Minggu, 20 Juni 2010
Pelepasan Siswa-Siswi Kelas XII
Bawah Semangat dan Nilai SERVIAM
Setelah menempuh dan menerima hasil Ujian Nasional 2010, siswa-siswi kelas XII SMA Santa Maria angkatan 2010 dilepas dan diserahkan kepada orang tuanya kembali. Pelepasan siswa-siswi ini diadakan di aula Santa Maria lantai 4, Sabtu lalu (19/6) dihadiri ratusan wali murid, alumni, dan sivitas akademika.
Tepat pukul 08.00 WIB pelepasan diawali dengan defile bendera dari lobby aula Santa Maria menuju panggung. Panggung didesain oleh panitia OSIS bernuansa hijau. Seperti kebanggaan SMA Santa Maria yang selalu bertumbuhkembang mengikuti perkembangan jaman. Dengan penanaman nilai-nilai Serviam yang peduli dan peka terhadap masyarakat sekitar. Dan, perpaduan multimedia yang telah dirancang oleh OSIS sedemikian rupa.
Defile bendera semakin terasa dengan kekompakkan paduan suara Santa Maria dalam melantunkan lagu Indonesia Raya, Serviam, Hymne Guru, dan Padamu Negeri. Dan, semakin lengkap pula di pelepasan ini ditayangkan flash back rutinitas siswa-siswi kelas XII selama menempuh pendidikan di sekolah tercinta, jabar Antoni ketua OSIS.
Setelah, penayangan video dilanjutkan dengan sambutan perwakilan wali murid dan Kepala Satuan Pendidikan, Ir. Marceline Prophylia. Marceline mengatakan janganlah Anda padamkan semangat untuk terus membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang pada akhirnya dapat Anda gunakan untuk membangun dunia yang lebih baik, katanya.
Dan, pada kesempatan itu pula Marceline juga memperkenalkan Kepala Satuan Pendidikan yang baru, yakni Sr. Fitri Murniati, OSU. Mulai per 1 Juli 2010, Beliau akan mengemban tugas di SMA Santa Maria, kenalnya.
Sempurnalah, pelepasan siswa-siswi kelas XII ini dengan pemberian penghargaan kepada siswa-siswi yang berprestasi akademis dan aktif berprestasi di OSIS. Dan, penyerahan surat kelulusan dan medali, jelas Feliani, seksi acara pelepasan.
Keseimbangan Sistem Pendidikan dan Pelakunya
Dalam pelepasan ini Vania Denise, siswi jurusan IPA mengatakan kami tetap akan selalu menerapkan nilai-nilai Serviam yang telah kami terima selama tiga tahun di sekolah.
Di waktu kelas X, saya dibekali Respect and Serve Others (RSO). RSO ini dikonsep dengan melayani tukang sapu, clean service, dan penjual koran. Pelayanan siswa-siswi dengan cara menggantikan pekerjaan mereka. Bagaimana susah payahnya bekerja sebagai pekerja kasar?, Namun tetap dilakukan oleh mereka. Dari RSO ini, siswa-siswi dapat mengambil nilai-nilai yang terdapat pada diri mereka. Sehingga siswa-siswi dapat menghargai jasa pelayanan di publik.
Dan, semakin terbuka pada orang tua mereka yang selama ini memberikan kasih saying, baik itu moriil maupun financial. Hingga siswa-siswi semakin sadar dan peka pada orang tua. Dengan menghargai dan menghormati jerih payah orang tua.
Selain itu di kelas XI, saya dan teman-teman saya dibekali dengan adanya Serviam Project. Serviam Project yang dilakukan di rumah singgah, panti asuhan, dan panti jompo. Kegiatan ini salah satu implementasi nilai Serviam, untuk berempati kepada masyarakat marginal dengan memberikan bimbingan belajar, pelayanan kasih kepada anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya, dan melayani omah opah yang dtinggalkan keluarganya.
Kelas XII, sekolah memberikan kami nilai-nilai hidup yang tidak semua dapat diukur dengan uang. Diantaranya kesederhanaan, kerendahhatian, kelembutan hati masyarakat desa yang penuh guyuh antara tetangga. Walaupun mereka kekurangan, masyarakat desa mempunyai nilai berbagi antara tetangga dengan menerapkan dasar hidup manusia. Manusia adalah mahkluk sosial. Masyarakat desa mempunyai teposeliro yang tinggi.
“Kegiatan kelas XII pendidikan karakter ini dikemas dalam Live In di luar kota. Seperti Wonogiri, Ponorogo, Boro, Klaten, Nglebeng, dan Parangteritis. Majulah terus dan tetap teguh, Serviam,” kata siswi terbaik di OSIS.
Pengembangan nilai karakter ini salah satu program unggulan dari SMA Santa Maria, dikarenakan saat ini generasi penerus kiat moral dan kebersamaan. Hubungan cinta kasih dan damai telah direnggut oleh uang. Uang sekarang segala-segalanya bagi mereka. Bahkan manusia pun dapat dibeli oleh uang. Dari sinilah sejak masuk di kelas X, siswa-siswi SMA Santa Maria ditumbuhkembangkan kepekaan dan kepedulian terhadap sesama, terutama masyarakat sekitar. Melalui nilai-nilai Serviam. Serviam artinya siap mengabdi.
Hal ini ditegaskan pula oleh Romo Agus Setyono, CM bahwa generasi penerus harus berani mengatakan TIDAK pada virus budaya yang tidak sesuai dengan cultur kita. Untuk berpratisipasi terhadap dunia. Dengan cara mengurangi pertikaian, seperti di jalur Gaza dan Aborsi.
Dan, mari kita meneladani semangat Mother Teresa yang berani melayani masyarakat Kalkuta di balik tembok biaranya, jelas Romo Agus pada saat misa tutup tahun pelajaran 2009-2010 di gereja Paroki Hati Kudus Yesus, Rabu lalu (9/6).
Di sisi akademis, guru-guru sangat telaten membimbing kami, sehingga banyak prestasi yang telah kami raih dalam olimpiade. Dan, kami sangat banyak bawah menempuh pendidikan selalu ditekankan kejujuran. Dengan adanya kontrak kejujuran selama menjalani ujian, terutama saat kami menempuh Ujian Nasional.
Kami juga bangga bahwa sekolah kami semakin maju dengan adanya sistem manajemen mutu dengan adanya ISO 9001:2000. Saat ini sistem kami telah menerima ISO 9001:2008. Tidak hanya pendidikan karakter dan akedemis yang diprioritaskan.
”Sistemnya pun diperbahaui terus menerus, hingga berjalan seiring perkembangan jaman dalam proses globalisasi. Dalam artian adanya balance antara pendidikan dan sistem." Semua diperlukan dalam proses pendidikan di SMA Santa Maria. Terkadang institusi pendidikan hanya sisi akademisnya. Untuk administrasi dan pendidikan karakter mengalami kepincangan. (asep)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar