Kunang-Kunang Kuning, Pancarkan DamaiNya
”Jadikan kami anak-anakMu yang taqwa agar dengan hati sedia dan sukacita mendengar, menyimpan, dan mengerjakan sabda bahagiaMu semua sebagai warta nyata dari hidup yang tak sia-sia. Karena Sang Juru Selamat telah lahir kembali di hati kita untuk wartakan Damai Natal.”
Selepas merayakan masa adven, yakni penantian Sang Juru Selamat. Dengan hadirNya Sang Juru Selamat ke dunia ini, umat Katolik mulai mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya Sang Juru Selamat. Mulai dari menghias gereja sampai memberikan fasilitas tambahan untuk kenyamanan umat Katolik dengan mendirikan tenda-tenda di sekeliling gereja.

Lain halnya, seperti tahun lalu di gereja katolik Hati Kudus Yesus membuat kandang tempat lahirnya, Sang Juru Selamat di penderitaan masyarakat korban lumpur Lapindo. Tahun ini, Gereja Katolik Hati Kudus Yesus membuat kandangnya. Di latar belakangi dengan suasana kota penuh gedung bertingkat. Dan, kandang domba dikombinasi dengan selendang Batik, Rabu (23/12).
Itulah sambutan dari umat kristen dan kristiani. Itulah sambutnya!, Atau hanya sekedar merayakan begitu saja, sehingga nafas dari Natal hanya sekedar perayaan keagungan. Mari kita cerna bersama, semenjak Adven keempat, penulis mulai memantau persiapan Natal 2009. Natal 2009 kesannya biasa saja, tidak ada yang istimewa di hati kita.
Ataukah, kita ikut berlomba-berlomba memberikan yang terbaik untuk Sang Juru Selamat melalui pohon Natal ataupun kandang. Kadang kita terlena pada persiapan yang begitu indah, tetapi hati kita belum siap menerima kedatangNya. Karena mungkin, kita belum berani mengatakan komitmen kita untuk menyambut Natal tahun ini. Apa yang ingin kuberikan kepadaNya?, sebagai umat yang peduli pada sesamanya.
Saat ini yang kita butuhkan bukan hanya sekedar trend dan unik di kasat mata Tetapi bagaimana kita mempersiapkan iman kita untuk menyambutnya?. Sehingga kita mau memberikan cinta kita kepadaNya melalui perbuatan kita untuk sesama.

Bercermin Diri
Nantinya, kita akan merayakan malam Natal tepat di tanggal 24 Desember. Ketika kita masuk di gereja, kita tidak disambut oleh penerima tamu yang memakai baju rapi. Tetapi, sambutan ini malah berada di kaum papa yang sedang meminta-minta haknya. Untuk membeli sesuap nasi atau bahkan yang lainnya. Pedulikah Anda dengan hal ini. Janganlah hanya sibuk dengan baju kita yang baru. Bahkan baju barunya, baru setengah jadi sudah dipakai Karena hanya sampai di pusar.
Lihatlah, kita dibutuhkan oleh mereka untuk menyatukan harapannya dengan berbagi damai Natal. Gaungkan damai Natal dengan membuka topeng dan mata hati kita untuk mereka. Dan, rayakan dan tanamkanlah lagu malam kudus di dalam dada dan hati kita. Karena lagu ini maknanya dalam sekali. Mari maknai damai Natal ini dengan mengimani perbuatan kita dengan cinta kasihNya melalui damai Natal. Dan, jadilah kunang-kunang kuning melalui langkah-langkah terang bintang yang menuntun para majus. (asep)
Ilustrasi 1 : www.image.google.com
Ilustrasi 2: bidikan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar