Selasa, 30 Desember 2008

Kumpul Kempel Art Santa Maria


Ingatkan Anak Muda, Lestarikan Budaya Bangsa

SETIAP tahun SMA Santa Maria mengadakan konser Paduan Suara dengan Orkestra. Akhir tahun lalu, Paduan Suara dan Orkestra konser di Hotel Equator, Selasa (18/12) lalu bertajuk “Let My Little Light Shine”.

“Kali ini tidak ada konser, konser diganti dengan Kumpul Kempel Art.”

Menurut Dini Respati P,S.Psi, Ketua Panitia, ide memunculkan kalimat tersebut dari Pambuko Kristian, sekaligus menjadi tajuk dari event Santa Maria. Mengapa Santa Maria?, karena memberi kesempatan kepada siswa-siswi Santa Maria untuk mengembangkan talentanya dan menampilkan kreasinya maka digagaslah pagelaran bersama siswa/ siswi TK, SD, SMP, dan SMA.

“Untuk mewujudnyatakan misi Sekolah Santa Maria yakni menumbuhkembangkan kecintaan pada budaya, bangsa, dan tanah air melalui penghargaan kepada pluralitas budaya, agama dan membangun kepedulian”, jelasnya.

Sekolah Santa Maria juga berorientasi pada pengembangan potensi siswa yang ditunjukkan melalui beragamnya aktivitas ekstrakurikuler di Santa Maria. Dengan demikian, Sekolah Santa Maria membuka kesempatan seluasnya agar siswa/siswi Santa Maria dapat menampilkan kreasinya.

Kumpul Kempel Art ini diadakan di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya-Genteng Kali, Jumat Legi (19/12) yang lalu.

Kumpul Kempel Art ini dimulai pukul 19.00 wib, sebelum acara para undangan dihibur oleh Karawitan karyawan-karyawati Santa Maria. Harmonisasi dan power yang dimainkannya membawa suasana di gedung Cak Durasim semakin meriah.

Alhasil, opening art Kumpul Kempel Art dibuka dengan tarian gunungan wayang kulit yang dibawakan oleh anggota teater, sendratari, dan Karawitan Komtemporer SMA Santa Maria.

Tidak lama kemudian, Sr. Agatha Linda Chandra, OSU, Kepala Satuan Pendidikan SMA Santa Maria, Kumpul Kempel Art selain pengisi acaranya dari TK, SD, dan SMP.

Kepanitiaannya juga dikerjakan oleh sebagian besar dari ekstrakurikuler SMA Santa Maria, diantaranya ekstra sinematografi-dokumentasi kegiatan, ekstra desain grafis-desain poster, undangan/tiket, backdrop, buklet, ekstra Sanmar FM-liputan kegiatan, publikasi dan MC kegiatan, ekstra jurnalistik dalam liputan kegiatan, publikasi dan pembuatan buklet, dan ekstra grooming atau ekstra kepribadian sebagai tim penerima tamu, seru Kepala Satuan Pendidikan SMA Santa Maria.

Berbagai acara disuguhkan pada malam itu, mulai paduan suara dari SMA dengan mempersembahkan lagu (Janger, I Will Sing With The Sprint, Go Tell it to The Montain, Sigulempong, dan Frog), tari Dongklak dari TK, fashion Show dari TK dengan menyuguhkan kekayaan budaya yakni Batik, orkestra dari SMP mempersembahkan dua lagu (Pandang Pertama dan Bukan Super Star), musik keroncong dari SMP melantunkan pujian Tuhan Menyapa, karawitan mempersembahkan lagu (Palawakya-Karw Bali dan Parisuka), karawitan kontemporer menunjukkan eksistensi dengan mempersembahkan Jenggleng, dan teater.

Dipenghujung acara Kumpul Kempel Art menampilkan kreasi dari ekstrakurikuler teater SMA dengan lakon Colong. Colong ini menceritakan salah seorang yang bernama Colong ini kehilangan kekayaannya, seperti angklung, batik, dan topeng. Walaupun kekayaan telah hilang, Colong masih enak-enak tidur tanpa berbuat apa-apa. Melihat itu si mbah jadi jengkel, kenapa ya Colong sebagai anak muda tidak mempunyai semangat untuk melestarikan kekayaan yang luar biasa ini.

Melalui si Mbah, Colong sebagai anak muda diingatkan untuk selalu peka dan peduli terhadap budayanya. Jangan sampai hilang satu persatu diakui negara lain. Apalagi di hak paten oleh negara lain. Ini lebih parah lagi. (sep.)

Selasa, 09 Desember 2008

Hari Raya Idul Adha


Umat Katolik Berbagi Daging Qurban















Foto diambil dari images.google.co.id

Minggu Wage malam (7/12), Seluruh umat Muslim menggemakan takbir menyambut Idul Adha 1430 H. Saat melintas jalan raya Darmo samping Taman Bungkul ratusan umat Muslim mulai anak-anak remaja maupun dewasa mengumandangkan takbir. Di depannya tampak replika atau tiruan sapi yang terbuat dari kertas dan bintang diwarni dengan cahaya lampu diarak menuju masjid Al-Fala.

Keesokan harinya, Senin Kliwon (8/12) seluruh umat Muslim merayakan Hari Raya Idul Adha dengan menjalankan sholat Ied bersama. Barulah umat Muslim mengadakan penyembelihan qurban, diantara kambing dan sapi.

Berdasarkan pantau penulis di jalan raya Darmo, tepat Bank Bukopin dan Bank Jatim, jalan Basuki Rahmat ikut berpartisipasi menyembelih daging qurban. Bahkan sejak pagi, kaum Dhuafa berjubel di depan pagar Bank Bukopin.

Lebih jauh lagi, di Pengadilan Negeri jalan Arjuno ikut membagikan daging qurban dengan menyediakan 1500 kupon (Jawa Pos, 9/12).

Begitu juga umat Katolik Paroki Aloysius Gonzaga ikut membagikan qurban. Partisipasi ini sudah beberapa kali diadakan oleh umat Katolik Paroki Aloysius Gonzaga bekerjasama dengan Forum Komunikasi Masyarakat Pelangi (FKMP) Surabaya, terang Romo Haryanto Prajitno, Pr. Romo Haryanto juga menambahkan ini bentuk dari kebersamaan umat sebagai upaya mewujudkan kebersamaan lintas agama, tambahnya. (suarasuarabaya.net, Senin (8/12).

Kegiatan ini langsung mendapat pantauan dari Romo Haryanto Prajitno, Pr, selaku Pastor Paroki Aloysius Gonzaga dan Ketua Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Keuskupan Surabaya , diawali dengan bersama. Berlanjut dengan doa secara Islam untuk pelaksanaan penyembelihan ternak qurban.

Umat Katolik Paroki Aloysius Gonzaga membagikan kurang lebih 600 Kepala Keluarga di daerah sekitar Paroki Aloysius Gonzaga, seperti Donowati, Tanjungsari dan Sukomanunggal (suarasuarabaya.net). (as.)

Minggu, 07 Desember 2008

Gelar Live In 2008


LIVE IN DI KOTA GUDEG















Pembangunan suatu bangsa menyangkut banyak segi, bukan hanya bidang materiil yang kelihatan mata saja, melainkan seluruh manusia dan alam secara menyeluruh.

Suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari adalah perlunya pembangunan manusia yaitu pembinaan suatu generasi. Melihat fenomena generasi muda Indonesia yang cenderung ke arah negatif, dengan segala fasilitas teknologi yang sepertinya semakin mendukung mereka bergaya hidup hedonis, konsumeris dan individualis. Generasi muda harus kita hantarkan dan kita arahkan kepada masa depan yang sehat, dewasa, tangguh dan bertanggung jawab.
Siswa SMA Santa Maria merupakan remaja kota Metropolitan II memiliki kecenderungan individualis karena kesibukan pribadi dan segala kebutuhan yang dicapai dengan mudah. Bahkan siswa-siswi ini sebentar lagi akan memasuki dunia yang lebih luas, yaitu dunia pendidikan tinggi dan dunia kerja.

Untuk itu SMA Santa Maria mempersiapkan siswa-siswinya untuk mengikuti kegiatan Live In. Live In, salah satu implementasi dari bentuk kegiatan pembinaan mental yang mengenal kehidupan masyarakat desa. Untuk mewujudnyatakan Serviam dalam kehidupan sehari-hari seturut semangat Santa Angela.
Sehingga siswa dapat mengintegrasikan atau mempersatukan ilmu, iman, dan nilai-nilai kemanusiaan untuk menjawab tantangan zaman. Kalimat ini juga tertuang dalam Visi dan Misi Santa Maria, Yayasan Paratha Bhakti.
Kegiatan Live in merupakan program tahunan yang diselenggarakan SMA Santa Maria untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai kepekaan dan kepedulian dalam hidup bermasyarakat secara bertanggungjawaban dalam hidup di dunia ini. Karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial.

Saat dikonfirmasi oleh tim sanmarosu.org, Maria Sandra Naulitta S, S. Pd, sekretaris Live In menjelaskan tujuan dari Live In berdasarkan hakekat manusia dan ada delapan tujuan, yakni menyadari diri sebagai makhluk sosial yang harus hidup bersama semua orang yang beraneka ragam strata sosialnya, memiliki kepekaan sosial sehingga peduli terhadap lingkungan, menyadari kebesaran rahmat Allah padanya sehingga dapat membaginya dengan orang lain, memiliki sikap dan kemandirian menghadapi hidup, mampu mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja sebagai cermin citra Allah, memiliki ketrampilan untuk berkomunikasi yang baik dengan sesame, menyadari diri, sehingga memiliki kerendahan hati untuk selalu “belajar” dan meningkatkan semangat belajar, menyadari bahwa masyarakat adalah guru yang baik untuk kesuksesan hidupnya kelak, jelas sekretaris Live In.
Live In ini diadakan di kota Gudeg, Yogyakarta, tepatnya di lima titik lokasi, yakni Paroki Klepu, Girikerto, Turi, Paroki Nanggulan, Paroki Boro-Desa Gorolang, Paroki Boro-Desa Nglebeng, Kab Sleman, Yogyakarta, Rabu Pahing (26/11) sampai Minggu Pon (29/11) diikuti oleh 192 siswa-siswi kelas XII dengan didampingi 24 Guru dan Staf Tata Usaha.

Sekitar pukul 07.00 WIB siswa-siswi diberangkatkan oleh panitia dari SMA Santa Maria Surabaya dan tiba di lokasi sekitar pukul 17.00 waktu daerah Jogja. Siswa-siswi tiba di Paroki Boro telah ditunggu oleh dua angkutan ala desa (Kol, red.) dan satu pick up untuk tas siswa-siswi. Untuk tiba di lokasi siswa-siswi berangkat menggunakan angkutan, karena jalannya hanya satu meter setengah. Di desa Nglembeng, siswa-siswi sudah ditunggu oleh umat stasi Nglebeng di Kapel.

Ketua Stasi, Tumijo, selamat datang di desa kami, kalian belajar banyak hal tentang kehidupan desa. Hidup desa berbeda sekali dengan hidup kota yang serba ada. Jadi beginilah apa adanya kondisi kami.
Begitu juga F.X Rudy Prasetya, S.S mengatakan terima kasih telah disambut oleh umat stasi Nglembeng, pembagian tempat tinggal dan kelompok. Usai pembagian tempat tinggal dan kelompok. Siswa-siswi langsung menuju rumah mereka masing-masing.

Hari pertama-malam harinya, mereka mengikuti kegiatan umat di Nglembeng latihan koor untuk persiapan Perayaan Ekaristi di Paroki Boro. Pagi hari siswa-siswi melakukan aktivitas mereka di rumah masing-masing ada yang menanam (lombok, kunyit, dan singkong), mengambil air di sumber, mencari rumputi, pergi ke pasar karena pada hari itu pas ada pasar Kliwon.

Hari kedua siswa-siswi menemani anak-anak desa untuk bimbingan belajar di rumah bapak Tumijo, Ketua Stasi. Bimbingan belajar ini dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama untuk tingkat SD dan kelompok kedua untuk tingkat SMP. Bimbingan belajar lebih banyak pada matematika dan bahasa Inggris, karena pada saat itu anak-anak banyak pekerjaan rumah.

Tidak hanya itu, siswa-siswi juga mengikuti doa kelompok dan doa malam widodareni di rumah salaha satu karyawan kami di desa ini, Mrs. Jemidi. Semoga bahagia dan langgeng ya mas sampai kakek nenek.
Hari ketiga-siswa-siswi mengikuti doa sebelum Misa Nyadran. Doa ini merupakan bagian dari liturgi yang diinkluturasikan dengan budaya Jawa. Berduyun umat stasi Nglembeng ke gereja merayakan arwah orang beriman. Umat sana menyebutkan Misa Nyadran, ,Misa dipersembahkan oleh Rm. Petrus Suratmi, Pr.
Usai Misa Nyadran, umat nyekar ke makam sanak family yang telah meninggal dunia. Dengan kusuk mereka berdoa di kubur dan menyebarkan bunga mawar sebagai hubungan batin.

Tak terasa empat hari telah dilalui oleh siswa-siswi untuk belajar kehidupan di desa. Febri, kela XII IPS 3 mengatakan orang-orang itu baik-baik, sikap persaudaraannya tinggi sekali dan selalu bergotong rorong. Tampak jelas saat membersihkan MCK, umat ikut bersama membersihkannya. Pun demikian yang dirayakan oleh salah satu umat, Supri mengatakan anak-anak hebat, mau hidup di desa. Buktinya mau bertani, mengambil rumput, air, dan satu makannya tidak rewel. Semua yang disuguhkan di makan oleh siswa-siswi SMA Santa Maria, mudah bergaul, dan cepat akrab, seru Supri. (as.)

