Kamis, 17 Mei 2012

HUT Kota Surabaya ke-719





Irisan buah (klatakan) siap disantap setelah disiram ulekan bumbu dari cobek, 
dan makanan inilah yang dinamakan Rujak Ulek.

FESTIVAL RUJAK ULEG 
DI KYA-KYA KEMBANG JEPUN

RUJAK ULEG-Warga Surabaya pasti telah cukup akrab dengan makanan khas yang satu ini. Karena Surabaya memang daerah asalnya. Rujak ulek tak ubahnya rujak-rujak kebanyakan. Bumbunya terdiri atas cabe, kacang tanah goreng, bawang putih, petes, kecap, dan bumbu lainnya. Semua bumbu tersebut dihaluskan di atas cobek dengan cara diulek, yakni ditumbuk menggunakan ulek-ulek (alat pengulek).

Setelah bumbu halus teramu menjadi satu, baru kemudian klatakan yang berupa irisan tipis buah-buahan (bengkoang, nanas, mentimun, krai, jambu buah, dan buah lainnya sesuai selera) dicampur menjadi satu plus ditimpahi kulupan sayur godok (kangkung dan kecamba) di atasnya, baru kemudian disiram bumbu rujak. Atau ada juga yang menyertakan irisan lontong.

Dalam penyajiannya, biasanya rujak ulek disuguhkan di atas pincuk daun pisang. Namun seiring perkembangan zaman, kini daun pisang diganti dengan kertas minyak karena lebih praktis dan mudah didapat. Mau praktis lagi menggunakan piring.

Namun di tengah serbuan makanan dan restoran cepat saji yang mewaralaba ke berbagai pelosok nusantara, keberadaan rujak ulek perlahan tapi pasti agak terpinggirkan dan terancam kehilangan popularitas. Untuk mencari dan mencicipinya di kota asalnya pun harus hunting dulu ke beberapa kawasan yang terdapat penjual rujak uleg ini.


Akan tetapi kekhawatiran itu tak perlu terlalu dirisaukan, karena setiap tahun (sejak sekitar tahun 2003) pemerintah kota Surabaya selalu menggelar Festival Rujak Uleg. Sebagaimana pada penyelenggaraan  Festival Rujak Uleg , Minggu lalu (13/5/2012) yang digelar di Kya-Kya Kembang Jepun dalam rangka HUT ke-719 Kota Surabaya.

Festival rujak uleg ini diikuti puluhan warga kota Surabaya dari instansi pemerintah kota Surabaya, instansi pendidikan, dan staf hotel di Surabaya. Sekitar pukul 13.00 WIB dimulai dengan dibuka oleh Walikota-Ibu  Tri Risma Harini dengan nguleg bareng di tempat yang disediakan oleh panitia.

Pukul 14.00 WIB rujak uleg pun sudah jadi dibuat oleh masing-masing peserta. Dan, panitia mengumumkan 40 besar dengan mendapatkan dana pembinaan sebesar 1 juta lima ratus rupiah. Dari 40 besar diambil lagi menjadi 5 besar mendapat sepeda gunung dan peralatan memasak.

Semakin meriah festival ini dengan hadirnya musik patrol dan beberapa pejabat pemerintah kota Surabaya dan tamu undangan.

Ibu Risma mengajak warga kota Surabaya untuk bangga melestarikan makanan rujak uleg karena menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan bagi luar maupun dalam negeri dan menjadi makanan ciri khas kota Surabaya.


(asep_diambil dari berbagai sumber.net_google.com)