Jumat, 02 Januari 2009

Natal Tahun 2008


Serukan Kedamaian

Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan. (Lukas 2:11-12).

Umat Katolik seluruh dunia merayakan Natal, sebelum merayakan pesta Natal, 25 Desember 2008. Umat Katolik merayakan malam Natal, di setiap Gereja Katolik menjadwalkan perayaan ekaristi menyambut malam Natal, ada yang satu kali perayaan ekaristi, dua kali perayaan ekaristi, dan bahkan tiga kali perayaan ekaristi.

Saat dikonfirmasi di Pasturan Gereja Katolik Paroki Kelahiran St. Perawan Maria (Kelsapa)-Kepanjen lewat by phone, Rabu (24/12). Perayaan Ekaristi Malam Natal ada dua jadwal, diantaranya jam enam sore dan jam sembilan malam. kami berangkat misa malam Natal yang jam sembilan.

Memasuki halaman parkir di susteran Santa Perawan Maria telah penuh dengan kendaraan roda dua dan empat. Alhasil kami mendapatkan tempat di depan halaman SDK St. Angela.

Dengan berjalan cepat koresponden menuju gereja Kelsapa, ternyata sudah dimulai perarakan menuju pintu utama gereja. Tak lama kemudian koresponden mendapat tempat duduk di sebelah kiri.

Sambil melihat perarakan kami mendengar pujian yang mengiringi perarakan, yakni Maklumat Tuhan. Perarakan berhenti sampai depan altar, Romo Paulus Suparmono, CM meletakkan bayi mungil ke palungan bersama misdinar, lalu mendupainya.

Sebelum perayaan ekaristi, Rm. Paulus Suparmono mengajak umat untuk berbagi kebahagiaan dengan berjalan tangan sambil mengucapkan selamat Natal. Selain itu hadiah Natal yang paling utama bukanlah pesta pora, seperti pernak-pernik di kemeriahan di mal, hotel, ucapan yang diungkap lewat kartu Natal, ataupun parsel. Melainkan kehadiran Sang Mesias ke dunia melalui kaum miskin. Bahkan mereka, orang pertama yang menerima warta Allah, ajak romo yang menjabat Provinsial CM.

Kehadiran Sang Mesias ke dunia melalui kaum miskin, Sang Mesias menerima apa adanya dan tidak pernah membedakan mana kaya atau miskin.

Dari sinilah kita diajak untuk mewartakan kedamaian Natal, seperti yang diserukan pula oleh Bapa Suci Paus Benedictus melalui pesannya.

Dalam pesan perdamaiannya, Bapa Suci ingin mengajukan refleksi terhadap tema “Melawan Kemiskinan Untuk Membangun Perdamaian.” Kemiskinan kadang merupakan salah satu faktor pembentuk konflik. “Di dunia kita,” tulis pendahulu saya Paus Yohanes Paulus II, “menunjukkan peningkatan penanganan yang suram terhadap perdamaian. Banyak individu yang hidup dalam kemiskinan yang ekstrim. Perbedaan antara kaya dan miskin ini makin jelas, terutama pada kebanyakan negara berkembang.”

Perayaan ekaristi malam Natal berakhir jam 22.30 WIB, umat masih bertegur sapa di halaman gereja sambil mengucapkan selamat hari Natal. (sep.)