Minggu, 07 Juni 2009

OSIS SMA Santa Maria



Tumbuhkan Rasa Kepedulian dan Kepekaan

Minggu (7/6), OSIS SMA Santa Maria menggelar peduli kasih di pendopo Santa Maria. Peduli kasih ini dikemas dalam tiga kegiatan. Diantaranya sembako murah, baju layak pakai, dan pengobatan gratis.

Peduli kasih ini kerjasama dengan perawat William Boath dan warga sekitar lingkungan sekolah. Mulai dari kawasan Jl. Tumapel, sampai dengan kawasan perkampungan Dinoyo. Untuk warga sekitar dikoordinir oleh Ibu Margaretha dan Ibu Niken-perwakilan dari SDK, SMPK Santa Maria.

Untuk membatasi dan mengantisipasi warga masyarakat yang datang. Panitia menggunakan sistem kupon dan menyediakan 256 paket sembako. Di antaranya mie instan, gula, dan minyak goreng. Untuk baju layak pakai, panitia menyediakan 200 baju layak pakai. Terdiri dari pakaian dewasa, remaja sampai anak-anak.

Marselina Lilies D. S.Pd, selaku koordinator pelaksana di Pembina OSIS mengatakan penjualan baju layak pakai ditempatkan di depan ruang guru SMPK Santa Maria. Warga masyarakat sekitar bebas memilih baju dengan suka hati dengan harga lumayan terjangkau.

Dengan antusias, mereka memilih bajunya satu per satu sampai anggota OSIS SMA Santa Maria kualahan melayaninya. Walaupun kualahan hati anggota OSIS tetap semangat melayani mereka dengan semangat SERVIAMnya. SERVIAM merupakan semangat dalam menumbuhkembangkan jiwa pelayanan anggota OSIS untuk warga masyarakat, kata Lilies.

Sembako murah ditempatkan di selaras depan ruang Wakasek Kurikulum SMPK Santa Maria. Untuk pengambilan sembako panitia telah menyebarkan kupon seminggu sebelum kegiatan peduli kasih berlangsung, tambah Lilies.
Senada yang diungkapkan oleh ketua panitia OSIS SMA Santa Maria, Florentina Melani W. kegiatan ini salah satu program OSIS. Namun sebenarnya Beras Murah, karena kendala biaya kurang mencukupi untuk beras murah. Kami menggantinya dengan peduli kasih ini, ungkap ketua panitia.

”Kegiatan peduli kasih ini, kami usaha sendiri dan tidak meminta subsidi dari sekolah kita. Karena kami diajarkan untuk menumbuhkembangkan kemandirian setiap siswa-siswi. Dengan cara mencari donatur dari berbagai pihak.” tambahnya.

Lanjut, melihat kearah pendopo Santa Maria. Panitia men’yulap’nya menjadi poliklinik minimalis. Sebelum masuk di pendopo, disediakan tempat pendaftaran sebelum periksa dokter. Di tengah-tengah pendopo didesain sebagai ruang tunggu lengkap dengan televisinya.
Tak lama kemudian, bagian informasi memanggil beberapa pasien untuk diperiksa dahulu tensinya oleh para perawat. Kemudian, dokter memeriksa keluhannya di ruangan kelas yang telah didesain layaknya ruang dokter. Lengkap dengan meja praktek, tempat tidur, dan wastafel ala SMA Santa Maria.

”Tak lama lagi, dokter memberikan resepnya untuk diberikan kepada bagian obat. Sambil menunggu obat warga masyarakat diberi minum bergizi, yakni kacang ijo tanpa santan. Dan, air mineral serta roti.”

Setelah dikonfirmasi obat yang diberikan itu cuma-cuma. Tidak mengantikannya dengan ongkos obat, terang Lilies. Proficiat OSIS SMA Santa Maria. Salam generasi! (asep)
Caption : 1. TELITI dan telaten memilih satu per satu baju layak pakai, 2. SETIA mendengarkan keluhan pasien. (Foto: DP-OSIS SMA Santa Maria)