Damai, KasihMu Selalu Bergema dan Hidup di Hatiku
Gema Natal telah usai di hati umat Katolik dan natal telah berganti masa biasa. Namun hal ini lain yang dirasakan oleh keluarga besar civitas SMA Santa Maria. Karena natal bagi SMA Santa Maria merupakan kedamaian yang hidup di hati mereka selama-lamanya. Tidak hanya di masa Adven dan Natal.
Bersamaan dengan pesta pembaptisan Tuhan Yesus Kristus, keluarga besar SMA Santa Maria mengadakan pesta Natal. Pesta Natal diadakan di Pendopo Santa Maria, Minggu (16/1).
Pesta Natal ini diawali dengan perayaan ekaristi kudus di Kapel Biara Ursulin, Komunitas Raya Darmo. Dipersembahkan oleh Romo Yohannes dari serikat Jesuit. Romo Yohannes ini berdomisili di Jogyakarta.
Dalam perayaan ekaristi, romo Yohannes mengatakan tanda kedamaian awal mula diperlihatkan melalui kelahiran Yesus Kristus. Namun kejelasannya peristiwa kedamaian tersebut dimulai dari pembaptisan Tuhan Yesus Kristus. Yohannes Pembaptis membaptis Yesus dengan air. Tetapi perlu diketahui bahwa Yesus Kristus membaptis dengan roh kudus, kata romo Yohannes.
Melalui relasi inilah kita sebagai umatNya selalu diingatkan kembali. Bahwa kita telah dibaptis dengan roh kudus. Dan, menjadi anggota tubuh Gereja yang ikuti ambil bagian dalam pewartaanNya dan menjadi terang dunia.
Relasi inilah yang selalu diwujudnyatakan oleh keluarga besar civitas SMA Santa Maria untuk menjalin keutuhan sebagai muridNya. Dengan relasiNya, kita sebagai staf kependidikan dan non kependidikan semakin diingatkan untuk membangun sinergi antara yang lainnya. Membangun keutuhan pondasi SMA Santa Maria di tengah-tengah jaman ini.
Melalui relasi ini, keluarga besar kita semakin hidup dalam namaNya dan karya kita ini merupakan panggilan yang istemewa karena menumbuhkembangkan generasi bangsa. Karena di SMA Santa Maria tidak hanya menumbukembangkan intelektual, tetapi juga ikut bertanggungjawab menumbukembangkan karakter pribadi mereka. Dalam mempersiapkan generasi muda di tantangan jaman ini, seperti kegiatan Live in, Serviam Project, dan Respect and Serve Others, pesan pastor serikat Jesuit.
“Itulah ciri khas pendidikan SMA Santa Maria yang selalu mengingatkan siswa-siswi akan kepekaan dan kepedulian terhadap sesama.” Karena saat ini generasi muda mulai tergerus oleh godaan pada dunia modernisasi. Namun siswa-siswi tetap berteguh pada SERVIAM, yakni kami siap mengabdi kepadaMu. Dan, ini menjadi bagian dari jiwa siswa-siswi SMA Santa Maria yang peka, peduli, dan ramah terhadap sesama. Dan, ini dirasakan oleh masyarakat sekitar Santa Maria. Bahkan dipegang penuh dan menjadi bagian pastoral diri mereka serta motto hidup siswa-siswi sampai menjadi alumni SMA Santa Maria, terang Kris Sujendro.
Selepas perayaan ekaristi, keluarga besar civitas SMA Santa Maria melanjutkan ramah tamah dengan menikmati hidangan ala Java Style. Sepertinya gudeg, eseng-eseng daun pepaya, gurami goreng, nasi pecel, dan es kopyor. Dan, anak-anak diajak bermain bola untuk anak laki-laki dan lari untuk anak perempuan.
Untuk meramaikan suasana pemenang bola mendapatkan hadiah kaos bola tim nasional, Garuda di dadaku. Semua anak juga mendapatkan bingkasan natal. Tidak puas ikut pertandingan bola di bangsal, anak-anak masih melanjutkan bola mania ala SMA Santa Maria di halaman Santa Maria. Begitu puasnya memasukan bola di gawang lawan, salah satu anak menirukan gaya pemain bola favoritnya, yakni Gonzales, terang Bagus Novianto. (asep)
Minggu, 23 Januari 2011
Sabtu, 22 Januari 2011
Majalah Sekolah KRISAN Raih Rekor MURI
Majalah sekolah yang tetap eksis menerbitkan segala aktifitas sekolah dan meraih berbagai prestasi ini di tingkat Jawa Timur maupun Nasional. Akhirnya menuai berkat dan memecahkan rekor MURI.
Konsisten Terbit 6 Bulan Sekali
Memperingati 10 Tahun atau 1 Dekade usia majalah sekolah KRISAN SMA Santa Maria Surabaya. KRISAN kali pertama terbit pada tanggal 12 Januari 2001 dengan format A4.
Untuk memperingati momen bersejarah ini, FX. Rudy Prasetya, S.S. selaku pendiri dan pemimpin umum majalah sekolah KRISAN mengelar Seminar dan Pelatihan : “Pers Sekolah : Kini dan Masa Datang” yang diadakan di aula Santa Maria, lantai 4, Sabtu lalu(15/1). Kemeriahan 1 Dekade ini bagian dari rangkaian kegiatan 60 tahun SMA Santa Maria. Kehadiran SMA Santa Maria di Raya Darmo No 49 ini sejak 16 Juli 1951, kata Rudy guru Bahasa Indonesia.
Guru Bahasa Indonesia ini menambahkan bahwa Seminar dan Pelatihan mendatangkan narasumber yang kompeten di bidang Jurnalistik Azrul Ananda (Direktur Jawa Pos), Errol Jonathans (Direktur Operasional Suara Surabaya Media), dan Sr. Agatha Linda Chandra, MBA., OSU, tambahnya.
Azrul Ananda di Seminar ini mengupas bagaimana mengelola media pers sekolah yang kreatif, menarik, dan inovatif. Untuk Errol Jonathans membahas bagaimana meliput dan menulis berita untuk media on line, sedangkan Sr. Agatha menyampaikan pers sekolah di mataku.
Seminar dan pelatihan dihadiri oleh 400 pelajar SMP & SMA, Guru Swasta & Negeri, Umum se Jawa Timur, dibuka dengan kilas balik terbitnya majalah Krisan. Ditayangkan melalui multimedia dengan 2 layar LCD. Kemudian dibentangkan tiga spanduk foto diri narasumber dengan dimeriahkan confety.
Tak lama kemudian, moderator Yenny Sampurno memanggil narasumber pertama untuk menyampaikan materi hingga narasumber kedua. Di sela-sela istirahat peserta seminar dan pelatihan dimanjakan dengan hiburan karawitan kontemporer asuhan Pambuko Kristian, modern dance, dan fashion show. Semua pengisi acara ini serba sepuluh karena bagian dari memperingati 1 dekade KRISAN, jelas pemimpin umum.
Pemimpin umum juga mengutarakan bahwa di saat itu juga dilauching logo baru Krisan dan maskot baru, yakni semacam macan tutul yang membawa kamera. Dan, mengganti tagline dari Membuka Cakrawala Baru menjadi Detak Nurani Siswa. Bahkan tahun X KRISAN edisi kesembilan belas ini terbit full colour.
Ada ungkapan bijak mengatakan “We are no angels”. Itu artinya semangat perubahan KRISAN dan merupakn wujud konkrit dari upaya perbaikan. Sekaligus inovasi agar KRISAN semakin akrab, enak dibaca , dan nyaman dilihat, jabarnya.
Lanjut, yang ditunggu-tunggu oleh KRISANIS dan keluarga besar SMA Santa Maria, Lauching pemecahan rekor MURI secara langsung diberikan kepada Kepala Satuan Pendidikan, Dra. Sr. C. Fitri Murniati, OSU., M,Pd. Pemecahan rekor MURI berkat buah karya dari para anggota ekstrakurikuler jurnalistik dalam mengharumkan nama SMA Santa Maria dengan meraih prestasi terbanyak di Indonesia di bidang Jurnalistik. Sekaligus hadiah untuk 60 tahun SMA Santa Maria. Setelah penerimaan Piagam MURI, salah satu guru meletak piagam MURI tersebut di tengah-tengah piala dan piagam Jurnalistik lainnya.
Tidak hanya MURI yang dipersembahkan oleh anggota redaksi KRISAN. Para anggota redaksi KRISAN juga membuat buku. Buku ini menampilkan kisah perjalanan KRISAN lewat kiprah jurnalis-jurnalisnya. Dan, buku ini merupakan buku laporan Jurnalistik Sekolah pertama di Jawa Timur, ungkap Rudy.
Usai, penyerahan rekor MURI. Seminar dan pelatihan dilanjutkan Azrul Ananda sebagai narasumber ketiga. Azrul Ananda menyaringkan pengalamannya menjadi jurnalis tulis dan foto di sekolahnya. Di akhir sharingnya Azrul Ananda mengajak peserta bermain deskripsi. Permainan deskripsi ini menjelaskan ciri khas seseorang secara fakta yang dilihatnya, jelas Azrul. (Asep)
Konsisten Terbit 6 Bulan Sekali
Memperingati 10 Tahun atau 1 Dekade usia majalah sekolah KRISAN SMA Santa Maria Surabaya. KRISAN kali pertama terbit pada tanggal 12 Januari 2001 dengan format A4.
Untuk memperingati momen bersejarah ini, FX. Rudy Prasetya, S.S. selaku pendiri dan pemimpin umum majalah sekolah KRISAN mengelar Seminar dan Pelatihan : “Pers Sekolah : Kini dan Masa Datang” yang diadakan di aula Santa Maria, lantai 4, Sabtu lalu(15/1). Kemeriahan 1 Dekade ini bagian dari rangkaian kegiatan 60 tahun SMA Santa Maria. Kehadiran SMA Santa Maria di Raya Darmo No 49 ini sejak 16 Juli 1951, kata Rudy guru Bahasa Indonesia.
Guru Bahasa Indonesia ini menambahkan bahwa Seminar dan Pelatihan mendatangkan narasumber yang kompeten di bidang Jurnalistik Azrul Ananda (Direktur Jawa Pos), Errol Jonathans (Direktur Operasional Suara Surabaya Media), dan Sr. Agatha Linda Chandra, MBA., OSU, tambahnya.
Azrul Ananda di Seminar ini mengupas bagaimana mengelola media pers sekolah yang kreatif, menarik, dan inovatif. Untuk Errol Jonathans membahas bagaimana meliput dan menulis berita untuk media on line, sedangkan Sr. Agatha menyampaikan pers sekolah di mataku.
Seminar dan pelatihan dihadiri oleh 400 pelajar SMP & SMA, Guru Swasta & Negeri, Umum se Jawa Timur, dibuka dengan kilas balik terbitnya majalah Krisan. Ditayangkan melalui multimedia dengan 2 layar LCD. Kemudian dibentangkan tiga spanduk foto diri narasumber dengan dimeriahkan confety.
Tak lama kemudian, moderator Yenny Sampurno memanggil narasumber pertama untuk menyampaikan materi hingga narasumber kedua. Di sela-sela istirahat peserta seminar dan pelatihan dimanjakan dengan hiburan karawitan kontemporer asuhan Pambuko Kristian, modern dance, dan fashion show. Semua pengisi acara ini serba sepuluh karena bagian dari memperingati 1 dekade KRISAN, jelas pemimpin umum.
Pemimpin umum juga mengutarakan bahwa di saat itu juga dilauching logo baru Krisan dan maskot baru, yakni semacam macan tutul yang membawa kamera. Dan, mengganti tagline dari Membuka Cakrawala Baru menjadi Detak Nurani Siswa. Bahkan tahun X KRISAN edisi kesembilan belas ini terbit full colour.
Ada ungkapan bijak mengatakan “We are no angels”. Itu artinya semangat perubahan KRISAN dan merupakn wujud konkrit dari upaya perbaikan. Sekaligus inovasi agar KRISAN semakin akrab, enak dibaca , dan nyaman dilihat, jabarnya.
Lanjut, yang ditunggu-tunggu oleh KRISANIS dan keluarga besar SMA Santa Maria, Lauching pemecahan rekor MURI secara langsung diberikan kepada Kepala Satuan Pendidikan, Dra. Sr. C. Fitri Murniati, OSU., M,Pd. Pemecahan rekor MURI berkat buah karya dari para anggota ekstrakurikuler jurnalistik dalam mengharumkan nama SMA Santa Maria dengan meraih prestasi terbanyak di Indonesia di bidang Jurnalistik. Sekaligus hadiah untuk 60 tahun SMA Santa Maria. Setelah penerimaan Piagam MURI, salah satu guru meletak piagam MURI tersebut di tengah-tengah piala dan piagam Jurnalistik lainnya.
Tidak hanya MURI yang dipersembahkan oleh anggota redaksi KRISAN. Para anggota redaksi KRISAN juga membuat buku. Buku ini menampilkan kisah perjalanan KRISAN lewat kiprah jurnalis-jurnalisnya. Dan, buku ini merupakan buku laporan Jurnalistik Sekolah pertama di Jawa Timur, ungkap Rudy.
Usai, penyerahan rekor MURI. Seminar dan pelatihan dilanjutkan Azrul Ananda sebagai narasumber ketiga. Azrul Ananda menyaringkan pengalamannya menjadi jurnalis tulis dan foto di sekolahnya. Di akhir sharingnya Azrul Ananda mengajak peserta bermain deskripsi. Permainan deskripsi ini menjelaskan ciri khas seseorang secara fakta yang dilihatnya, jelas Azrul. (Asep)
Siswa SMP Santa Maria II, Sidoarjo
Asah Soft Skill
Meraih prestasi di bidang akademik tidaklah cukup, siswa-siswi juga perlu dibekali ketrampilan yang lebih di bidang soft skill. Ketrampilan ini melatih siswa-siswi berinteraksi dengan masyarakat, terutama di lingkup sekolahnya.
Ibu Indri, selaku Wakil Kepala Satuan Pendidikan mengatakan bahwa pemberian ketrampilan ini dikemas dalam Class Meeting. Diantaranya Workshop Robotik, Daur Ulang, Paper Clay, dan Jurnalistik SMP Santa Maria II, Sidoarjo. Class Meeting ini diikuti oleh seluruh siswa-siswi. Masing-masing siswa-siswi dibebaskan memilih keempat workshop, kata Indri.
Untuk workshop Jurnalistik di SMP Santa Maria II, 15 – 17 Desember 2010, diikuti oleh 30 siswa-siswi dari kelas VII sampai IX. Workshop Jurnalistik ini diadakan di ruang multimedia. Dengan mendatangkan narasumber dari SMA dan Alumni Santa Maria Surabaya. Diantaranya FX. Rudy Prasetya, S.S. (Pengajar dan Konsultan Media), A. Sepanca Naryanto (Praktisi Media Cetak), dan Benedictus Leonardo (Fotografer).
Siswa-siswi ini dibekali materi menarik, seperti tulis menulis (soft dan hard news), fotografi, dan layout. Setelah itu, hari kedua siswa-siswi mulai mencari data, wawancara, memotret, dan melayout dalam bentuk koran selembar.
Pembuatan koran selembar ini harus selesai jam 10.00 dan harus ditempel di papan yang telah disediakan panitia. Untuk dilombakan dan terpasang 6 koran selembar, yakni Jurnal Pos, Perdana Pos, Warta Pos, Lensa Pos, Buletin Mimpi, dan Senyum Pos.
Sr. Lestari, OSU selaku Kepala Satuan Pendidikan menjabarkan dengan adanya workshop ini, siswa-siswi dapat implementasikan kemampuannya dalam membuat koran dan menulis berita. Dengan adanya ketiga narasumber, siswa-siswi dapat semakin memberanikan diri. Untuk berani tampil beda dalam menuangkan gagasannya dalam tulisannya. Terbukti adanya artikel-artikel tentang sekilas sekolah tercinta ini, jabarnya. (asep)
Meraih prestasi di bidang akademik tidaklah cukup, siswa-siswi juga perlu dibekali ketrampilan yang lebih di bidang soft skill. Ketrampilan ini melatih siswa-siswi berinteraksi dengan masyarakat, terutama di lingkup sekolahnya.
Ibu Indri, selaku Wakil Kepala Satuan Pendidikan mengatakan bahwa pemberian ketrampilan ini dikemas dalam Class Meeting. Diantaranya Workshop Robotik, Daur Ulang, Paper Clay, dan Jurnalistik SMP Santa Maria II, Sidoarjo. Class Meeting ini diikuti oleh seluruh siswa-siswi. Masing-masing siswa-siswi dibebaskan memilih keempat workshop, kata Indri.
Untuk workshop Jurnalistik di SMP Santa Maria II, 15 – 17 Desember 2010, diikuti oleh 30 siswa-siswi dari kelas VII sampai IX. Workshop Jurnalistik ini diadakan di ruang multimedia. Dengan mendatangkan narasumber dari SMA dan Alumni Santa Maria Surabaya. Diantaranya FX. Rudy Prasetya, S.S. (Pengajar dan Konsultan Media), A. Sepanca Naryanto (Praktisi Media Cetak), dan Benedictus Leonardo (Fotografer).
Siswa-siswi ini dibekali materi menarik, seperti tulis menulis (soft dan hard news), fotografi, dan layout. Setelah itu, hari kedua siswa-siswi mulai mencari data, wawancara, memotret, dan melayout dalam bentuk koran selembar.
Pembuatan koran selembar ini harus selesai jam 10.00 dan harus ditempel di papan yang telah disediakan panitia. Untuk dilombakan dan terpasang 6 koran selembar, yakni Jurnal Pos, Perdana Pos, Warta Pos, Lensa Pos, Buletin Mimpi, dan Senyum Pos.
Sr. Lestari, OSU selaku Kepala Satuan Pendidikan menjabarkan dengan adanya workshop ini, siswa-siswi dapat implementasikan kemampuannya dalam membuat koran dan menulis berita. Dengan adanya ketiga narasumber, siswa-siswi dapat semakin memberanikan diri. Untuk berani tampil beda dalam menuangkan gagasannya dalam tulisannya. Terbukti adanya artikel-artikel tentang sekilas sekolah tercinta ini, jabarnya. (asep)
Langganan:
Postingan (Atom)