Rahman Hakim. Dikarenakan UKM Musik dan beberapa relawan solidaritas gempa menggalang dana untuk bencana alam, yakni gempa di Padang-Sumatera Barat.

Lokasi penggalang dana ini di depan lahan parkir ITATS, tepat di depan pagar. Dengan memasang tenda kecil, UKM Musik mengadakan musik amal bertajuk ”Indonesia Menangis Lagi”.

Sejak tadi pagi hingga malam ini, mereka mengelar musik amal. Di jalan mereka juga membentangkan poster dan membawa kotak dana yang berasal dari kardus air mineral, mie instan.

Perlu diketahui, bahwa saat ini warga Padang tidak hanya membutuhkan sembako dan obat-obatan. Tetapi fasilitas umum, seperti listrik, PDAM, tenda, dan MCK. Dan, untuk kelangsungan hidup dan cita-cita anak-anak Padang, yakni Pendidikan.

Mulai dari gedung, peralatan, dan kebutuhan sekolah. Hal ini telah dilakukan penyanyi kondang kita, yakni Iwan Fals. Menggelar musik amal untuk kebutuhan pendidikan anak-anak Padang. (asep)
Ilustrasi foto : indonesiaberprestasi.web.id
caption : Memandang runtuhnya gedung sekolah, rumah warga, dan ruko.

Wisata Kuliner ala Suroboyo

Es Kacang Ijo, Rasa Kelapa Muda

Melintasi jalan arah Pasar Atom, pasar tradisional sejak kolonial Belanda ini. Terdapat sajian yang menyegarkan dahaga. Sajian tersebut, lain tidak lain es kacang ijo rasa kelapa muda.

Es kacang ijo rasa kelapa muda milik Mursidi terletak di jalan Waspada samping Pasar Atom. Terpampang jelas spanduknya yang bertuliskan ”Es Kacang Ijo-Goyang Lidah dengan slogan ISTIMEWA."

Es kepala muda milik Mursidi ini bukanya sekitar jam tujuh malam. Dengan wajah penuh canda, Mursidi selalu bergurau dengan pelanggannya sambil mengaduk es kacang ijo penuh kekuatan supaya biar rata adonannnya, kata Mursidi.

Mursidi pada saat berjualan dibantu dua orang teman. Satu orang teman bertugas memberikan es batu yang sudah dipasrah, kemudian satu orang lagi bertugas memberikan kepada pelanggan.

Seperti yang dituturkan Ivons, pelanggan asal Krembangan ini es kacang ijo ini segar, dan gurih. Apalagi ada kelapa mudanya. Saya tambah semangat dan lahap merasakan es kacang ijo. Jadi makyus, tiru Bondan, tutur Ivons.

Paling enak itu, kita minum pada saat pulang kerja. Wah, tambah wenak pol! Dan, harganya terjangkau untuk kalangan masyarakat Surabaya maupun luar Surabaya, yakni 5.000 rupiah, tambahnya. (asep.)
Ilustrasi foto : images.google.co.id
Caption : MURSIDI bersama grobak barunya.

Senin, 12 Oktober 2009

Pameran Pendidikan 2009


Dimeriahkan Lomba Konstruksi Jembata dan Warung Alumni

Seperti yang dikatakan Kepala Satuan Pendidikan, Ir. Marceline Prophylia mengatakan pameran pendidikan ini, salah satu kegiatan rutin yang diadakan setahun sekali di SMA Santa Maria. Dan, kegiatan ini tidak kali pertama diselenggarakan oleh panitia. Tetapi kegiatan ini telah terselenggara enam kali sampai tahun 2009 ini, kata Kepala Satuan Pendidikan.


Kegiatan ini bertajuk ”Membangun Profesionalisme Generasi Muda”. Dan, setiap tahun kegiatan ini berbeda-beda. Tahun 2008, Panitia menyelenggarakan lomba robot Lego di ruang Romana untuk tingkat SMP se-Surabaya. Ketuanya Drs. I Ketut Samudra.


Untuk kali ini dimeriahkan dengan lomba kontruksi jembatan dan warung alumni. Sebelumnya melangkah keselanjutnya, pameran pendidikan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa-siswi dalam menggali informasi terkini tentang pendidikan lanjut. Sehingga siswa-siswi tidak gegabah dalam menentukan masa depan, terang Prophylia.


Tidak hanya itu, sebelum pameran pendidikan. Panitia menyelenggarakan presentasi untuk universitas atau institut yang telah mendaftarkan diri kepada panitia, Jumat (9/10). Diantaranya Widya Mandala, Maranatha Bandung, Duta Wacana Jogya, UPH, Ciputra, London School, Ubaya, UK Petra, dan Parahyangan.


A.F. Yoke Aprilina W., S.Pd, Koordinator Bimbingan Konseling mengungkapkan masing-masing universitas atau institut menjelaskan keberadaan dan keunggulannya selama empat puluh menit.


Keesokkan harinya, Sabtu (10/10) masing-masing peserta memamerkan produk unggulannya dihadapan siswa-siswi, orang tua atau wali, dan alumni, ungkap Yoke.


Sekitar pukul 08.00 wib, pameran pendidikan diawali dengan karawitan kontemporer, modern dance, tari tradisional-lenggang Surabaya, pelepasan burung, dan penguntingan pita.


Pelepasan burung dan penguntingan pita, masing-masing dilakukan oleh Bagus Novianto W, S.Pd. selaku ketua panitia. Dan, penguntingan pita dilakukan oleh M. Prophylia di bawah tangga menuju ruang guru.


Pertanda pameran pendidikan pun dimulai. Menuju ruang Romana terdapat warung alumni. Menurut FX. Rudy Prasetya S.S. mengatakan warung alumni ini menyediakan berbagai pengalaman dalam dunia kampus mulai dari jurusan teknik pertanian, kedokteran umum, psikologi, teknik informatika, ekonomi manajemen, perhotelan, desain komunikasi visual, dan fotografi.


Bentuk dari warung alumni didesain persegi. Hingga siswa-siswi SMA Santa Maria dengan bebas bertanya sesuai minat dan bakatnya. Nantinya pilihan, siswa-siswi tidak keliru jurusan. Karena sudah mempunyai bayangan ke depannya untuk memilih jurusan dan fakultas yang tepat, kata Pras, Humas SMA Santa Maria


Seperti yang dituturkan Petrina Joyowiguna, siswi kelas XII IPA 2 bahwa dia menginginkan untuk memilih kuliah di fakultas kedokteran. Maka, sejak kelas X dia memilih program IPA dan menyukai mata pelajaran Biologi, tutur Petrina.


Lanjut, menuju bangsal pameran pendidikan diwarnai dengan buku murah. Buku murah dijual 5.000 rupiah untuk buku tipis dan 10.000 rupiah untuk buku tebal. Di sampingnya buku murah ada lomba konstruksi jembatan.


Ketua Panitia selaku guru Fisika ini menuturkan lomba konstruksi jembatan bagian dari mata pelajaran Fisika, yakni vektor. Untuk mengetahui vektor harus diketahui terlebih dahulu masa beban dan jembatan itu sendiri.


Pengetesan konstruksi jembatan ini, awal mula dilakukan penimbangan konstruksi jembatan itu sendiri. Setelah diketahui berat, beberapa siswa mulai mencobanya dengan memberikan beban kepada jembatan tersebut. Dengan paving mulai dari 2 kg sampai 80 kg. Sampai berapa kuatnya konstruksi jembatan tersebut. Untuk menyagahnya, panitia menyediakan penyagah untuk meletak jembatan, tutur ketua panitia.


Ketua Panitia menambahkan konstruksi jembatan ini tidak menggunakan paku, melainkan lem. Dan, bahan kayunya sederhana. Kalau kita benar-benar membuat konstruksi jembatan, bahan kayunya memakai kayu Balsa. Kayu Balsa ini terdapat di Amerika. Harganya lebih mahal.


"Informasi ini didapatkan dari UK Petra pada saat studi banding. Tapi sebenarnya bahan kayunya tidak harus dari negara adhi kuasa. Kita bisa mencari kayu selevel dengan jenis kayu Balsa,” terang Bagus.


Selepas menuju bangsal, di setiap ruang kelas mulai dari kelas X dan kelas XII terdapat 26 stan dari perguruan tinggi. Dan, dipendopo terdapat bazar aneka makanan dan minum. Mulai dari soto, bakso, sate, nasi campur sampai air mineral. Alat pembayarannya tidak menggunakan uang, melainkan kupon menu. (asep)

Ilustrasi foto : suarasurabaya.net
Capation :
SEORANG siswa sedang menimbang masa jembatan.

Dies Natalis STIKOMP


SHISCO 2009, Aduh Kreatifitas dan Inovasi

STIKOMP, salah satunya sekolah tinggi komputer di Surabaya yang terletak di sebelah timur kota Surabaya. Kawasan perumahan pondok Nirvana-Wonorejo. Tepatnya di Kedung Baruk.

Menurut versi media-Tempo, STIKOMP merupakan 10 perguruan tinggi terbaik di Surabaya mapun Jawa Timur. Data tersebut, penulis dapatkan saat berada di kamar kecil. Tertempel di dinding dekat wastafel, lantai 9, Sabtu lalu (10/10).

“Menyambut 26 tahun, Dies Natalis STIKOMP. STIKOMP menggelar lomba besar-besaran. Lomba ini dikemas dalam Stikomp Surabaya High School Competition (SHISCO 2009).”

Berbagai jenis lomba diadakan di STIKOMP. Diantaranya English Rally, Film Indie, Aplikasi Akuntasi, Wiring, Desain Blog, Fashion, Desain Packaging, Desain Poster, Line Tracer, Robot Sumo, dan Logika & Pemrograman.

SHISCO 2009 tingkatannya tidak hanya Surabaya. Tetapi tingkatnya Jawa Timur. Menggundang peminat tersendiri, hingga membuat Sekolah Menengah Atas sangat antusias untuk mendaftarkan diri. Kurang lebih 30an peserta dari berbagai daerah berpartisipasi dalam SHISCO 2009. Diantaranya Mojokerto, Bangil, Gresik, Madiun, Malang, Jember, Lombang, dan Surabaya sendiri.

SHISCO 2009 ini mengawalinya dengan pembekalan peserta. Dengan dikemas dalam workshop sekaligus teknikel Meeting (TM) pertama. Workshop diadakan awal September mulai tanggal 8 September sampai 10 September 2009.

Lanjut, setelah workshop-lomba Film Indie, Desain Blog, Fashion, Desain Packaging, dan Desain Poster. Panitia meminta hasil karya yang dikonsep dan dibuat di rumah atau di sekolah. Dan, pengumpulannya tanggal 30 September 2009 dengan deadline paling lambat jam 12.00 waktu bagian STIKOM.

Setelah pengumpulan hasil karya, peserta SHISCO 2009 ini dikumpulkan dalam TM, tanggal 5 Oktober 2009 di lantai 9. Untuk persiapan babak penyisihan dan semi final. Babak penyisihan dan semifinal, panitia SHISCO melaksanakannya di area gedung STIKOM mulai dari lantai 1 sampai 9.

Hari terakhir, SHISCO 2009 digelar fashion di audit STIKOM. Dan, puncak acaranya berada di lantai 9 dengan menggelar robot SUMO dan Line Tracer. Usai, kedua jenis lomba tersebut, panitia dengan sigap memberikan semangat kepada para peserta. Sebentar lagi piala-piala ini akan mempunyai empunya, seru MC di mata para peserta.

Sebelum pengumuman pemenang, MC menyuguhkan Perkusi Dotnet. Perkusi ini tidak menggunakan alat yang begitu canggih. Tetapi mereka sangat kreatif dengan menggunakan peralatan bekas. Diantaranya tong sampah, panci, dan galon air mineral.

Tiba saatnya, pemenang diumumkan oleh panitia SHISCO 2009. Dan, pemenangnya mendominasi dari SMK Negeri 1, Surabaya. (asep)
Ilustrasi diambil dari images.google.co.id

Jumat, 09 Oktober 2009

Oase

Mendengarkan Cinta

Manusia memang makhluk rumit. Dan suka aneh sendiri. Hal-hal yang pingin kita omongin,
atau yang harus kita bilang, justru malah nggak pernah kita ungkap.
Parahnya lagi, kita terbiasa pake simbol-simbol atau kata-kata lain buat nunjukin arti sebenernya, seringnya maksud kita itu jadi nggak terkomunikasikan dan bikin orang lain ngerasa bete, nggak disayang, nggak dihargai.

Iya sih, ada saat-saat kita ngerasa nggak nyaman mengekspresikan cinta yang kita rasa. Karena takut mempermalukan orang lain, atau diri kita sendiri, kita ragu buat bilang, "I love you". Jadinya, kita menyampaikan perasaan itu lewat kata-kata yang lain; "jaga diri baik-baik", "belajar yang bener","hati-hati di jalan", "jangan ngebut", "jangan lupa makan".

Tapi sebenernya, itu cuma opsi-opsi lain dari perkataan yang sesungguhnya; "saya sayang kamu", "saya peduli sama kamu", "kamu sangat berarti buat saya", "saya nggak mau kamu terluka".

So, nggak ada salahnya kita coba MENDENGARKAN CINTA lewat kalimat-kalimat yang dikatakan orang lain. Ungkapan eksplisit itu penting, tapi bagaimana kita mengungkapkannya bisa jadi jauh lebih penting. Setiap pelukan bermakna cinta meski kata-kata yang keluar sangat berbeda. Setiap perhatian yang diberikan orang lain menyimpan cinta walau bentuknya kaku, atau mungkin kasar. Yang pasti, kita harus mencari dan mendengar cinta yang ada di baliknya.

Seorang ibu bisa ngomelin anaknya karena nilai rapot atau kamar yang berantakan. Si anak mungkin hanya mendengar omelannya. Tapi kalo dia bener-bener MENDENGAR, dia bakal mendapatkan cinta di sana. Kepedulian dan cinta ibunya muncul dalam bentuk omelan. Tapi gimana pun juga, itu adalah cinta.

Seorang gadis pulang larut malam, dan akhirnya dapet kuliah gratis dari bokapnya. Gadis itu cuma nangkep kemarahan sang bokap. Tapi kalo dia mencoba untuk MENDENGARKAN CINTA, dia bakal menemukannya. "Kamu gimana sih, Papa jadi khawatir sama kamu," kata bokapnya. Tau nggak, itu sama aja dengan "Papa sayang dan peduli sama kamu. Kamu sangat berarti buat Papa" yang sayangnya, nggak tersampaikan dengan lisan.

Kita mengungkapkan cinta dalam banyak cara - hadiah ulang tahun, pesan-pesan kecil, dengan senyuman, dengan air mata. Cinta nggak hanya ada dalam kata-kata, tapi juga dalam diam. Dan seringkali kita menunjukkan cinta dengan memaafkan orang yang nggak mau mendengar cinta yang kita sampaikan.

Masalah dalam "mendengarkan cinta" adalah kesulitan dan keterbatasan kita untuk mengerti bahasa cinta yang dipakai orang lain. Yang kerap terjadi, kita jarang mendengarkan orang lain. Kita mendengar kata-kata, tapi kita nggak mempertimbangkan ekspresi atau tindakan-tindakan yang mengiringi kata-kata itu. Sering juga kita cuma bisa mendengar hal-hal negatif, penolakan, kesalahpahaman, dan mengabaikan cinta yang menjadi dasarnya.

Dengerin deh, cinta-cinta yang ada di sekitar kita. Kalo kita bener-bener berusaha mendengarkan, kita bakal temui bahwa kita sebenarnya memang dicintai. Mendengarkan cinta bisa membuat kita sadar bahwa dunia ini adalah tempat yang begitu indah.

Dan yang paling penting, membuat kita hidup.Bukanlah kehadiran atau ketidakhadiran yang penting; kita nggak perlu merasa kesepian meski kita sedang sendiri. Sendiri itu perlu, lho. Dan itu jangan sampe membuat kita jadi kesepian. Yang jadi masalah bukan berada bersama seseorang, tetapi berada untuk seseorang.

Jangan pernah ragu nyatakan cinta. Jujurlah dengan apa yang kita rasa dan katakan. Nggak ada ruginya mengekspresikan diri. Ambil kesempatan untuk mengungkapkan pada seseorang betapa pentingnya dia buat kita. Lakukan, buat perubahan, hindari penyesalan.

Satu lagi, tetaplah dekat dengan kawan dan keluarga, karena mereka udah berjasa membangun diri kita yang sekarang. Cinta memang ada untuk ditebarkan. Dan saat cinta yang kita berikan diterima, atau dibalas, itulah saat hidup menjadi penuh makna. (artikel ini dikirim oleh temanku "Lanny Septiana" star5lan@yahoo.com)


Senin, 28 September 2009

Seminari Menengah St. Vincentius a Paulo-Garum



MENULIS DAN MEWARTAKAN

(Sebuah Pembelajaran untuk Calon Pewarta)
Oleh IL Parsudi


Dalam rangka menghidupi tema tahunan “Seminaris Insan Pembelajar”, Sabtu (19/9), Seminari Menengah St. Vincentius A Paulo Garum menyelenggarakan seminar dengan tema “Budaya Menulis dan Meneliti: Apa dan bagaimana Menulis Opini?” Kegiatan ini berawal dari keprihatinan bahwa di era informasi ini masih dijumpai banyak calon imam yang kemampuan menulisnya masih rendah. Lebih lagi, bila kemampuan tersebut dipandang dari sudut pewartaan.

Oleh karena itu, tidak berlebihan bila Seminari Menengah St. Vincentius A Paulo Garum menangkap dan memperhatikan adanya kebutuhan meningkatkan kemampuan menulis para siswanya itu. Hadir sebagai pembicara dalam seminar ini, yaitu Bapak St. Kartono, guru SMA Kolese De Brito, Yogyakarta. Berikut pembelajaran yang dapat dipetik dari kegiatan seminar tersebut.

“Mengapa menulis?”

Demikian St. Kartono membuka seminar. Pertanyaan ini menggugah para peserta untuk menyadari makna kegiatan menulis. Sekian jawaban dapat segera dilontarkan. Ada yang menulis karena ingin terkenal. Ingin mencari nafkah tambahan. Ingin berkembang intelektualnya. Ingin mendiskusikan saja. Ingin ini itu dan sebagainya. Lebih dari itu semua, menulis karena ingin mengubah dunia.

Menurut penulis dan juga dosen itu, menulis adalah sebuah aktivitas yang kompleks, bukan hanya sekedar mengguratkan kalimat-kalimat, tetapi lebih daripada itu. Menulis adalah proses menuangkan pikiran dan menyampaikannya kepada khalayak. Ide yang sudah tertuang dalam tulisan, kelak memiliki kekuatan untuk menembus ruang dan waktu sehingga keberadaan ide atau gagasan tersebut akan abadi. Lain kata, proses menulis adalah satu upaya untuk mewariskan dan meneruskan ide atau gagasan kepada generasi selanjutnya agar ide tersebut terpelihara dan tetap “hidup”. Dalam kerangka pandang tugas manusia, dapat dikatakan “Menulis itu mewartakan”.

Menulis membutuhkan keberanian karena tulisan harus membawa pencerahan. Berani menyatakan pendapat meski mungkin berseberangan dengan arus utama. Inilah spirit yang membangun keberanian baru yang membawa pencerahan untuk masyarakat dan sesama.

Pintu masuk untuk menulis dan pencerahan adalah dengan membaca realitas dan teks dengan mata, telinga, dan hati dengan kritis. Ide-ide segar dilatih dengan bertanya. “Mengapa begini? Mengapa begitu? Bagaimana seharusnya? Bagaimana kenyataannya? Solusi apa yang bisa ditawarkan? Inilah pintu menuju penemuan pengetahuan.

Memahami Konteks

Konteks adalah situasi atau lingkungan yang berhubungan dengan suatu kejadian atau kegiatan. Dalam menulis, konteks akan memberikan bobot makna dan pengaruh/efek sebuah tulisan. Tanpa konteks, sebuah tulisan akan menjadi kering, tidak membumi dan tidak mempunyai kekuatan mengubah. Oleh karena itu, memahami konteks adalah perlu. Konteks yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Pertama, konteks penulis. Siapa pun ia penulis (pewarta) perlu menyadari siapa dirinya, di mana ia berada, sebagai apa ia di sana, dan bagaimana ia melibatkan diri di sana. Dalam dinamika reflektif, ia perlu berusaha memahami dan mengenal konteks latar belakang diri sendiri dan orang lain, peristiwa, atau tempat yang dihadapinya. Misalnya, seorang guru atau imam yang menulis (mewartakan) perlu mencoba mengenal konteks topik yang akan ditulisnya: lingkungan, kebiasaan, budaya, latar ekonomi, nilai-nilai tradisi yang dihidupi di tempat tertentu. Berusaha mengerti keprihatinan, masalah dan tantangan-tantangan yang dihadapi masyarakat yang menjadi perhatiannya. Dengan demikian, penulis dapat menentukan dengan tepat apa yang harus dan dapat dikembangkan mengenai sebuah masyakarat atau komunitas.

Kedua, konteks wacana nilai. Konteks untuk menyampaikan tulisan adalah wacana tentang nilai-nilai (values) yang ingin dikembangkan. Maksudnya agar pembaca menyadari nilai-nilai kemanusiaan yang ingin diperjuangkan. Nilai-nilai yang mestinya diperjuangkan seperti: persaudaraan, solidaritas, penghargaan terhadap sesama, tanggung jawab, kerja keras, kasih sayang, ugahari, ketaatan, kerja sama, kepentingan bersama, cinta lingkungan hidup.

Ketiga, konteks lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat yang mengusahakan suasana yang menghargai setiap orang, ditunjukkan kebaikannya, ditantang untuk melakukan yang benar, yang baik, dan yang indah. Idealnya, masyarakat sebagai bentuk kehidupan bersama merupakan tempat orang dipuji dan dihormati, tempat saling membantu, bekerja sama dengan semangat dan murah hati untuk menyatakan secara konkret melalui perkataan dan perbuatan idealisme bersama.

Menemukan Bentuk

Suatu gagasan akan menjadi konkret dan dapat dipahami bila diberi bentuk dan dikemas dengan baik. Gagasan sebuah tulisan akan jelas bila ada bentuknya misalnya berita, feature, opini, kolom, atau bentuk tulisan yang lain. Bentuk itu bermacam-macam tetapi roh yang menggerakkan sama, yaitu gagasan atau ide tulisan.

Kadang bentuk merupakan kekhasan seseorang. Seseorang bisa mewujudkan kekuatan pada kolom, dan yang lain pada opini, artikel, atau berita. Ini berarti seseorang dapat menemukan dan mengembangkan ciri khasnya untuk menjadikannya kekuatan yang mampu mengubah dunia melalui sebuah karya tulis.

Lebih daripada bentuk, cara memberi-bentuk (baca: membahasakan) sebuah gagasan dapat menjadi cermin jiwa seorang penulis. Ada ungkapan: bahasa adalah pikiran. Bahasa adalah jiwa. Adanya manusia dapat dipahami melalui bahasa. Hal ini dapat kita lihat pada contoh kasus berikut. Ketika ada kecelakan pesawat jatuh, muncul ungkapan yang berbeda-beda bergantung siapa yang mengungkapkan itu. Seseorang yang perhatiannya pada hal-hal yang tragis akan mengungkapkan, misalnya “Pesawat Jatuh, 15 Tewas Mengenaskan”. Akan tetapi, ada pula yang mengungkapkan, “Pesawat Jatuh, 2 Anak Selamat”. Dua ungkapan tersebut menunjukkan betapa rasa kemanusiaan berbeda satu dengan yang lain. Tentu, menjadi penulis akan berhadapan dengan belajar mencari bentuk yang sesuai dengan ketajaman kemanusiaannya. Begitu juga dengan bahasa gambar. Gambar yang ditampilkan sebagai bentuk ungkap suatu peristiwa mempunyai kadar kulitas daya-ungkap yang berbeda-beda.

Pencarian berbagai bentuk wacana amat penting untuk mengasah kepekaan rasa dan budi seorang penulis. Maka dapat dikatakan pula, menulis berarti mengasah kepekaan rasa dan kemanusiaan yang menjadi dasar pewartaan.

Mengubah

Menulis itu mencerahkan, menggugah, dan mengubah bila dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh kekuatannya. Menulis dapat mengantar seseorang pada penemuan yang terdalam akan diri, sesama dan dunia semesta. Untuk itu, “Menulislah, sebelum engkau ditulis orang!” -amdg-

Jumat, 25 September 2009

Gereja Katolik Paroki Ratu Pencinta Damai (RPD), Pogot-Surabaya


Rayakan Hari Jadi Paroki


Gedung gereja sendiri berdiri tanggal 25 Januari 1981, jadi usianya sudah 28 tahun. Gereja yang terletak di pesisir pantai telah menjadi paroki yang ke-38 di Keuskupan Surabaya.

Gereja Katolik RPD mempunyai perjuangan tersendiri untuk berani memutuskan menjadi paroki. Menjadi segalanya tidak lagi disubsidi oleh gereja lain. Melainkan gereja sendiri harus berani mengelola segala aset yang dipunyai oleh gereja.

”Tanpa banyak kata, sejak tanggal 25 Januari 2004 Paroki mengambil keputusan untuk menjadi gereja mandiri, Gereja Katolik Paroki RPD. Pada waktu itu dibawah pimpinan para gembala, yakni Romo Y. Gani Sukarsono, CM dan Rm. Th. Tandyasukmana CM.

Tahun 2009, akhirnya Paroki Ratu Pecinta Damai telah genap 5 tahun atau disebut Lustrum I. Alm. Romo Y. Haryanto CM selaku Administrator Keuskupan Surabaya meresmikan Paroki Ratu Pencinta Damai dengan menandatangani prasasti yang diletakkan di depan gereja.

Menyambut hari jadi paroki ini, ketua panitia-R. FX. Budi Satriawan mengungkapkan bahwa tema Lustrum I paroki ini, yakni ”Menumbuhkembangkan Iman Umat dan Persaudaraan Sejati”. Hari jadi paroki ini juga digelar beberapa kegiatan.

”Diantaranya lomba jasmani dan rohani, pertandingan olah raga, bazaar, serta bakti sosial dengan pengobatan gratis”, ungkap Budi.

Sesuai temanya, Rm. Th. Tandyasukmana CM, Pastor mengharapkan dengan HUT ini, umat kita semakin dewasa, pengurus lebih kompak. Umat kita lebih bersatu dengan semangat persaudaraan dalam memajukan paroki kita tercinta ini.

Begitu juga, Orang Muda Katolik (BIAK, REKAT, dan MUDIKA) harus selalu meningkatkan kemampuannya untuk dapat ambil bagian dalam pengembangan paroki, harap Pastor Kepala Paroki.

“Usia paroki kita masih muda. Untuk dapat berkembang dengan baik perlu meningkatkan kerja sama yang sudah ada, dedikasi yang tinggi, dan pengorbanan yang tulus ikhlas,” ungkap Tandya.
(asep)

Misdinar Paroki RPD

Misdinar Santo Tarsisius, Raih Prestasi

Kiprah Misdinar Santo Tarsisius Paroki Ratu Pecinta Damai, Pogot-Surabaya, semakin maju terbukti dengan banyaknya piala yang diraih. Di antaranya, Juara I Temu Krida dan JuaraIII Sepak Bola di Misdinar Cup. Dengan kiprah ini, Misdinar St. Tarsisius semakin mengembangkan sayapnya dengan membuat program pelatihan misdinar selama dua bulan untuk pendalaman materi. Dan, tetap konsisten dalam pelayanan di altar. Karena tugas utama menjadi laskar Kristus.
Jaimito Salvador S, ketua Misdinar St. Tarsisius Paroki Ratu Pecinta Damai, mengatakan bahwa pendalaman materi juga menanggapi atas usulan dari Pastor Paroki Romo Th. Tandyasukmana CM agar misdinar perlu mengerti seluk-beluk pakaian misdinar, perlengkapan misa, dan buku-buku pedoman misa. Misdinar St. Tarsisius Paroki Ratu Pecinta Damai juga menpunyai Putri Sakristi (PS) dan Putra Altar (PA). PS bertugas membantu misdinar dalam pelayanan umat dan romo, seperti mendampingi asisten imam pada saat pemberian komuni, pengantar persembahan, dan membentuk formasi pada saat Doa Syukur Agung, terutama hari raya besar. Seperti Paskah, HUT, dan Natal. Sedangkan PA atau misdinar bertugas melayani romo di atas altar.

“Pada era Konsili Vatikan I, PS tidak boleh naik di altar dikarenakan hanya putra saja yang boleh naik di altar. Gereja pada Dokumen Konsili Vatikan I masih “kolot”. Putra dianggap lebih layak daripada putri karena putra dipersiapkan untuk menjadi calon-calon imam,” jelas Jaimito.

Sejak Konsili Vatikan II (1965 sampai sekarang), Gereja Katolik mulai membuka diri terhadapsituasi dan perkembangan zaman. Kini, anggota misdinar lebih banyak putri (70 persen) daripada putra. Mereka berasal dari Mudika maupun Rekat. Karena itu, PS diperbolehkan naik di altar, sama dengan misdinar laki-laki.

Dengan perubahan kebijakkan. Kini, Misdinar Santo Tarsisius terus mencari dan merangkul para peminatnya untuk bergabung di PS dan PA. Mereka juga mengadakan program penyegaran rohani dan jasmani seperti doa rutin, Bible Camp, sepak bola, dan sebagainya. (asep)

Kamis, 24 September 2009

Gereja Katolik Paroki Kelahiran St. Perawan Maria

Gereja tertua di Kota Surabaya

Bentuk bangunan gereja Katolik Kelahiran St. yang artistik dan bergaya geothic merupakan perpaduan arsitektur yang sangat menarik dan unik dikalangan arsitektur bangunan.

Gereja Katolik
yang tepat di jalan Kepanjen ini merupakan salah satu monumen arsitektural yang berusia lebih dari 1 abad. Gedung yang terbuat dari batu bata sebagai komponen strukturalnya itu kini mengalami kerusakan di beberapa bagian akibat usianya yang cukup tua dan cuaca.

Bentuk bangunannya yang artistik dan bergaya geothic merupakan perpaduan arsitektur yang sangat menarik dan unik dikalangan arsitektur bangunan. Gereja Katolik kelahiran Santa Perawan Maria merupakan gereja yang cukup tua di kota Surabaya. Dan, menjadi aset pemerintah kota Surabaya, karena termasuk dalam bangunan yang dilindungi oleh pemerintah kota Surbaya. Termasuk dalam cagar budaya yang wajib dan harus kita lestarikan.

Sebelum dibangunnya Gereja Katolik kelahiran Santa Perawan Maria ini, sudah dibangun sebuah Gereja Katolik pertama di Surabaya bergaya Eropa yang terletak dipojok jalan Kepanjen dan Kebonrojo.

Pada awalnya dua orang pastor pada tanggal 12 Juli 1810, Hendricus Waanders dan Phillipus Wedding datang dari Belanda dengan kapal ke Surabaya. Yang kemudian Pastor Wedding pergi ke Batavia. Dan Pastor Waanders menetap di Surabaya.

Pastor Waanders sering mengadakan misa untuk umat Katolik di Surabaya. Yang kemudian dari hari ke hari jumlah umat Katolik semakin bertambah yang kemudian membuat umat Katolik berencana membangun sebuah gereja Katolik.

Dan, baru pada tahun 1822, umat Katolik dapat merealisasikan membangun sebuah gereja pertama dipojok Roomsche Kerkstraat/ Komedie weg (Kepanjen/Kebonrojo). Namun belakangan gereja Katholik pertama ini dipindah ke gedung baru di sebelah utaranya, tepatnya di jalan Kepanjen 4-6 Kelurahan Krembangan Selatan di wilayah Surabaya Utara.

Gelar Hari Jadi Paroki Kelahiran St. Perawan Maria

Akhirnya, dari tahun ke tahun perkembangan gereja Katolik kelahiran Santa Perawan Maria semakin pesat. Kegiatan umat semakin bervariasi, tidak hanya berkutat di liturgi dan rohani saja. Seperti pelayanan kepada sesama yang membutuhkan dan dikoordinir oleh Serikat Santo Vincentius (SSV). SSV, salah satu bentuk karya kerasulan yang dicetuskan oleh pastor-pastor tarekat Vinsensian atau lebih dikenal dengan CM.

Tidak hanya itu, ada beberapa organisasi interen yang mendukung perkembangan gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria, yakni Bina Iman Anak Katolik, Remaja Katolik, Mudika, dan Wanita Katolik Republik Indonesia.

Organisasi ini mempunyai peranan penting di dalam pengembangan gereja Katolik Kelahiran St. Perawan Maria. Bahkan tak terasa usia sudah mencapai hampir dua abad, yakni 194 tahun. Berdiri kokoh dijalan Kepanjen 4-6.

Amadius Fredy Sidarta-staf sekretariat mengatakan Selasa lalu memperingati hari ulang tahun Paroki Kelahiran St. Perawan Maria. Hari jadi Paroki diambil dari nama pelindung pada Pesta Santa Maria, tanggal 8 September. Dan, tahunnya diambil dari berdirinya gereja Katolik di jalan Kepanjen, yakni tahun 1815.

Memperingati hari ulangan tahun itu, Panitia membuat serangkaian kegiatan untuk merayakan ulangan tahun. Diantaranya Bakti Sosial, Jalan Sehat, Bazar, Seminar Ajaran Sosial Gereja, dan check up murah, kata staf sekretariat Gereja Katolik Kelahiran St. Perawan Maria.

Bakti sosial ini secara langsung dibagi kepada para tukang angkut sampah di sekitar wilayah dan lingkungan Paroki Kelahiran St. Perawan Maria. Untuk jalan sehat, panitia mengadakannya pada hari Minggu (6/9). Rute dari jalan sehat mulai dari depan gereja melintasi masjid Kemayoran, Indrapura, Rajawali, dan menuju Kapolwil. Berbagai doorprize disediakan panitia untuk memeriahkan hari ulang tahun.

Tidak hanya kegiatan serimonial saja digelar dalam rangka menyambut HUT Paroki Kelahiran St. Perawan Maria. Panitia pun memberikan kegiatan yang sifatnya memberikan wawasan tentang ajaran Katolik. Pemberian wawasan ini dikemas dalam Seminar tentang Ajaran Sosial Gereja (ASG), jelas Fredy.

ASG adalah kumpulan dokumen-dokumen resmi Gereja Katolik, seputar perhatiannya kepada masalah-masalah sosial yang ada di sekitarnya. Gereja sedari dulu tidak ingin menjadi menara gading yang berdiri kokoh, namun lingkungan sekitarnya terabaikan dan tertindas.Baiklah kiranya jika kita lebih mengenal sedikit saja tentang ajaran-ajaran itu; sehingga dapat menjadi inspirasi dalam kehidupan nyata kita sekarang. Di dalam ASG terdapat 13 dokumen.

Diantaranya Rerum Novarum-tentang buruh, Mater et Magistra-"Kekristenan dan Kemajuan Sosial”, Gaudium et Spes-"Konstitusi Pastoral tentang Gereja di Dunia Modern", Dignitatis Humanae-"Deklarasi tentang Kebebasan Beragama", Populorum Progressio-"Tentang Kemajuan Bangsa", Laborem Excersens, "Tentang Kerja Manusia", dan Solicitudo rei socialis, "Tentang Keprihatinan Sosial".

Pria yang berusia 60 tahun ini menambahkan bahwa narasumber dalam seminar ASG ini, yakni Romo Agus Setyono CM. Seminar ini luar biasa, karena diikut oleh tiga ratus umat. Dan, walaupun dokumen-dokumen ini sudah lama, tetapi masih relevan untuk menjadi bahwa diskusi.

Lanjut, karena tanggal 8 September ini hari efektif. Jadi puncak dari kegiatan ini ditutup pada hari Minggu (13/9) melalui perayaan ekaristi. Perayan ekaristi dipersembahkan oleh selebran Romo Antonius Sapta W. CM dengan didampingi tiga konfraternya. Diantaranya Romo Kukuh CM, Romo Suparmono CM, dan Romo Rahmat CM.

Usai perayaan ekaristi, HUT ini semakin lengkap dengan adanya pemotongan tumpeng dan pentas seni di halaman gereja dengan menu jajan pasar. Dan, makanan yang telah disediakan oleh Ibu-ibu Wanita Katolik Republik Indonesia, jelas Fredy. (asep)


Ilustrasi diambil dari images.google.co.id