Jumat, 09 Januari 2009

Kesaksian













Aku, Lukas

Lukas/29 thn, seorang penderita HIV dengan stadium empat. Tetapi Lukas mempunyai semangat hidup yang tinggi sampai sekarang diperkenankan hidup oleh Tuhan memberikan kesaksian dan pelayanan di Jayapura. Dengan kisah ini, semoga dapat membantu teman-teman untuk merangkul penderita aids dan virus hiv dan menghindari narkoba dan seks bebas.


Ini kesaksian ku: akhir 2005 aku sakit gak jelas sakit apa. pokoknya badan lemes, gak napsu makan, diare, batuk, berat badan turun 14 kilo. Hasil pemeriksaan: TBC, radang usus kronis, kurang gizi. Awal tahun 2006 tgl 18 januari aku tak sadarkan diri n dibawa oleh saudara-saudari di persekutuan doa ke rumah. (ortu dann kakakku belum terima Yesus, masih buddha), terus aku di bawa ke RS Husada, Mangga Besar. Ternyata aku HIV, Stadium 4, radang usus kronis, TBC, dan gagal hati.

Aku tak sadar sampai 18 hari. Dokter memvonis aku paling lama umurnya sampai akhir Febuari. Tapi awal Februari aku siuman, tetapi karena dokter sudah lepas tangan aku dibawa pulang ke rumah. Setelah 1 minggu ke rumah aku sesak napas n dibawa ke RSPI. SS- Sunter. Aku tidak sadar lagi tapi dalam keadaan antara sadar dan tidak aku hanya bisa berkata: "Tuhan Yesus tolong aku…, Jika aku mau Kau panggil aku harus yakinkan kalau Yesus sendiri yang Jemput aku, kalau ini rencana iblis aku batalkan dalam nama Yesus," hanya itu yang aku ingat.

Dalam keadaan sadar dan tidak sadar aku dengar perkataan: "apakah kamu bisa tetap mengucap syukur dalam keadaan seperti ini?". Aku jawab: "ya Tuhan Yesus, aku lupa. aku lupa mengucap syukur, dan aku hampir lupa bahwa rancanganMu adalah rancangan damai sejahtera bukan kecelakaan, ampuni aku Yesus Raja ku,"aku tersadar dan aku langsung berdoa dan mengucap syukur. Aku katakan: "Tuhan Yesus kalau sekarang Kau panggil aku aku siap, tapi kalau kau ijinkan aku tetap hidup aku akan menjadi saksiMu dalam sisa hidupku." Jawabny: “aku siap Tuhan!”, kondisinya mulai berangsur-angsur pulih.Tanggal 14 desember 2006, YESUS masih ijinkan aku hidup dan terus menjadi saksiNya. walau HIV + masih ada.

Hal itu tidak membuat aku lelah untuk bersaksi, karena hanya Yesus Kekuatan dalam Hidupku. Aku ada saat ini bukan karena kuat, gagah, sehat, pintar ku sendiri, melainkan hanya karena KASIH YESUS padaku.Tanggal 11 maret 2007, Tuhan mengutus aku untuk pelayanan di Jayapura-Papua, disini ternyata banyak juga orang yan terinfeksi HIV mati tanpa penngharapan, ternyata untuk itu aku diutus kesini, aku meginjil dan bersaksi di gereja-gereja dan di rumah sakit semua untuk memberikan pengharapan kepada mereka bahwa yesus adalah satu-satunya yang bisa kasih pengharapan.Tanggal 10 september 2007, Tuhan ijinkan aku untuk melatih perawat dan dokter untuk mengatasi masalah terkait pasien HIV dan AIDS di Merauke, bayangkan bagi orang aku tidak berarti, ternyata Janji Tuhan ditepati untuk menjadikan kita hidup dengan hari depan yang penuh harapan dan semakin berguna.

Tanggal 22 Desember 2007, Tuhan mengutus aku untuk masuk kepedalaman Papua (Suku Yetfa merupakan salah satu suku dari 14 suku terasing di papua),Tuhan Yesus Menguatkan aku untuk dapat berjalan kaki 11 hari di hutan, melewati sungai, gunung, lembah, hutan belantara, dan lintah di mana-manahanya untuk menemui mereka saudara-saudara kita di pedalaman, dan mengabarkan bahwa YESUS sanggup dan mampu mengubah hidup mereka. Aku sempat tinggal di pedalaman 12 hari bersama mereka untuk mengabarkan cerita sukacita, cerita tentang Tuhan YESUS, walau terkadang bahasa agak tidak nyambung dengan mereka.

Tanggal 2 Februari 2008, kembali Tuhan ijinkan aku untuk melatih perawat dan dokter di kab. Nabire terkait masalah HIV-AIDS. Tanggal 3 Maret 2008, kembali Tuhan ijinkan aku melatih perawat dan dokter di Kab-Biak terkait masalah HIV-AIDS.Tanggal 2 September 2008, ikut serta dalam pelatihan Manager Kasus yang dilakukan oleh Dinkes Provinsi Papua. Sekarang saya adalah seorang manager kasus untuk masalah HIV di Provinsi Papua.

Tanggal 8 Oktober 2008, Tuhan ijinkan hasil pemeriksaan CD4 ku turun lagi hingga 87, dokter sempat panik dan saya mengucap syukur kepada Tuhan: "Tuhan Yesus, Kaulah yang membuat aku tetap dapat bertahan apa pun yang terjadi saya akan naikkan ucapan syukur bagiMu dan kalau Engkau nyatakan waktu ku sudah selesai saya siap untuk pulang ke rumah yang telah Kau sediakan bagiku."

Ternyata dari hasil diskusi dengan beberapa ahli ternyata saya gagal dalam terapi ARV Lini I dan saya harus mengkonsumsi Lini II, tetapi Provinsi papua obat itu tidak tersedia. mendengar hal itu saya katakan kepada dokter: " Puji Tuhan, dok ini adalah rancangan Tuhan yang indah yang dapat membuat obat ARV lini II dapat masuk ke Papua. Hasilnya pada tanggal 5 Januari 2009 akhirnya obat ARV lini II dapat tersedia di Papua.Selama di Papua, Tuhan ijinkan untuk 8 kali kena malaria: Tropika dan Tersiana, tapi Tuhan ijinkan aku dapat melalui dengan iman dan pengharapan pada Yesus tanpa harus di opname, bahkan tetap pelayanan di Rumah sakit.

Sungguh rancangan Tuhan memang terlihat dapat menyakitkan kita tapi justru di balik ganasnya badai pencobaan Tuhan selalu memberkati kita dan mengingin kita dapat selalu menjadi berkat bagi sesama.Pelangi yang indah muncul selalu setelah badai seperti itulah janji Tuhan Yesus, satu satunya Tuhan kita yang HIDUP dan berkuasa karena Dialah yang maha kuasa.Untuk semua saudara yang baca… yakinlah hanya YESUS penolong kita, yang mampu lakukan ini. Biarlah kesaksian ini dapat menguatkan hati saudara-saudari yang mungkin ada dalam pergumulan. Ingat YESUS HIDUP dan tetap menyertai kita sampai akhir zaman. Semua kesaksian ini hanya untuk kemuliaan bagi Tuhan Yesus kristus. Terpujilah namaNya kekal sampai selamanya. (smbr. email as_024@yahoo.com)

Minggu, 04 Januari 2009

Orang Muda Katolik


OMK, Kampaye Udara Sehat

Beberapa Orang Muda Katolik (OMK) dari berbagai Paroki di Surabaya dan Kelompok Mahasiswa Katolik (KMK) diantaranya OMK Paroki Stefanus, Paroki St. Yakobus, Paroki Redemptor Mundi, dan KMK Wijaya Kusuma mengelar kampaye udara sehat, Sabtu lalu (30/12).

Kegiatan kampaye ini, awalnya hanya sekedar mengisi liburan Natal dan Tahun Baru. Pada saat kita mengumpul di jalan Mayjen Sungkono, Rich Palace H-18, kita tidak ingin . hanya sekedar mengisi liburan dan muncul ide tersebut untuk mengagas kampaye udara sehat, jabar Eddy Prasetyo selaku Koordinator Lapangan.

Alhasil kampanye udara sehat disetting sedemikian rupa oleh anggota dan koordinator lapangan. “Kampaye udara sehat ini dilakukan oleh 40 Orang Muda Katolik di 20 titik jantung kota, seperti Jalan Wiyung, Panglima Sudirman, Kedung Doro, Margerejo, Joyoboyo, dan Gubeng.”

Tepat pukul 13.00 kampaye udara sehat tiba di perempat jalan depan Hotel Sahid, jalan Sumatra. Setiap kali lampu merah sekitar 15 orang membentangkan spanduk yang bertuliskan Kampaye Udara Sehat dan membagikan 8.000 masker yang disponsori oleh salah satu obat batuk.

Kampaye udara sehat ini, salah satu langkah awal untuk mengerakkan Orang Muda Katolik dalam berperan serta dalam gereja dan masyarakat. (sep.)

Jumat, 02 Januari 2009

Natal Tahun 2008


Serukan Kedamaian

Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan. (Lukas 2:11-12).

Umat Katolik seluruh dunia merayakan Natal, sebelum merayakan pesta Natal, 25 Desember 2008. Umat Katolik merayakan malam Natal, di setiap Gereja Katolik menjadwalkan perayaan ekaristi menyambut malam Natal, ada yang satu kali perayaan ekaristi, dua kali perayaan ekaristi, dan bahkan tiga kali perayaan ekaristi.

Saat dikonfirmasi di Pasturan Gereja Katolik Paroki Kelahiran St. Perawan Maria (Kelsapa)-Kepanjen lewat by phone, Rabu (24/12). Perayaan Ekaristi Malam Natal ada dua jadwal, diantaranya jam enam sore dan jam sembilan malam. kami berangkat misa malam Natal yang jam sembilan.

Memasuki halaman parkir di susteran Santa Perawan Maria telah penuh dengan kendaraan roda dua dan empat. Alhasil kami mendapatkan tempat di depan halaman SDK St. Angela.

Dengan berjalan cepat koresponden menuju gereja Kelsapa, ternyata sudah dimulai perarakan menuju pintu utama gereja. Tak lama kemudian koresponden mendapat tempat duduk di sebelah kiri.

Sambil melihat perarakan kami mendengar pujian yang mengiringi perarakan, yakni Maklumat Tuhan. Perarakan berhenti sampai depan altar, Romo Paulus Suparmono, CM meletakkan bayi mungil ke palungan bersama misdinar, lalu mendupainya.

Sebelum perayaan ekaristi, Rm. Paulus Suparmono mengajak umat untuk berbagi kebahagiaan dengan berjalan tangan sambil mengucapkan selamat Natal. Selain itu hadiah Natal yang paling utama bukanlah pesta pora, seperti pernak-pernik di kemeriahan di mal, hotel, ucapan yang diungkap lewat kartu Natal, ataupun parsel. Melainkan kehadiran Sang Mesias ke dunia melalui kaum miskin. Bahkan mereka, orang pertama yang menerima warta Allah, ajak romo yang menjabat Provinsial CM.

Kehadiran Sang Mesias ke dunia melalui kaum miskin, Sang Mesias menerima apa adanya dan tidak pernah membedakan mana kaya atau miskin.

Dari sinilah kita diajak untuk mewartakan kedamaian Natal, seperti yang diserukan pula oleh Bapa Suci Paus Benedictus melalui pesannya.

Dalam pesan perdamaiannya, Bapa Suci ingin mengajukan refleksi terhadap tema “Melawan Kemiskinan Untuk Membangun Perdamaian.” Kemiskinan kadang merupakan salah satu faktor pembentuk konflik. “Di dunia kita,” tulis pendahulu saya Paus Yohanes Paulus II, “menunjukkan peningkatan penanganan yang suram terhadap perdamaian. Banyak individu yang hidup dalam kemiskinan yang ekstrim. Perbedaan antara kaya dan miskin ini makin jelas, terutama pada kebanyakan negara berkembang.”

Perayaan ekaristi malam Natal berakhir jam 22.30 WIB, umat masih bertegur sapa di halaman gereja sambil mengucapkan selamat hari Natal. (sep.)