Irisan buah (klatakan) siap disantap setelah disiram ulekan bumbu dari cobek,
dan makanan inilah yang dinamakan Rujak Ulek.
FESTIVAL RUJAK ULEG
DI KYA-KYA KEMBANG JEPUN
RUJAK ULEG-Warga Surabaya pasti telah cukup akrab dengan makanan khas yang satu ini. Karena Surabaya memang daerah asalnya. Rujak ulek tak ubahnya rujak-rujak kebanyakan. Bumbunya terdiri atas cabe, kacang tanah goreng, bawang putih, petes, kecap, dan bumbu lainnya. Semua bumbu tersebut dihaluskan di atas cobek dengan cara diulek, yakni ditumbuk menggunakan ulek-ulek (alat pengulek).
Setelah bumbu halus teramu menjadi satu, baru kemudian klatakan yang berupa irisan tipis buah-buahan (bengkoang, nanas, mentimun, krai, jambu buah, dan buah lainnya sesuai selera) dicampur menjadi satu plus ditimpahi kulupan sayur godok (kangkung dan kecamba) di atasnya, baru kemudian disiram bumbu rujak. Atau ada juga yang menyertakan irisan lontong.
Dalam penyajiannya, biasanya rujak ulek disuguhkan di atas pincuk daun pisang. Namun seiring perkembangan zaman, kini daun pisang diganti dengan kertas minyak karena lebih praktis dan mudah didapat. Mau praktis lagi menggunakan piring.


Pukul 14.00 WIB rujak uleg pun sudah jadi dibuat oleh masing-masing peserta. Dan, panitia mengumumkan 40 besar dengan mendapatkan dana pembinaan sebesar 1 juta lima ratus rupiah. Dari 40 besar diambil lagi menjadi 5 besar mendapat sepeda gunung dan peralatan memasak.

Ibu Risma mengajak warga kota Surabaya untuk bangga melestarikan makanan rujak uleg karena menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan bagi luar maupun dalam negeri dan menjadi makanan ciri khas kota Surabaya.
(asep_diambil dari berbagai sumber.net_google.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar