Minggu, 23 Agustus 2009


Hidup adalah Perjuangan
Oleh: Ev. Manati I Zega*

Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. (Yohanes 5:4).

Salah satu tema yang tidak pernah berhenti dibicarakan semasa manusia hidup adalah tentang hidup itu sendiri. Karena itu, setiap orang harus mengerti makna dari kehidupan tersebut agar pemahamannya tentang hidup tidaklah terlalu sekuler. Sebab, dalam dunia ini terlalu banyak filosfi hidup yang dibangun tidak berdasarkan firman Tuhan. Sebut saja, filosofi yang mengatakan masa kecil ditimang-timang, masa muda foya-foya, masa tua kaya raya dan mati masuk surga.

Dalam bacaan firman Tuhan ini, Alkitab memberi perspektif yang berbeda tentang makna dari sebuah kehidupan. Di Yerusalem, dekat pintu gerbang domba ada sebuah kolam yang namanya Betesda. Dan, Betesda itu memiliki lima serambi. Di serambi-serambi itu, berbaring sejumlah besar orang sakit, orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh. Di sana mereka menantikan goncangan air kolam tersebut. Alkitab berkata, Allah membuat aturan main yang luar biasa dan akal manusia yang terbatas sulit memahaminya. Aturan itu adalah barang siapa terdahulu masuk di dalamnya, itulah yang mendapatkan kesembuhan. Aturan ini membuat kita bertanya, kalau hal itu diberlakukan bagi orang sehat tidak masalah. Tapi, hal ini diberlakukan bagi orang-orang sakit suatu hal yang sukar dipahami. Namun itulah aturan mainnya.

Satu prinsip yang sangat menonjol kita lihat di sini bahwa hidup itu sebuah perjuangan. Manusia harus berjuang sedemikian rupa agar memperoleh berkat yang sudah disediakan-Nya, yakni kesembuhan. Jika hanya berdiam diri dan tidak pernah mencoba bertarung, maka seumur hidup tidak pernah menyaksikan dan mengalami pertolongan Tuhan. Sakit, bukanlah alasan untuk berdiam diri. Keterbatasan bukan pula alasan untuk berkata inilah nasib saya. Tuhan mau, kita berjuang dari keterbatasan yang ada, agar kuasa-Nya makin nyata bagi kita. Inilah prinsip firman Tuhan. (ilustrasi-image.google.co.id)

“Walau terbatas, tetaplah berjuang agar kuasa-Nya menjadi nyata”.

____________* Penulis, seorang rohaniwan dan Jurnalis. Tinggal di Yogyakarta.

Jumat, 21 Agustus 2009

Bulan Ramadhan

(diambil dari image.google.co.id)


Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Bulan Ramadhan


Bulan Penuh Pengendalian Diri

Saat aku dengan istriku pulang dari Darmo Trade Center, tepatnya di jalan Wonokromo, jalan menuju Ngagel penuh sesak dipadati mobil dan sepeda motor. Istriku pun ikut bicara, tadi pagi di jalan Ngagel menuju Menur pun dipadati mobil dan sepeda motor.

“Ternyata para pengguna jalan ini sedang nyekar sanak-saudara yang telah meninggal dunia. Ternyata bulan ini, bulan yang penuh suci, bulan Ramadhan.”

Bulan ini merupakan bulan puasa untuk umat Islam sebelum merayakan Hari Raya Idul Fitri. Sebelum menjalankan puasa, umat Islam mempunyai tradisi untuk nyekar. Seperti yang terlihat di jalan Pegirian, Wonokusumo, Rangkah, Ngagel, Jumat (21/8).

“Setelah nyekar, umat Islam mengawalinya dengan Shalat Tarawih. Shalat Tarawih, terkadang disebut teraweh atau taraweh.” Shalat Tarawih merupakan shalat sunnat yang dilakukan khusus hanya pada bulan ramadhan. Tarawih yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat". Waktu pelaksanaan shalat sunnat ini adalah selepas isya', biasanya dilakukan secara berjama'ah di masjid. Fakta menarik tentang shalat ini ialah bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam hanya pernah melakukannya secara berjama'ah dalam 3 kali kesempatan.

Usai menjalankan shalat Tarawih, umat Islam menjalankan puasa dengan diawali sahur, yakni Sabtu (22/8). Umat Islam memulai sahur dari jam tiga pagi sampai sebelum shalat Shubuh atau disebut Imsak.

Puasa dalam agama Islam artinya menahan diri dari makan dan minum dan dari segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Perintah puasa difirmankan oleh Allah pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183.

Berpuasa merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Terdapat puasa wajib dan puasa sunnah, namun tata caranya tetap sama, sumber dari id.wikipedia.org. (asep.)

Sabtu, 08 Agustus 2009

Komisi Kerawam


Hidupkan Kaderisasi OMK

Mempersiapkan kemampuan dasar orang muda Katolik untuk memasuki poros pasar, poros pemerintah, dan poros masyarakat, menjadi tujuan utama dalam kegiatan kaderisasi yang diselenggarakan oleh Komisi Kerawam Keuskupan Surabaya.

Sebanyak 45 orang muda Katolik dari dari 10 paroki di kevikepan di Surabaya mengikuti kegiatan ini. Kegiatan tersebut berlangsung di Sasana Krida Jatijejer tanggal 10-12 Juli. Kesepuluh paroki itu, diantaranya Paroki St. Maria Anunntiata Sidoarjo, Paroki St. Paulus Djuanda, Paroki Salib Suci Tropodo, Paroki Gembala yang Baik, Paroki St. Yohanes Pemandi, Paroki St. Yusup Karangpilang, Paroki Redemptor Mundi, Paroki Ratu Pencinta Damai Pogot, Paroki St. Maria Tak Bercela Ngagel, Paroki St. Perawan Maria Gresik.

Kegiatan ini merupakan yang kedua diselenggarakan oleh Kerawam, sebelumnya pada tahun 2008 dilaksanakan di SMA St. Hendrikus, yang diikuti OMK se-Keuskupan Surabaya. Pada kaderisasi kali ini Kerawam dibantu oleh Komisi kepemudaan sebagai panitia yang bermarkas di jalan Bengawan.

Rm. Eko Budi Susilo, Ketua Komisi Kerawam membuka kegiatan ini. Dan, beberapa materi yang digodok oleh panitia yang relevan dengan keberadaan OMK saat ini. Petama, tentang kepemudaan berupa aspek kepribadian untuk mengenal, menerima, mengembangkan diri, dan bagaimana hidup bersama dengan orang lain.

Kedua tentang kekatolikan yaitu tentang kepemimpinan kristiani, posisi Gereja dalam Negara, public speaking dan Ajaran Sosial Gereja. Materi ketiga tentang keIndonesiaan, peserta diajak untuk melihat kondisi kemasyarakatan saat ini dilihat dari aspek ideology, politik serta keamanan dan dampak globalisasi bagi Negara. Sebagai materi penutup tentang entrepreunership sebagai suatu peluang untuk menjawab tantangan penetrasi pasar global saat ini, jelas Ketua Komisi Kerawam.

Komisi Kerawan dan Komisi Kepemudaan mendatangkan narasumber yang kompeten, yakni Tommy Basuki. Tommy membawakan materi tentang kepribadian yang disertai dengan permainan. Permainan ini membantu mereka untuk bisa percaya diri, tentang siapa mereka sebenarnya.

Materi kedua dibawakan oleh Domnina Rani dosen Psikologi Unika Widya Mandala tentang manajemen dan kepemimpinan. Hari kedua dengan materi posisi gereja dalam Negara oleh Rm. Eko Budi Susilo, Kepemimpinan Kristiani oleh Rm. Tri Kuncoro Yekti, public speaking oleh Erol Jonathans, Ajaran Sosial Gereja oleh Rm. Eko Wiyono, dan malam harinya dengan materi Analisis Sosial oleh Yudith Chipardian.

Hari Minggu, Joko Susanto dosen Fisip Universitas Airlangga memberikan materi tentang politik. Materi yang diberikan tentang politik dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang terjadi di sekitar kita yang bersinggungan dengan kehidupan banyak orang. Politik bukan dalam arti realita sebenarnya seperti partai politik, parlemen, papar Joko.

Sebagai jawaban terhadap masalah persoalan pasar diberi materi tentang kewirahusahaan yang diberikan oleh Ferry Yusuf, Ketua Pukat Keuskupan Surabaya. Dunia usaha yang sekarang lagi berkembang membutuhkan para wirausahawan muda yang tangguh. Oleh karena itu OMK perlu diberi bekal untuk melihat dunia usaha sebagai suatu alternative dalam mengatasi pengangguran saat ini, ungkapnya.

“Materi yang diberikan oleh para praktisi bisnis ini dapat memberikan gambaran tentang dunia usaha yang sebenarnya.”

Kegiatan kaderisasi ini menjadi lengkap dan mengkuatkan OMK dalam berjuang mengarungi perziarahan hidup. Dengan perayaan ekaristi dipimpin oleh Rm. Eko Budi Susilo dan pemberian sertifikat kepada peserta.

Dalam pesannya Rm. Eko mengharapkan agar peserta kaderisasi mampu memberikan warna dalam kehidupan di paroki masing-masing. Kegiatan ini memberikan makna bahwa kita sebagai orang muda untuk selalu siap dalam menghadapi berbagai tantangan global saat ini. (silvester woru)

Caption foto: Peserta kaderisasi OMK serius menerima perintah dari Pemateri.


Pemuda Katolik dari Kediri ke Surabaya

Dalam rangka konsolidasi dan perekrutan anggota, Pemuda Katolik Komisariat Daerah (KOMDA) Jawa Timur, Jumat Kliwon (26/7) mengadakan masa penerimaan anggota (Mapenta). Mapenta diadakan di Aula Paroki St. Vincentius a Paulo, Kediri.

Sebanyak 35 peserta mengikuti kegiatan ini yang berasal dari beberapa daerah Jatim. Diantaranya Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Blitar, Nganjuk dan Kota Madiun. Acara yang difasilitasi dan dibuka oleh Rm. Antonius Gozal, pastor pembantu Paroki St. Vincentius a Paulo Kediri.

Dalam sambutannya Rm. Gozal memandang betapa pentingnya orang muda Katolik untuk terlibat dalam kegiatan organisasi. Organisasi tidak hanya di internal Gereja Katolik, tetapi organisasi kemasyarakatan juga penting, seperti Pemuda Katolik.

Kita sebagai warga gereja dan juga warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama. Di dalam Pemuda Katolik kita dilatih dan ditempa untuk menjadi seorang militan yang positif dengan semangat kekatolikan. Organisasi ini juga sebagai saran positif bagi orang muda Katolik untuk mengembangkan diri menjadi pribadi-pribadi yang matang untuk terlibat dalam kehidupan sosial dan kemasyarakatan, pandangnya.

Pada Mapenta kali ini peserta menerima materi yang diberikan oleh Sekretaris Pemuda Katolik Jatim, Alexius Kristyono tentang sejarah, visi dan misi Pemuda Katolik. Sedangkan materi kedua tentang ASG dan politik diberikan oleh Kanisius Karyadi. Peserta antusias mendengarkan materi yang diberikan. Ada berbagai pertanyaan yang disampaikan oleh peserta. Misalnya, Yuli peserta dari Madiun yang menanyakan soal hubungan antara Pemuda Katolik dan Mudika, apakah Pemuda Katolik itu partai politik. Bagaimana hubungan Pemuda Katolik dengan Hirarki Gereja Katolik, tanya Yuli.

Setiap pertanyaan dari peserta dijawab oleh kedua nara sumber dengan lugas dan tegas. Mengenai hubungan Mudika dan Pemuda Katolik menurut kedua nara sumber, meskipun keduanya tidak memiliki hubungan secara struktural. Tetapi Pemuda Katolik merupakan wadah untuk orang muda Katolik pasca Mudika. Kemudian Pemuda Katolik adalah organisasi kemasyarakatan yang ruang lingkup gerakannya bisa di internal Katolik maupun masyarakat.

Soal apakah Pemuda Katolik itu partai politik menurutnya Pemuda Katolik adalah organisasi kemasyarakatan berbeda dengan partai politik yang orientasinya kekuasaan. Tapi tidak menutup kemungkinan setiap anggota Pemuda Katolik terlibat aktif atau menjadi kader partai politik tertentu.

Setelah menerima materi, peserta Mapenta mendapatkan sertifikat dari DPD Pemuda Katolik Jatim. Sertifikat ini sebagai bukti secara resmi telah diterima sebagai anggota Pemuda Katolik. Pada kesempatan tersebut ditetapkan kepengurusan masing-masing cabang untuk ketua, sekretaris, dan bendahara.


Untuk kelanjutan dari Mapenta, dilanjuti dalam pemilihan ketua Pemuda Katolik Jatim. Pertemuan ini diadakan di balai paroli Hati Kudus Yesus, Surabaya, Minggu (2/8) Dan, terpilih saudara DEWA MADE RS sebagai Ketua Komisariat Daerah (KOMDA) Pemuda Katolik Jawa Timur, menggantikan Ansfridus Legho. (silvester)


Caption foto: Rm. Gozal foto bersama dengan pengurus DPD Pemuda Katolik Jatim dan peserta Mapenta Pemuda Katolik.

Jumat, 07 Agustus 2009

SMA Santa Maria


Gelar Lomba Inovasi

Bekerjasama dengan Komunitas Peduli Santa Maria, SMA Santa Maria mengelar Lomba Inovasi Pembelajaran. Lomba inovasi ini dikemas dalam pembuatan proposal, proposal bagi siswa masuk di panitia, Sabtu (13/6). Dan, proposal bagi guru masuk ke panitia, Jumat (17/7).

Dan, setiap peserta terdiri dari tim. Tim berjumlah tiga siswa-siswi atau bisa lebih dari tiga orang. Proposal yang masuk harus memenuhi persyaratan teknisnya. Diantaranya hambatan permasalahan yang teratasi, gambaran inovasi, potensi dampak inovasi, indikator keberhasilan, rencana tindakan, jadwal inovasi, dan daftar pustaka.

Dari 16 proposal yang masuk disharing lagi menjadi 10 besar. 10 besar ini diaudisi melalui presentasi di aula Santa Maria, lantai 4, Sabtu (1/8). Setiap presentasi, semu tim diberi waktu 30 menit. Kemudian panelis memberikan pertanyaan kepada peserta audisi dan dilanjutkan juri. Masing-masing juri dan panelis diberi waktu 5 menit untuk bertanya. Begitu juga peserta pada menjawab pertanyaan para panelis dan juri.

Peserta lomba inovasi mempresentasikan proposalnya dihadapan para panelis dan juri. Panelis, diantaranya Prof. Dr. Hartanto Sunardi, S.T., S.Si., M.Pd. (Ketua Tim Panelis), Herry Wanta W. S.E., M.M., Drs. Errol Jonathans, Dra. Mintowati M.Pd., G. Teguh Santoso S.E. S.Si. M.M.

Dan, jurinya terdiri dari Tommy T.D. (Ketua Tim Juri), Sr. Agatha Linda Chandra, MBA., OSU, Andy Hartanto, Drg. Endro Prastowo, Andy Mulyo, Subhakti Tirtautama, perwakilan guru Dra. Endang Rahayu S., Dra. Maria Rosalia R, dan FX. Rudy Prasetya S.S.

Lomba inovasi yang dimulai pukul 07.00 ini dibuka dengan foto bersama dan doa pembuka oleh Birgitta Klara K S.Si. Tema Lomba: “Menciptakan Kegiatan Pembelajaran Yang Membangun Sikap Kritis, Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan Bagi Siswa.”

Dengan tujuan memotivasi siswa-siswi untuk lebih tekun dan lebih senang belajar dan menjadi lebih kritis, kreatif dan inovatif dalam mengemukakan pendapat maupun menyampaikan suatu gagasan. Prestasi siswa menjadi lebih baik, yang bernampak pada hasil rapor semester, karya ilmiah atau hasil penelitian, keberhasilan dalam lomba-lomba akademik.

Sr. Agatha Linda Chandra, MBA., OSU Kepala Satuan Pendidikan menegaskan pula setelah diberlakukannya KTSP, pusat pembelajaran bergeser dari guru (teacher’s oriented) ke siswa (student’s oriented). Siswa diharapkan lebih kritis, kreatif, dan aktif mencari bahan-bahan yang dapat memperkaya pemahamannya terhadap bidang studi tertentu.

Hal ini tentu tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Guru harus lebih matang persiapannya untuk membuat siswa menjadi kritis, kreatif, dan aktif. Guru juga harus lebih tekun memperkaya dirinya agar siap menanggapi pertanyaan-pertanyaan siswa yang tidak ada di dalam buku pegangan, juga perlu lebih siap mengajak siswa mendalami materi tertentu dalam bidang studinya, jelas Kepala Satuan Pendidikan.

Lanjut, Sr. Agatha bahwa lomba ini diadakan untuk memacu pola pikir kritis dan kreatif untuk menghasilkan gagasan-gagasan inovatif yang berguna bagi perbaikan kegiatan belajar mengajar. Hasil dari lomba ini diharapkan menghasilkan metode-metode atau sarana pembelajaran yang dapat membuat kegiatan belajar-mengajar menjadi lebih asyik dan dapat membangun gairah siswa untuk menekuni pelajaran tertentu, tambahnya.

Setelah berjuang mempertahankan presentasinya dihadapan para panelis dan juri Sekitar pukul 13.30 wib, Ketua Panitia Lomba Inovasi Herry Wanta W. S.E., M.M. mengumumkan sang juaranya, yakni juara I-Adindra P.,dkk dengan judul Fisika itu Menyenangkan, juara II-Ezzra Redu, dkk judul proposalnya Pembelajaran Inovatif, dan juara III- Cyndy Cicilia, dkk dengan judul Mengubah Duduk Menjadi Berjalan. Dan, juara favorit pilihan penonton, yakni Cyndy Cicilia,dkk, seru ketua panitia.

Para pemenang memperoleh piagam penghargaan dan nilai tambah untuk bidang studi terkait, serta voucher potongan uang kegiatan. Seluruh peserta yang memasukkan proposal akan menerima sertifikat sebagai peserta.

Untuk guru, proposal yang masuk 12 proposal. Tersharing menjadi 10 terbaik. Dari 10 terbaik ini, mereka mempresentasikan dihadap panelis dan juri di ruang Romana, Sabtu (8/8). Nantinya dari tiga besar akan diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas.

Namun, Ir. Marceline Prophylia, Wakil Kepala Satuan Pendidikan bidang Umum dan Operasional menegaskan bahwa guru-guru yang telah membuat proposal tersebut, kalah menang tetap menvisualkan hasilnya di kelas dengan proses pembenahan bersama timnya.

Lomba Inovasi ini salah satu pemacu dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar. Dengan inovasi, kita semakin menghidupkan sekolah Santa Maria. Dan, merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan, tegasnya. (asep)

Masa Orentasi Sekolah

BELAJAR MENCINTAI KEINDAHAN ALAM

Masa Orentasi Sekolah (MOS) merupakan masa terindah untuk pertama kalinya bertemu dengan teman-teman baru. Secara serentak sekolah menengah atas pada bulan Juli 2009, menjalankan MOS, seperti yang dilakukan SMA Santa Maria. SMA Santa Maria untuk MOS mengemas dalam dua settingan tempat.

Tempat pertama diadakan di lingkungan sekolah. Sabtu lalu (11/7), siswa-siswi yang baru dipersilahkan menuju Aula Santa Maria, lantai IV. Siswa-siswi siap dengan atributnya lengkap dengan buku MOS.

Pembuka MOS diawali dengan pemasangan skraf dan yel-yel dari masing-masing kelas, seperti lanjutkan dan luar biasa. Usai pembukaan, Sr. Agatha Linda Chandra, MBA, OSU memberikan sambut kepada siswa-siswi kelas X. Pentingnya hidup sederhana tidak foya-foya. Dan, tidak mengikuti budaya hedonisme. Hilangkan budaya tersebut.

Kalian yang telah masuk di SMA Santa Maria telah menjadi keluarga besar Santa Maria dengan dibekali dengan semangat St. Angela. Dan, SMA Santa Maria akan menumbuhkembangkan kedewasaan kalian dengan SERVIAM. Serviam yang berarti saya siap mengabdi dan melayani.

Tak lama kemudian, dilanjutkan dengan perkenalan guru-guru, staf ICT, staf sarana, dan staf administrasi. MOS pun didukung oleh penampilan ekstrakurikuler yang ada di SMA Santa Maria. Diantaranya Teater, Modern Dance, Wushu, Paduan Suara, dan Orkestra.

Lanjut, selama tiga MOS di sekolah siswa kelas X dibekali berbagai materi sebelum berangkat outbond di sasana krida Jatijejer, Trawa-Mojokerto. Materinya, yakni wawasan lingkungan, OSIS, adminitrasi perpustakaan, tata tertib, Serviam, martikulasi, dan kreteria kenaikan kelas.

Kamis lalu, (16/7) siswa-siswi berangkat ke Jatijejer menggunakan bus. Dan, sampai di Jatijejer kurang lebih jam 09.00 wib. Sebelum outbond dimulai, siswa-siswi kelas X dikumpulkan oleh panitia MOS di lapangan depan pendopo.

Setelah mereka semua kumpul, Panitia melanjutkan kegiatan dengan upacara pembuka yang dipimpin oleh V. Ardhitya Yoga Pramantara, XII IPA 1 dengan inspektur upacara, yakni Dra. Indaryati Wakasek Kesiswaan.

Tak lama kemudian, panitia mengadakan outbond. Outbond dilakukan di dua tempat, yakni dalam dan luar. Outbond di dalam ada empat, yakni Triangle, pipa bocor, human bridge, dan trust fall. Sedangkan di luar ada tiga, yakni Blind Spot, Brainy Spider, dan Labirin.

MOS di luar kota tidak hanya outbond, panitia MOS mengemas dengan apik. Seperti Nonton Hemat, Penjelajahan, dan T Zone yang diikuti oleh 238 siswa-siswi kelas X. Segala kegiatan ini baik di dalam dan luar kota ini disatukan dengan perayaan ekaristi yang dipersembahkan oleh Romo Widodo. Dan, pemutaran slide show atau flasback selama mengikuti MOS selama seminggu.

Pembinaan Mental Lingkungan Hidup

Kelas X menjalani MOS di dalam dan luar kota, lain halnya kelas XI. Kelas XI diajak untuk menumbuhkembangkan rasa cinta lingkungan. Karena dunia ini semakin cepat berrubah dengan ilmu pengetahuan, teknologi, industrialisasi, dan pembangunan yang semakin tidak terkontrol, memperparah kondisi lingkungan hidup sehingga menuntut manusia bertindak cepat agar kerusakan tidak semakin parah.

Sebagai generasi penerus, siswa-siswi kelas XI diajak untuk menyadari penting lingkungan bagi kita. Dengan begitu Duta Lingkungan mengadakan kegiatan ini dengan tema “Green Life Style”.

Green Life Style ini dikemas dalam wawasan dan aksi. Untuk wawasannya dilakukan di sekolah kerjasama dengan Tunas Hijau. Dan, aksinya dilakukan di empat titik. Diantaranya Pantai Kenjeran, TPA Benowo, Mangrove Wonorejo, dan Stren Kali Jagir.

Dra. Frans Suhadmadji Koordinator Lapangan menuturkan awalnya kegiatan ini diperuntukkan siswa kelas X. Tetapi setelah dilihat perkembangannya, ternyata lebih pas diadakan untuk kelas XI. Dan, konsep kegiatan ini dari Frans sendiri dibantu oleh Rudy dari Tunas Hijau dan Djoko dari praktisi lingkungan hidup.

Kadang setiap kali ada kegiatan, Sr. Agatha sendiri yang menunjuk siapa ketuanya dan dibalikkannya ada siapa saja. Kali ini kegiatan Duling atas inisiatif sendiri dari pengurus dan pendamping, tutur Frans staf pengajar Fisika.

“Tujuan dari Green Life Style ini menumbuhkembangkan nilai-nilai lingkungan, mengugah mental dan kesadaran siswa untuk terus menerus peduli pada masalah lingkungan, dan mengajak siswa melakukan tindakan nyata yang memiliki kntribusi pada lingkungan.”

Sebelum Green Life Style ini dimulai, para siswa-siswi dibekali oleh Tunas Hijau mengenai wawasan lingkungan. Setelah baru berkumpul di pendopo untuk persiapan keberangkatan menuju lokasi.

Anggota Duling dan kelas XI ini berangkat menggunakan transportasi bemo. Dan berangkat ke lokasi masing-masing untuk meninjau lokasi dengan cara melihat langsung kondisinya dan menanam pohon sepanjang stren kali Jagir.

Setelah mereka meninjau lokasi, kembali ke sekolah untuk merangkum data-data yang diperoleh di lokasi dan mengaktulisasikan hasilnya. Dan, untuk kelas XII diadakan pembinaan tentang kejujuran, terang Dra. Bernadette S. Rini D. dipendopo Santa Maria. (asep)

Senin, 03 Agustus 2009

Komisi Keluarga

Gelar Kembali TOT

25 dan 26 Juli 2009 lalu Komisi Keluarga Keuskupan Surabaya mengelar Train of Traniners (TOT), Pendampingan Keluarga di Akademi Sekretari Universitas Katolik Widya Mandala, lantai 8, dihadiri oleh 35 peserta.

dr. B. Triagung Ruddy P. SpOG Ketua Komisi Keluarga menjelaskan TOT ini mempersiapkan pelatih untuk tenaga pendampingan keluarga di tingkat kevikepan. Dengan tujuan memberikan pendampingan pada keluarga yang mengalami keraguan makna dan sedang mencari kebenaran dari hidup perkawinan.

Pendampingan bagi keluarga Katolik, terutama mengacu pada dasar iman dan moral Katolik, bukan pada ilmu psikologi. Meskipun setiap pendamping keluarga diharap sungguh-sungguh memperhatikan aspek psikis dari keluarga yang didampinginya, tambah Ketua Komisi Keluarga.

”Pendampingan keluarga ini memiliki arah tujuan ke depan dengan tercapainya kesejahteraan dan berkembangnya iman dalam keluarga yang didampingi.”

Kesejahteraan meliputi aspek fisik, mental, sosial, moral, dan sipritual dalam kitab suci disebut shalom atau damai sejahtera. Iman sejati meliputi aspek pengetahuan, pengungkapan, perayaan, pengamalan, pewartaan, kesaksian, dan pesaudaraan dengan saudara-saudari seiman.

Pendampingan bagi keluarga dimaksud untuk menyemangati suami istri dalam usaha mencapai kesejahteraan keluarga, mendukung mereka dalam menghayati perkawinan secara kristiani. Dan, membantu mereka dalam mendidik anak secara kristiani, tambahnya disela-sela coffee break.

Lanjut, TOT yang dimulai Sabtu sore lalu mendatangkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Diantaranya Patricia Siswandi, Dr. Yulia Fatima Bessing , Prof dr. W. F. Maramis SpKJ, dr Marga, Dra. Josephine M. J. Ratna MPsych, Dra. Jeanne Asteria W M.Si Ak., dr. P. Y. Kusuma T, SpOG, dan Moderator Komisi Keluarga Rm. Thoby M. Kraeng SVD.

TOT ini menggunakan tiga metode pendampingan keluarga. Diantaranya pendampingan secara personal dalam mengunjungi keluarga di tempat tinggal mereka dan mampu mengunjugi keluarga katolik dengan semangat Kristus, Sang Gembala. Pendampingan timbal balik melalui paguyuban suami istri Katolik, seperti ME dan CFC. Pendampingan secara massal yang dilakukan secara kelompok besar melalui ceramah, diskusi, seminar, rekoleksi, dan retret.

Supaya tiga metode ini tersampaikan kepada peserta TOT, panitia mengemasnya ke dalam berbagai sesi. Diantaranya realitas keluarga Katolik, Keluarga Katolik dan perkawinan Katolik yang sehat, Pendengar yang aktif, dan respons empathy, kegiatan pastoral keluarga, pendidikan anak, relasi dan komunikasi suami istri, seksualitas dalam hidup berkeluarga. Dan terakhir, pengelolaan keuangan keluarga yang disampaikan oleh Dra. Jeanne Asteria W M.Si Ak.

Dra. Jeanne mengungkapkan pengelolaan keuangan keluarga ini perlu adanya kiat-kiat, teknik manajemen keuangan, komitmen pasutri dan diri. Kesemuanya ini perlu kita latih supaya dapat membedakan mana yang lebih penting. Dan, berani menentukan mana yang termasuk pengeluaran konsumtif atau pengeluaran produktif. Dengan menngunakan bisnis plan dan analisa SWOT, ungkap Jeanne.

Setelah selesai sesi pengelolaan keuangan keluarga, T. Jubileum menghampiri kembali dr. Triagung untuk menanyakan kelanjut dari TOT ini.

Tanpa basa-basi, dr. Triagung menambahkan TOT dibagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama itu (25/7) untuk Kevikepan Surabaya Utara, Selatan, dan Barat, yakni 11 paroki. Gelombang kedua akan dilaksanakan 22 dan 23 Agustus 2009, yakni 10 paroki. Tiap gelombang terdiri dari ¾ paroki per-kevikepan yang ditentukan sendiri oleh kevikepannya, tambahnya disela-sela makan siang. (asep.)




KARIKATUR

SUKSES, SBY!
Karya : KANISIUS KARYADI

Pemuda Katolik Jawa Timur


Sejarah baru terukir bagi Pemuda Katolik Jawa Timur, 2 Agustus 2009 pukul 15.55 WIB terpilih saudara DEWA MADE RS sebagai Ketua Komisariat Daerah (KOMDA) Pemuda Katolik Jawa Timur, menggantikan Ansfridus Legho. melalui sidang yang alot terjadi pertarungan generasi muda dan generasi tua. Akhirnya Generasi Mudalah yang Jaya, Merdeka !!! (kanisius karyadi)

Minggu, 02 Agustus 2009

Happy Birthday


Radio Komunitas Santa Maria


Ajang Ekspresi di Dunia Broadcasting

“Dari tempat kamu stay tune One O Seven Point Three SanMar FM, The Only SanMar’s Radio”. Masih tetap disiarkan dari Base Camp Forty Nine, tepatnya lantai dasar SMA Santa Maria. Masih bareng saya ….

Ya, itulah sepenggal opening siaran yang sangat dihafal oleh para siswa SMA Santa Maria Surabaya. Radio sekolah yang sudah hadir sejak 10 November 2003 tersebut, ternyata bukan sekadar ajang buat cuap-cuap saja. SanMar 107.3 FM, radio komunitas SMA Santa Maria, ini telah sekalian dijadikan ekstrakurikuler andalan di sekolah yang terletak di Jalan Raya Darmo 49 Surabaya ini.

“Dengan adanya siaran radio komunitas ini, kami memberi kesempatan kepada para siswa untuk berekspresi dan menunjukkan talentanya di bidang broadcasting. Selain itu, untuk lebih mempererat juga ikatan persaudaraan diantara keluarga besar komunitas Santa Maria, yakni dari TK, SD, SMP, dan SMA. Ini artinya, segala informasi dan berita yang ada di masing-masing komunitas bisa terpantau satu sama lain,” jelas FX. Rudy Prasetya, S.S., pembina ekstrakurikuler radio 107.3 FM dan sekaligus Humas SMA Santa Maria ini.

Seperti radio anak-anak muda yang lain, SanMar 107.3 FM pun dikemas dengan gaya anak muda. Misalnya, dengan memutar lagu-lagu yang baru top sekarang, baik Indo baru maupun Barat baru. Termasuk lagu-lagu Rendang, kependekan dari (Korea, Mandarin, dan Jepang). Sementara itu, untuk porsi guru juga tak kalah seru. Segenap crew SanMar FM juga telah menyiapkan lagu-lagu yang selera umur.” Ya, untuk mengobati rasa rindu bapak/ibu guru dalam menyimak SanMar 107.3 FM, para crew radio sekolah juga menyediakan beragam stok lagu komplit bernuansa mellow, seperti lagu-lagu oldiest, klangenan, campursari, keroncong dll. Yang penting kami juga bisa mengakomodasi selera bapak/ibu guru. Biar bapak/ibu guru juga bisa memiliki keberadaan radio sekolah, maka bapak/ibu guru juga diberi ruang ekspresi untuk bersiaran pula” tambah FX. Rudy Prasetya,S.S.

Saat ini, radio komunitas SMA Santa Maria, SanMar 107.3 FM mulai mengudara tiap hari sejak pukul 06.30-16.00 Wib. Oleh karena, radio ini untuk komunitas pendidikan, maka format dan kemasan acaranya memang harus bernuansa pendidikan pula. Komposisinya, sekitar 60% untuk siaran pendidikan dan 40% untuk informasi dan hiburan. Lalu, berbicara soal prestasi dari para crew-nya, radio milik anak-anak SanMar, ini telah acapkali pula meraih prestasi di bidang announcer, misalnya Maret tahun 2004 pernah menjadi juara I lomba Penyiar Radio antarsiswa dan mahasiswa Se-Jatim di Uk Petra. Tahun 2005 pernah meraih Juara II lomba penyiar radio di UWK se-Jatim, Tahun 2008 dan tahun 2009 meraih Juara II dan III Lomba Penyiar Radio di Sonora FM se-Surabaya, dan berturut-turut sejak tahun 2006 - sekarang menjadi langganan Finalis lomba Presenter Berita Televisi Tingkat Nasional di UK Petra.

Sementara itu, Kepala Satuan Pendidikan SMA Santa Maria, Sr. Agatha Linda Chandra, MBA, OSU mengatakan, dengan adanya radio komunitas, ini diharapkan bisa dijadikan pula sebagai wahana menyampaikan visi dan misi sekolah dalam komunitasnya. (pras)