Selasa, 20 Juli 2010

Ajang Bergengsi



Giliran SanMar, Jadi Tuan Rumah Road Show Honda DBL

Setelah beberapa sekolah menengah atas dari peserta Honda DBL East Java Series North Region menjadi tuan rumah Road Show. Kini, giliran SMA Santa Maria berketempatan Road Show Honda DBL, Rabu lalu (14/7), tepatnya di Bangsal SMA Santa Maria.

Road Show dimulai pukul 08.00 WIB dengan aksi dari tim bakset putera dan putri SanMar dengan strategi dan teknik permainan tim kesayangan kita. Kurang lebih 1 jam, Crew Deteksi memadu aksi dari tim basket SanMar.

Lanjut, sekitar pukul 09.00 WIB siswa-siswi kelas X memasuki bangsal dengan membentuk garis lurus atau sejajar dari masing-masing kelas. Didampingi wali kelas masing-masing dan beberapa guru-guru beserta Kepala Satuan Pendidikan kita, yakni Sr. Fitri, OSU.

“Dan, masih dalam suasana MOS siswa-siswi kelas X mengenakan seragam Serviam dan scraf berbagai warna. Serviam merupakan kebanggaan sekolah kita, karena bagian dari penanaman nilai dan karakter sebagai generasi muda yang mau peka dan peduli terhadap masyarakat sekitar. Tidak hanya intelektual saja yang ditumbuhkembangkan dalam diri siswa-siswi kita.”

Dengan sigap Crew Deteksi menyambut siswa-siswi kelas X. ”Apa kabar semua?”, sapanya. Dengan lantang siswa-siswi kelas X menjawab Luar Biasa.......................!!. Tak lama kemudian, Crew Deteksi mengajak siswa-siswi kelas X. Untuk meneriakkan yel-yel dari masing-masing kelas. Paling menarik dari yel-yel kelas X ini, yakni kelas X4. Penuh aksi dan atraktif lengkap dengan goyangannya.

Kelas X4 layak mendapat souvenir cantik dari Honda DBL. Tak ketinggalan pula, Sr. Fitri memberikan sambut kepada Crew Deteksi dihadapkan ratusan siswa-siswi kelas X. Sr. Fitri mendukung sepenuhnya kepada tim basket putra, putri, dan modern dance SanMar diajang Honda DBL East Java Series North Region 2010. ”Saya, guru-guru, dan siswa-siswi kelas XI serta kelas XII akan hadir di Opening Party-Pertandingan kalian di DBL Arena. Namun kelas X mungkin beberapa tidak hadir dan capek, karena masih dalam rangka MOS luar kota di Sasana Krida, Trawas, Jatijejer,” dukung Kepala Satuan Pendidikan.

Namun hal ini, bagi Aji selaku kapten tim basket putra mengharapkan sepenuhnya hadir di pertandingan bergengsi ini. Karena ini merupakan support bagi kami semua yang bertanding di DBL Arena, harapnya.

Selanjutnya, Road Show ini dimeriahkan oleh modern dance dan aksi tim basket kita Melalui permainan try point yang diwakil oleh kelas X dan tim basket ball SanMar. Serta, foto bersama dengan Sr. Fitri dan F.X. Rudy Prasetya selaku humas SMA Santa Maria.

Dan, hasilnya pertandingan Opening Party di DBL Arena dimenangkan oleh tim basket putra SMA Santa Maria. Viva SanMar. (asep)

Selasa, 13 Juli 2010

Cermin

KETIKA..................

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka kau sedang belajar tentang KETULUSAN,
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka kau sedang belajar KEIKHLASAN,
Ketika hatimu terluka sangat dalam, kau sedang belajar tentang MEMAAFKAN,
Ketika kau harus lelah / kecewa, maka kau sedang belajar tentang KESUNGGUHAN,
Ketika kau merasa sepi & sendiri, maka kau sedang belajar tentang KETANGGUHAN,
Ketika kau harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung,
maka kau sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.
TUHAN menempatkan kita ditempat kita sekarang bukan KEBETULAN. Kita tidak pernah berjalan sendiri.(NET)

Minggu, 04 Juli 2010

Cermin

oleh: Ev. Bedjo Lie, S.E., M.Div.

“Semakin sombong seseorang semakin ia membenci kesombongan dalam diri orang lain.”
(C. S. Lewis)


Suatu malam, seorang mahasiswa berkata kepada saya dalam pergumulannya, “Pak, saya sedang bergumul dengan diri saya. Saya merasa sombong dan ini mengganggu saya.” Melihat ekspresi wajahnya yang serius dan tulus, saya menjawabnya, “Tenang saja, kesombonganmu jelas masih dalam taraf yang belum puncak. Pernyataanmu bahwa kamu merasa sombong menunjukkan bahwa kamu tidak benar-benar sombong.” Setelah itu kami berbicara panjang lebar dan saling mendukung.

Komentar saya di atas mencerminkan sebuah keyakinan bahwa mereka yang sombong total biasanya tidak menyadari kesombongannya dan mereka yang mampu mengakui kesombongannya, masih memiliki sisa-sisa kerendahan hati.. Hal ini seperti, orang yang agak mabuk sadar bahwa ia agak mabuk, namun orang yang mabuk total tidak sadar bahwa ia mabuk; atau orang yang setengah tertidur sadar bahwa ia setengah tertidur, tetapi mereka yang tertidur lelap tidak sadar bahwa ia sedang tertidur.

Nah, dalam pergulatan melawan dosa yang sama sekali tidak pantas ini, saya tiba pada karya C. S. Lewis, seorang profesor Cambridge yang menulis buku Mere Christianity dan banyak novel seperti The Chronicles of Narnia.

Jika C. S. Lewis ditanya tentang ciri-ciri orang sombong, jelas sekali ia akan menjawab: “orang sombong adalah orang yang sering kali tersinggung dengan orang sombong lainnya.” Kalimat itu bukan kata-katanya, tetapi rangkuman dari pemahamannya. Dalam bahasanya sendiri, ia berkata bahwa kesombongan adalah dosa yang “semakin kita memilikinya semakin kita tidak menyukainya dalam diri orang lain.” Pendeknya, ketika Anda tidak terima, jengkel, dan tersinggung dengan orang yang Anda anggap sombong, sangat mungkin kesombongan dalam diri Anda sedang memberontak melawan kesombongan orang lain. “Emangnya dia aja yang bisa, gua juga bisa tahu!” Begitulah ketika orang sombong tersinggung dengan orang sombong lainnya.

Kebenarannya adalah, semakin sering Anda tersinggung dan tidak menyukai orang-orang yang Anda anggap sombong, semakin mungkin bahwa Anda sendiri adalah orang yang sombong.

Pertama-tama, saya kurang sreg dengan pemikiran C. S. Lewis ini. Bukankah mungkin, seseorang yang pandai menganalisa orang lain (misalnya: psikolog) mampu menemukan kesombongan dalam diri orang lain tanpa terjatuh dalam kesombongan yang sama? Begitu kata saya dalam hati (dan mungkin juga Anda!). Namun, jelaslah bahwa hal ini adalah kesalahpahaman terhadap pemikiran C. S. Lewis. Ia tidak berkata bahwa orang yang sombong adalah orang yang mampu menemukan kesombongan orang lain, tetapi bahwa orang yang sombong adalah orang yang tidak menyukai kesombongan dalam diri orang lain. Selanjutnya, yang harus diingat adalah bahwa motivasi ketidaksukaan (dalam pemikiran C.. S. Lewis) ini bukanlah karena kita tahu bahwa kesombongan itu ditentang Allah, melainkan karena kita merasa tersinggung, marah dan tidak suka ketika ada orang yang menyombongkan diri di hadapan kita. Nah, kesombongan jenis inilah yang dibicarakan C. S. Lewis.

Pemikiran C. S. Lewis di atas sungguh sederhana sekaligus mendalam karena ia telah berhasil menemukan ciri-ciri orang yang sombong, bahkan mungkin ciri yang terutama. Selanjutnya C. S. Lewis berkata, “Kesombongan pada hakikatnya bersifat kompetitif – naturnya itu sendiri bersifat kompetitif – sementara kejahatan-kejahatan lainnya, bisa dikatakan hanya berkompetisi secara kebetulan.” Ia menjelaskan, “Kesombongan tidak merasa senang karena memiliki sesuatu, tetapi hanya jika ia memiliki sesuatu yang melebihi apa yang dimiliki oleh orang di sebelahnya.” Kesombongan selalu membuat orang kompetitif terhadap orang lain. Kesombongan eksis dalam konteks perbandingan dengan orang lain dan bukan kesendirian.

Selanjutnya, jika Anda mengamati semua dosa yang lain, misalnya orang yang suka korupsi waktu kerja atau uang perusahaan, pornografi, pornoaksi, mabuk-mabukan, mencuri, bahkan membunuh, Anda akan menemukan bahwa mereka yang melakukannya tidak selalu keberatan jika orang lain juga melakukannya. Itulah sebabnya kita dapat menemukan sekelompok mahasiswa tukang contek yang saling bersahabat, “persekutuan” para pemabuk, kumpulan orang-orang cabul, kelompok para pencuri waktu kerja, dan geng para pembunuh. Dalam bahasa C. S. Lewis, “Kejahatan-kejahatan lainnya terkadang bisa mempersatukan orang: Anda mungkin menemukan persekutuan dan senda gurau dan persahabatan yang erat di engah orang-orang yang mabuk dan tidak suci.”

Namun demikian, kesombongan adalah dosa yang amat berbeda. Kesombongan selalu berarti perseteruan- kesombongan adalah perseteruan. Dan bukan hanya perseteruan antara manusia dengan manusia, tetapi perseteruan dengan Allah. Singkatnya, dalam hikmat C. S. Lewis, dosa-dosa yang lain masih bisa mempersatukan orang-orang, tetapi kesombongan selalu berarti perseteruan, pertikaian, dan konflik yang tidak dengan orang lain. Oleh karena itu, jika ada suatu konflik tak berkesudahan, baik itu di dalam persahabatan, pernikahan, pekerjaan, C. S. Lewis akan menebak, pasti ada orang yang sombong di dalamnya, sehingga begitu sulitnya hal itu diselesaikan. Tentu saja semakin sulit lagi, jika pihak yang sombong selalu berpikir bahwa pihak lawanlah yang sombong. Ini benar-benar lingkaran setan! Tidak ada yang bisa menyelesaikan masalah seperti ini kecuali Tuhan.

Akhirnya, terhadap kesombongan ini C. S. Lewis ingin memberikan peringatan yang tegas, “Selama Anda menjadi orang yang sombong Anda tidak bisa mengenal Allah” Mengapa? “Sebab kesombongan adalah kanker spiritual: yang memakan habis setiap kemungkinan dari kasih, atau perasaan cukup, atau bahkan akal sehat.” Pemikiran C. S. Lewis hanyalah gema cerdas dari kebenaran Alkitab yang berkata, “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong” (1Kor. 13:4). C. S. Lewis menutup pembahasannya dengan menunjukkan jalan menuju kerendahan hati. Ia berkata, “Langkah pertama adalah menyadari bahwa Anda adalah orang yang sombong. Dan langkah itu sekaligus merupakan langkah yang cukup besar. Setidaknya, tidak ada sesuatupun yang bisa dilakukan sebelumnya. Jika Anda berpikir bahwa Anda tidak tinggi hati, itu berarti Anda memang tinggi hati” Selamat Merenung!
Sumber: e-mail yang dikirim langsung dari penulis

Profil Penulis:
Ev. Bedjo Lie, S.E., M.Div. adalah Kepala Pusat Kerohanian (Pusroh) dan dosen Filsafat Agama dan Christian Worldview di Universitas Kristen Petra, Surabaya. Beliau menyelesaikan studi Sarjana Ekonomi (S.E.) di UK Petra, Surabaya dan Master of Divinity (M.Div.) di Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang. Beliau mendapat sertifikat dari Ravi Zacharias International Ministry, Academy of Apologetics, India.

Sabtu, 03 Juli 2010


10 Sifat Kepribadian Sejati

1. KETULUSAN (Mazmur 11:7, 97:11, 119:80, Amsal 10:29, 11:3, 14:32) Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang Kristen yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya "Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak" (Matius 5:37). Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular (Matius 10:16). Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

2. RENDAH HATI(Mazmur 22:26, 25:9, 34:2, 37:11, 149:4, Amsal 3:34, 11:2, 15:33, 16:19, 18:12, 22:4)Beda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendahhatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang Kristen yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

3. KESETIAAN(Mazmur 85:10-11, 145:18, Amsal 16:6, 19:22, Mikha 6:8, Zakharia 7:9, Galatia 5:22, 1 Timotius 6:11, 2 Timotius 2:22) Kesetiaan sudah menjadi barang langka dan sangat tinggi harganya. Orang Kristen yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

4. BERSIKAP POSITIF(1 Petrus 1:3) Orang Kristen yang bersikap positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dsb.

5. KECERIAAN(Matius 5:12, Yohanes 15:11, 16:20, 24, Kisah Para Rasul 2:26, 28, Roma 12:12, 15, 14:17, 15:13, 32, 2 Korintus 2:3, Filipi 1:18) Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang Kristen yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

6. BERTANGGUNG JAWAB(Bilangan 4:16, Ibrani 13:7) Orang Kristen yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

7. PERCAYA DIRI(2 Korintus 1:24, Filipi 1:27, Kolose 1:23, 2:7, Ibrani 3:14, Ibrani 4:14) Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang Kristen yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

8. KEBESARAN JIWA(Yesaya 60:5, Roma 3:25, 1 Korintus 13:4,7, 2 Korintus 1:6, Kolose 3:12)Kebesaran jiwa dapat dilihat dr kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang Kristen yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9. EASY GOING(Matius 10:26, 28, 31, Matius 14:27, Markus 5:36, Yohanes 14:1, 27) Orang Kristen yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya. Karena dia percaya dan memiliki iman yang teguh kepada Yesus Kristus yang sanggup menolongnya mengatasi segala persoalan hidup.

10. EMPATI(Matius 7:12, 22:39, Lukas 6:31, Roma 13:9, Galatia 5:14, Yakobus 2:8)Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang Kristen yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.Tuhan Yesus memberkati kita semua....!

Jumat, 02 Juli 2010

Cerpen


Lebah
Oleh Kumbakarna

Sebetulnya, sudah lama aku tidak pernah bermimpi tentang lebah hitam. Sosok lebah dengan bulu hitam di sekujur tubuhnya, yang bersayap hitam dengan beberapa lingkaran emas di luarnya, yang bersungut pengisap dan juga berwarna hitam. Tapi tiba–tiba saja aku hari ini berjumpa lagi dengan dia. Tidak lagi di dalam mimpi, tapi di dunia nyata.

“Pagi, Sayang….”

Ah, suara Nena pagi itu begitu renyah. Tiba–tiba saja dia nongol di kamarku, lalu dengan seenaknya menarik sarungku hingga angin pagi yang dingin dengan rakus menerjang kulit kakiku yang telanjang. Ya, aku memang terbiasa tidur dengan hanya mengenakan celana pendek dan berbalut sarung. Udara kota ini terlalu panas untuk mengenakan piyama ala orang–orang Eropa. Bahkan kalau saja tadi malam tidak hujan, mungkin sarung itu pun sudah dari tadi terjatuh di atas lantai.

“Ayo, bangun, Sayang…," katanya sesudah mengecup bahuku. “Hari ini kau kan ada janji,” ujarnya sambil terus menebar senyum bahagia. “Janji apa?” bingung aku dibuatnya. “Janji apa?! Bukankah kau sudah lima hari magang di kantor komisi? Dan hari ini adalah hari di mana kamu akan mulai bekerja. Masa kamu lupa, Sayang?”

Nena, Nena, aku tak tahu harus berkata apa. Dia terlampau bahagia pagi ini. Mendengarku akan bekerja saja, telah membuat sebagian mimpinya terbang mendekati kenyataan. Tahun depan kami akan punya cukup uang untuk menikah. Tahun depan, tahun depan…, tiba–tiba saja kulihat lebah hitam itu berkelebat masuk bersama angin. Dia berdiri di samping Nena dengan lagaknya yang manis. Pada Nena dia tersenyum, lalu padaku, dia menyeringai.

Kemarin adalah hari terakhirnya magang di kantor komisi itu. Dia memulai pekerjaan itu dengan sebuah niatan yang dia kira adalah baik. Dia sudah lama tidak bekerja secara tetap, dia ingin memiliki penghasilan yang layak setiap bulan, dia ingin membenahi hidup, dan yang pasti, dia ingin mengumpulkan uang agar dapat kawin dengan Nena kekasihnya yang sudah hampir dua tahun ia pacari. Dan satu lowongan terpampang di hadapannya, menjadi sekretaris di kantor komisi. Indah bukan? Bekerja sekaligus melayani. Apalagi ada berpuluh pengalamannya menjadi relawan yang melahirkan beratus impian untuk mencurahkan tenaga demi kemajuan umat. Bonum commune, seperti yang sering digembar–gemborkan seorang pastor baik hati dalam berbagai pertemuan.

Entah bersama relawan ataukah bersama umat kebanyakan. Dalam diskusi ataupun khotbah. Lalu dia jalani saja masa orientasi itu, tanpa pernah berpikir panjang. Bukankah tempat ini adalah tempat di mana cinta berasal, mungkin begitu pikirnya.

Lebah hitam berdiri memandang lelaki lugu itu. Lelaki itu tampak asyik di belakang meja, memainkan jemari di atas keyboard komputernya, dan sang lebah asyik merokok tepat di bawah tanda dilarang merokok di seberang kaca hitam yang membatasi ruangan sang lelaki. Sesungguhnya lebah sendiri bingung untuk menilai lelaki itu. Apakah dia itu lugu atau dungu? Bekerja dan terus bekerja, tanpa pernah tahu berapa upah yang akan ia terima. Hingga tiba–tiba handphone di sakunya berdering melantunkan lagu Terajana. Sebentar saja lelaki itu mengamati layar, dan tidak perlu waktu lama ia mengangkatnya dengan wajah yang gembira. “Halo, Romo…” serunya.

Para lebah sedang terbang di antara bunga. Di kota ini saja, ada sekitar 21 rumpun jumlahnya. Sebagian memang penuh dengan nektar, sebagian lagi agak kerontang. Berkeliling para lebah mengumpulkan nektar hingga berpeti–peti jumlahnya. Dan nektar–nektar itu dibawa ke sebuah gudang di sebuah istana. Tak pernah jelas apakah gudang itu kosong ataukah tumpah ruah. Para lebah memang pintar menyamarkannya. Gudang itu adalah sebuah rahasia. Hanya para lebah yang tahu berapa banyak isinya. Dan lebah hitamlah yang menjadi palang pintunya. Lebah yang lain, ada yang tergugah, tapi hanya mampu diam seribu bahasa. Ya, tetap saja mereka adalah lebah.

Ada banyak manusia yang bekerja di sekeliling istana lebah. Sebagian dari mereka terjebak. Bertahun–tahun berupah rendah. Sebagian jujur bertahan. Sebagian mulai berubah serupa lebah. Dan di antara mereka ada pula yang mulai menghitam bulunya.

Kutarik lagi sarungku. Lalu kubalikkan badanku hingga memunggungi Nena. “Ayolah, Sayang,” rajuknya. “Nanti kamu terlambat loh…!”

Kubalikkan lagi tubuhku hingga menghadapnya. Sejenak aku menatap matanya yang bulat hitam lalu bangkit dan duduk di tepi ranjang. Kuraih tangannya dan kuajak Nena duduk di sebelahku. "Kenapa, Sayang?” tanyanya dengan heran. “Aku tidak jadi bekerja di sana, Nena,” ujarku. Nena terperanjat, “Loh, kenapa?”

“Aku hanya ditawari upah 600 ribu.”
“Lalu?”
“Ya, aku tolak.”
“Mengapa kau tolak?”
“UMR saja lebih dari 900 ribu, Nena.”
“Tapi, daripada kau menganggur….”

Aku diam memandang Nena. Pagi yang indah, seketika berubah menjadi petaka. Ah, betul juga katanya, daripada aku menganggur. Sejenak aku tercenung, menerima lemparan kata-kata itu, daripada aku menganggur. Tapi bagaimana aku dapat bekerja untuk para lebah? Karena aku adalah manusia dan manusia ingin dapat hidup layak. Sedangkan mereka…. (*)

Kepala Perpustakaan UKWMS


Abdikan Diri Melalui Pelayanan Prima

Vincent, salah satu kepala rumah tangga muda yang peduli terhadap pendidikan, terutama perguruan tinggi. Kepedulian tersebut diwujudnyatakan dalam karya pelayanannya di Pepustakaan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Bekerja di Perpustakaan, awal mulanya sebagai staf Perpusatakaan. Tahun 2009, Vincent diangkat pihak Yayasan Widya Mandala sendiri untuk mengelola perpustakaan sebagai Kepala Perpustakaan, cerita pria yang bernama lengkap Vincentius Widya Iswara, S.S.

Vincent mengungkapkan bahwa kepercayaan yang diberikan kepadanya. Tidak hanya sekedar menunjuk begitu saja. Berdasarkan kreteria Yayasan dan Universitas. Diantaranya memenuhi syarat akreditasi, yakni kepala Perpustakaan minimal Strata 1 dan merupakan staf tetap. Dan, S1nya harus mempelajari Perpustakaan, ungkap pria 39 tahun.

Akhirnya, setelah lulus kuliah D3 di Unair dan bekerja di Perpustakaan. Vincent dipanggil pihak Yayasan dan Universitas untuk studi lanjut S1 di Universitas Indonesia.

Dalam skripnya, Vincent membahas inventarisasi koleksi buku di Perpustakaan UKWMS. Inventarisasi ini merupakan proses perhitungan prosentase. Dalam perhitungannya setiap tahunnya tidak boleh lebih dari 5%. Jika lebih dari 5%, pihak Perpustakaan wajib mengevaluasi keberadaan buku yang dikelolanya dengan sistem terbuka, bahasnya.

Jadi, sudah satu tahun ini Vincent menjadi Kepala Perpustakaan UKWMS. Langkah pertama yang diambil saat menjabat kepala Perpustakaan, yakni memaksimalkan standar prosedur layanan teknis dan pemakai. Layanan teknis di sini lebih pada pengelola buku, pembuatan buku, slip, dan katalog. Sedangkan layanan pemakai lebih update keanggotaan perpustakaan dalam peminjaman dan pengembalian buku.

Selain itu, keinginan terbesar dari Vincent, yakni menggembalikan kejayaan Perpustakaan UKWMS. Dengan cara menjalin relasi pihak luar, seperti Forum Kerjasama Perpustakaan Tinggi Indonesia Jawa Timur (FKPTIJ) dan INTI. INTI ini salah satu perhimpunan Tionghoa di kota Surabaya maupun Jawa Timur. Jadi, pada saat hari raya Imlek. Perpustakaan pasti memberikan nuansa Imlek dan berbagai kegiatan yang berkaitan Imlek.
Dan, untuk Natal dan Paskah saat ini belum dikarenakan bulan-bulan itu kebanyakkan mahasiswa-mahasiswinya libur. Begitu juga para staf Perpustakaannya. Sehingga aktivitas di kampus sangat sepi, jelasnya. (asep)

Sambut 50 Tahun UKWMS

Perpustakaan, Kado Buku 50 Tahun UKWMS

Di sela-sela kesibukkannya menjadi Kepala Perpustakaan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). Vincentius Widya Iswara, S.S. masih menyempatkan diri memenuhi penulis blogger. Untuk membahas peran serta Perpustakaan dalam menyambut 50 Tahun UKWMS.

Senin lalu (21/6), penulis blogger ditemui oleh Vincentius di ruang kerjanya yang berukuran 3x5 cm. Dibatasi oleh teralis kaca dan tembok bata ciri khas dari Widya Mandala.

"Sebelum, membahas 50 Tahun UKWMS. Vincent menjelaskan keberadaan UKWMS, awal mulanya berdiri kampus Widya Mandala dimulai dari Madiun."

Dan, mengikuti perkembangan jaman dan globalisasi pendidikan. UKWMS mulai mengembangkan sayapnya dan pindah ke Surabaya. Pertama kalinya, di Kalijudan, dikarenakan padatnya mahasiswa-mahasiswi dan penambahan fakultas. UKMS membuka kampus baru yang berada di jalan Dinoyo.

Diantaranya Fakultas Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, Farmasi, Psikologi, Keperawatan, dan Sekretari. Untuk Fakultas Sekretari berada di sebelah Telkom, jelas Vincent.

Dan, di tahun ke 10 UKWMS merayakan Dies Natalis atau lebih dikenal dengan tahun keemasan. Di tahun keemasan ini, UKWMS menyambutnya dengan berbagai kegiatan. Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh civitas akademika UKWMS. Mulai kegiatan mahasiswa, yakni Widya Mandala Superstar dan Undernaline yang diselenggarakan oleh UKM 3, Fotografi, Remaja dan Budaya yang diselenggarakan mahasiswa Psikologi, Mading 2D dari UKM Press dari Fakultas maupun Universitas, dan seminar nasional dari berbagai fakultas, dan kegiatan pengabdian masyarakat.

Namun, setelah ditanya penulis blogger, untuk keterlibatan Perpustakaan sendiri dalam menyambut 50 tahun UKWMS menggelar kegiatan semacam apa!, tanyanya.

Vincent mengatakan, setelah berulang kali mengadakan rapat dengan staf Perpustakaan. Pihak Perpustakaan membuat buku 50 tahun UKWMS. Buku ini akan mengupas Jejak langkah UKWMS dalam menyonsong masa depan. Pembuatan buku ini sangat didukung sekali oleh Rektorat dalam menyambut tahun keemasan UKWMS. Karena UKWMS, kampus pertama kali yang dimiliki oleh Keuskupan Surabaya. Namun kampus ini dapat dirasakan oleh masyarakat kota Surabaya maupun luar kota, jabarnya.

Memang awalnya berat untuk membuat buku 50 tahun UKWMS. Dan, ini dikeluhkan rekan-rekan kami di Perpustakaan. Akan tetapi, setelah diskusi panjang lebar. Bahwa pembuatan buku ini merupakan tantangan bagi kami dan langkah promosi UKWMS. Terutama untuk masyarakat kota Surabaya ke depannya.

Untuk mengatasi ini, rekan-rekan kami menyepakati agar bekerjasama dengan konsultan media. Konsultan media yang kami pilih yang pernah bekerja sama dengan kami. Pada saat Workshop dan Lomba Jurnalistik tingkat SMA se-Surabaya. Diantaranya F.X. Rudy Prasetya S.S. dari Konsultan Media (Staf Pengajar Bahasa Indonesia dan Jurnalistik di SMA Santa Maria) dan Doan Widiandono dari Kepala Kompartemen Metropolis salah satu Media Harian yang berada di Jawa Timur.

Setelah menentukan konsultan medianya, Kepala Perpustakaan menjabarkan proses pembuatan dan isi bukunya. Proses pembuatan bukunya dimulai sejak Mei hingga sekarang dengan beberapa kali pertemuan. Baik itu dimulai dari intern terdahulu maupun dengan pihak konsultan.

Isi bukunya akan mengupas gagasan ke depan untuk UKWMS dalam menghadapi tantangan pendidikan. Tantangan pendidikan ini menjadi tema dari isi buku, diantaranya Sharing Expertise with Others sekaligus slogan 50 tahun UKWMS, persiapan-persiapan yang dilakukan untuk menuju World Class University, tanggapan terhadap kebijakan AFTA serta strategi-strategi dalam peningkatan mutu (akademik dan fisik) guna mempertahankan kelangsungan hidup suatu perguruan tinggi, dan perlu adanya inovasi dalam memenuhi tuntutan pasar, jabar pria yang berusia 39 tahun ini.

Buku ini nantinya terdiri dari empat bab. Bab pertama mencakup sejarah perjalanan, tujuan pendirian, dan makna usia 50 tahun. Bab kedua menjelaskan harapan, pergulatan dalam menyambut masa depan dengan melihat era persaingan antar perguruan tinggi, dan prioritas pembenahan serta hasil yang telah dicapai.

Dan, di bab ketiga ini ke delapan dekan akan menulis tantangan untuk mewujudkan impian ke depan. Yang menarik di bab ketiga di sini, dosen berpretasi di bidangnya akan ikut berpratisipasi menulis keunggulan UKWMS, diantaranya Felicia Wicaksono dosen terbaik di Kopertis 7 dan meraih prestasi di tingkat Nasional, Suryadi Ismadji dosen senoir Teknik Kimia peraih penghargaan Australian Alumni Award dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia, serta Romo Agustinus Ryadi.

Romo Agustinus Ryadi di bab tiga ini akan mengupas keutamaan yang digaungkan UKWMS, yakni Non Scholae Sed Vitae Discimus dan World Class University. keutamaan ini akan menjelakan usia 50 tahun ibarat sejarah yang membentang luas, namun belum tentu mengakar kuat. Dikarenakan universitas merupakan universum ilmu-ilmu, sebuah artes liberal yang membaktikan diri pada kreasi dan transfer pengetahuan, pengembangan kuantitas, dan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi niscaya dikerjakan dan diusahakan terus menenrus.

“Sebab para intelektual UKWMS adalah hulu balang Tri Dharma perguruan tinggi. Dan, Universitas Widya Mandala harus memandang dirinya sebagai pendorong kemajuan bangsa dan memandang mahasiswa sebagai agent of change.”

Vincent menambahkan di akhir bab nantinya ada galeri foto sebagai cermin diri UKWMS dalam menghadapi perubahan jaman. Dan, buku ini terbit 300-400 halaman hard cover dengan jenis kertas art paper A5. Mengapa demikian, dikarenakan buku ini didesain supaya dapat dibawah kemana-mana oleh civitas akademika dan lebih elegan.

Bahkan nantinya buku ini, awalnya dicetak 1000 eksemplar. Untuk gratis atau tidaknya kami belum mengetahuinya. Dan, judul dari buku ini telah disetujui oleh Rektor, yakni ”Menapak Jejak UKWMS Membangun Keunggulan dan Kepedulian”.

Buku 50 tahun ini nantinya akan dibedah di Auditorium Benediktus bersama para pakar pendidikan pada tanggal 23 September 2010. Dengan dimeriahkan lomba Jurnalistik dan Fotografi, tetapi sebelumnya dibekali Workshop Jurnalitik dan Fotografi dengan mendatangkan narasumber yang kompeten dibidangnya, diantaranya F.X. Rudy Prasetya dan Erick Ireng dari Redaktur Foto ANTARA Jawa Timur, tambahnya. (asep)