Berbuka Puasa Bersama
di Halaman Keuskupan Surabaya
Seperti yang dikatakan Romo Yosep Eko Budi Susilo, acara berbuka puasa bersama selalu diadakan setiap tahun sekali. Dan, ini yang tahun ke-10 setelah diadakan berbuka puasa bersama di Wisma Mojopahit Hati Kudus Yesus, lantai 4 bertajuk “Dialog Antara Agama menurut Perspektif Gereja Katolik yang diselanggarakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kota Surabaya, Senin lalu (31/8). Dialog ini ditutup dengan takjil dan berbuka puasa bersama.
Berbuka puasa bersama ini berlanjut sampai di Keuskupan Surabaya. Keuskupan Surabaya bersama Paguyuban Warung Broto mengelar acara berbuka puasa bersama di halaman depan Keuskupan Surabaya, Kamis (10/9).
Sekitar pukul 16.45 wib, rombongan Ibu Dra. Hj. Sinta Nuriah A. Wahid, M.Hum datang disampai halaman Keuskupan Surabaya. Panitia Keuskupan Surabaya bersama Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono didampingi Romo Yosef Eko Budi Susilo menyambut Ibu Sinta.
Salah satu Bina Iman Anak Katolik memberikan bunga kepada istri Presiden RI ke-4. Selanjutnya rombonngan Ibu Sinta menuju tempat yang telah disediakan oleh panitia.
Berbuka puasa bersama mengusung tema ”Dengan Berpuasa Kita Nyalakan Lentera Kemanusiaan yang Bersih dari Kerakusan dan Kedholiman”. Dihadiri oleh Ibu Lurah Keputran Etty Minarti, SH, MM, Kapolsek Tegalsari Surabaya AKP Totok, dan Romo Harjanto Ketua Komisi Hubungan Antar Kepercayaan (HAK) Keuskupan Surabaya.
Romo mengatakan buka puasa wujud dari toleransi umat beragama. Untuk memulai sesuatu yang baru dengan persaudaraan dan pengharapan. Hal ini juga senada yang disampaikan oleh Ibu Sinta dalam ceramahnya menjelang berbuka puasa yang didengarkan oleh kaum dhuafa sekitar Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus. Dan, anggota paguyuban warung Broto.
”Kita sebagai warga Indonesia harus mengetahui bahwa negara kita adalah negara demokratis dan humanis. Dengan kebhinekaan kita sebagai warga negara dari berbagai suku untuk saling menghormati dan bertoleransi antar umat beragama, jelas Ibu Sinta.”
Sebelum menikmati takjil, mereka berdoa terlebih dahulu. Takjil yang disediakan panitia, yakni es cao. Dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama di samping kantor Keuskupan Surabaya. Dan, bagi mereka yang ingin sholat Magrib disediakan tempat di Balai Paroki Hati Kudus Yesus, lantai 2.
Menjelang akhir dari berbuka puasa bersama, anggota Paguyuban Warung Broto menerima parsel Idul Fitri. Dan, Satuni menerima hadiah atas 99 kali makan di Warung Broto selama setahun. Begitu juga Rasiman menerima hadiah atas sisa tabungannya dalam setahun, sebesar 1 juta rupiah. (asep /Komunitas Jurnalis Muda Keuskupan Surabaya)
di Halaman Keuskupan Surabaya
Seperti yang dikatakan Romo Yosep Eko Budi Susilo, acara berbuka puasa bersama selalu diadakan setiap tahun sekali. Dan, ini yang tahun ke-10 setelah diadakan berbuka puasa bersama di Wisma Mojopahit Hati Kudus Yesus, lantai 4 bertajuk “Dialog Antara Agama menurut Perspektif Gereja Katolik yang diselanggarakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kota Surabaya, Senin lalu (31/8). Dialog ini ditutup dengan takjil dan berbuka puasa bersama.
Berbuka puasa bersama ini berlanjut sampai di Keuskupan Surabaya. Keuskupan Surabaya bersama Paguyuban Warung Broto mengelar acara berbuka puasa bersama di halaman depan Keuskupan Surabaya, Kamis (10/9).
Sekitar pukul 16.45 wib, rombongan Ibu Dra. Hj. Sinta Nuriah A. Wahid, M.Hum datang disampai halaman Keuskupan Surabaya. Panitia Keuskupan Surabaya bersama Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono didampingi Romo Yosef Eko Budi Susilo menyambut Ibu Sinta.
Salah satu Bina Iman Anak Katolik memberikan bunga kepada istri Presiden RI ke-4. Selanjutnya rombonngan Ibu Sinta menuju tempat yang telah disediakan oleh panitia.
Berbuka puasa bersama mengusung tema ”Dengan Berpuasa Kita Nyalakan Lentera Kemanusiaan yang Bersih dari Kerakusan dan Kedholiman”. Dihadiri oleh Ibu Lurah Keputran Etty Minarti, SH, MM, Kapolsek Tegalsari Surabaya AKP Totok, dan Romo Harjanto Ketua Komisi Hubungan Antar Kepercayaan (HAK) Keuskupan Surabaya.
Romo mengatakan buka puasa wujud dari toleransi umat beragama. Untuk memulai sesuatu yang baru dengan persaudaraan dan pengharapan. Hal ini juga senada yang disampaikan oleh Ibu Sinta dalam ceramahnya menjelang berbuka puasa yang didengarkan oleh kaum dhuafa sekitar Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus. Dan, anggota paguyuban warung Broto.
”Kita sebagai warga Indonesia harus mengetahui bahwa negara kita adalah negara demokratis dan humanis. Dengan kebhinekaan kita sebagai warga negara dari berbagai suku untuk saling menghormati dan bertoleransi antar umat beragama, jelas Ibu Sinta.”
Sebelum menikmati takjil, mereka berdoa terlebih dahulu. Takjil yang disediakan panitia, yakni es cao. Dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama di samping kantor Keuskupan Surabaya. Dan, bagi mereka yang ingin sholat Magrib disediakan tempat di Balai Paroki Hati Kudus Yesus, lantai 2.
Menjelang akhir dari berbuka puasa bersama, anggota Paguyuban Warung Broto menerima parsel Idul Fitri. Dan, Satuni menerima hadiah atas 99 kali makan di Warung Broto selama setahun. Begitu juga Rasiman menerima hadiah atas sisa tabungannya dalam setahun, sebesar 1 juta rupiah. (asep /Komunitas Jurnalis Muda Keuskupan Surabaya)
FOTO ANTARA/Eric Ireng/ed/pd/09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar