Selasa, 03 Agustus 2010

UYC II di Pacet, Mojokerto


Belajar Menanam Padi di UYC II, Pacet Mojokerto

Memperingati 475 Tahun Ordo Santa Ursula berkarya dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sekolah-sekolah dibawah naungan Ordo Santa Ursula se-Indonesia mengelar Ursuline’s Youth Camp II (UYC II).

UYC II ini mengusung tema “Bertekun dan Maju Sampai Akhir” diadakan di Mojopahit Agro Lestari (MAL), Pacet, Mojokerto, mulai Senin (2/8) sampai Kamis (5/8). “Peserta UYC II ini terdiri dari sekolah-sekolah dibawah ordo suster-suster Ursulin di Indonesia. Diantaranya, 29 sekolah dari 14 komunitas seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Surabaya, Sukabumi, Solo, Klaten, Madiun, Ende-Flores dan Sulawesi Utara," ujar koordinator kegiatan, Martinus Eko Nugroho.

Peserta UYC II saat tiba, langsung didapuk membuat mading bertemakan St. Angela Corner. Semua mading berbahan dasar dari daur ulang dan memanfaatkan barang-barang bekas. Ada yang membuat replika St. Angela dan ada yang memamerkan kebudayaan seni dari Bandung, yakni Angklung.

Setelah peserta membuat mading St. Angela Corner, sore harinya sekitar pukul 17.00 Wib digelar Opening Party UYC II dan dibuka dengan 55 penari Remo dari SMP dan SMA Santa Maria Surabaya.

Sebelum para peserta menampilkan yel-yel mereka dengan atraktif dan unik. Dalam opening party, dikibarkan seluruh bendera peserta dan bendera berlogo UYC II serta menyanyikan lagu Mars UYC II. Kegiatan itu diiringi oleh orkestra SMP Santa Maria Surabaya. Tak ketinggalan pula, lagu Serviam dikumandangkan oleh paduan suara SMA Santa Maria dengan penuh semangat.

Selepas itu, Sr. Agatha Linda Chandra, OSU selaku inspektur upacara UYC II mengalungkan Id Card kepada 2 orang perwakilan peserta sebagai tanda dibuka dan dimulainya seluruh rangkaian kegiatan UYC II dengan ditandai pula dengan tabuhan drum yang menggema.

Usai upacara pembukaan, seksi acara menampilkan operet St. Angela. Operet ini diperankan oleh siswa-siswi SMP dan SMP Santa Maria Surabaya. Mengisahkan rangkaian perjalanan hidup St. Angela semasa mudanya.

”Wah, operetnya begitu menyentuh. Sungguh ini memberi inspirasi aku untuk terus berkarya, mandiri, jujur, bertanggung jawab, dan peduli pada sesama,” aku Tomy salah satu peserta kontingen dari Surabaya.

Pentas seni pun digelar di arena utama dengan pengisi acara dari empat kontigen. 2 diantaranya kontigen Jakarta dan Madiun. Kontigen Jakarta menampilkan ciri khas mereka, yakni musik kolaborasi dan kesenian daerah Betawi. Sedangkan kontigen Madiun menampilkan ekstrakurikuler mereka, yakni kesenian Barongsai yang memukau.

Keesokan harinya, Selasa (3/8) Martinus selaku koordinator kegiatan mengatakan ada kegiatan fun games juga. Fun Games merupakan muatan lokal pembelajaran nilai-nilai kehidupan. Pembelajaran nilai di sini untuk lebih menekankan kepedulian peserta pada kegiatan pertanian. Peserta diajarkan bagaimana cara memilih bibit padi IR64 yang baik. Kemudian, membajak sawah sampai menanam padi. Peserta terlihat tidak merasa canggung, ketika melakukan aktivitas tersebut bersama para tutor pembimbing.

Seperti yang dituturkan oleh Yopi, alumni Universitas Negeri Jogyakarta peserta UYC ini, ”Mereka terlihat berani dan semangat menanam padi. Meski hampir seluruh badan peserta berlepotan lumpur. Tapi, tak menjadi kendala. Semangat para pesrta luar biasa dan antusias. Plusnya lagi, mereka serius mendengarkan para tutor saat cara memilih bibit padi yang akan ditanam di sawah. Ini sesuatu yang luar biasa untuk anak-anak seusia mereka, ”tuturnya.

”Selain belajar menanam padi, peserta juga diajak untuk memacu adrenalinnya di ruang terbuka dengan melakukan aktivitas seperti flying foc, susur sungai, dan bermain sepak bola lumpur. Wah, pokoknya seru dan asyik sekali,” imbuh Martinus. (pras)