Serviam Project 2008


Tumbuhkan Rasa Peduli dan Empati
















(Foto ini hanya ilustrasi diambil dari internet.image.google.co.id) Menatap masa depan

Generasi muda adalah modal kemajuan bangsa. SMA Santa Maria adalah salah satu tempat generasi muda ditempa menjadi generasi yang patut diandalkan untuk ambil bagian bagi kemajuan bangsa dengan semangat Santa Angela. Untuk itulah dengan visi SMA Santa Maria, para siswa dituntut menciptakan komunitas belajar yang kritis, kreatif, dan inovatif dalam mengintegrasikan ilmu, iman, dan nilai-nilai kemanusiaan.

Lingkungan keluarga umumnya dan orang tua khususnya sanngat menentukan dalam pembentukan pribadi siswa. Siswa-siswi SMA Santa Maria sebagian besar adalah para siswa yang berlatar belakang kemampuan keluarga menengah ke atas. Kondisi tersebut menjadikan siswa selalu beranggapan semua sudah tersedia dan mudah untuk diperoleh. Sementara itu masih banyak kehidupan di sekitar mereka yang berkekurangan baik materi maupun perhatian sehingga perlu perjuangan keras untuk mencukupinya.

Dengan realita tersebut maka para siswa perlu belajar dari lingkungan yang lebih luas melalui kegiatan Serviam Project. Serviam Project adalah media untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dengan tindakan yang nyata. Bentuk pelayanan akan menjadi kegiatan utama dalam program Serviam Project.

Serviam Project diadakan Rabu Pahing (26/11) sampai dengan Minggu Pahing (30/11) diikuti oleh ratusan siswa-siswi SMA Santa Maria kelas XI di berbagai Panti Asuhan dan Rumah Singgah, diantaranya Panti Asuhan Sola Gracia , Panti Asuhan dan Jompo Pelayanan Kasih, Panti Jompo Hargo Dedali, Panti Asuhan Gading Pantai, Rumah Singgah Yayasan Merah Merdeka (YMM), Rumah Singgah Sekar, Panti Asuhan Karya Kasih.

Th. Rahmayanti, S.pd., selaku koordinator Serviam Project, tujuan Serviam Project ini memupuk rasa empati pada diri siswa kepada orang lain sebagai sesame, menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai, menumbuhkan rasa tanggung jawab, mendapat nilai pengembangan kepribadian dan nilai pendidikan agama, serta mewujudkan semangat SERVIAM, terang Yanti.

Pada umum siswa-siswi senang dengan kegiatan ini, karena dapat menumbuhkembangkan rasa peduli dan empati mereka terhadap sesama yang membutuhkan uluran tangan mereka. Bahkan siswa-siswi mempunyai inisiatif memberikan sedikit bekal mulai dari bingkisan (alat tulis, perlengkapan mandi, dan sembako). Untuk di rumah singgah, siswa-siswi tidak hanya sekedar memberikan bingkisan. Tetapi menemani mereka untuk bimbingan belajar selama lima hari.

Seperti yang dikatakan oleh Alfred, koordinator rumah singgah YMM yang berada di Jagir Sido Mukti, saya salut kepada siswa-siswi SMA Santa Maria yang tidak pernah mengatakan janji kepada anak-anak kami. Tetapi selalu konsisten menemani mereka bimbngan belajar hingga mengadakan acara ulang tahun bersama untuk YMM, kata koordinator rumah singgah YMM.

Selain itu siswa-siswi SMA Santa Maria, kelas X juga mengelarkan kegiatan di sekitar sekolah dengan tema Respect and serve others. Tujuannya untuk menghargai dan melayani orang lain, seperti yang dilakukan Antonuis. Antonius membantu berjual soft drink di belakang lapangan Santa Maria. Antonuis tidak pernah berpikiran berjual soft drink salah satu profesi yang jelek. Justru dari membantu berjual Soft drink ini, saya dikuatkan untuk tetap semangat dalam menghadapi tantangan zaman ini, jelas Antonius. (as.)

Expresi


Expresikan Aksimu


Foto-foto ini diambil pada saat saya pulang kerja, ternyata di pertiga jalan antara Doniyo dengan Mojopahit ada event x mild. Event digelar tepat di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.





Sabtu, 06 Desember 2008

UK Music ITATS

Ekspresikan Diri Lewat Musik

Tak seperti biasanya, area parkir kampus Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ramai. Keramaian ini disebabkan bukan kemacetan kendaraan roda empat atau roda dua. Keramaian ini disebabkan oleh mahasiswa yang menggelar Music Refresh. Music Refresh, salah satu bentuk ekspresi diri dari kalangan mahasiswa ITATS yang doyan musik alternatif, mulai rock, R&B, Pop, dan Pop Rock. Music Refresh ini diadakan oleh Unit Kegiatan Music ITATS. Dengan mengusung tema : “Dengan Musik Kita Satukan Visi dan Tujuan Kita, Rabu (3/12). Sesuai dengan tema dari Music Refresh ini, Para anggota UK Music ITATS juga mengundang UK Music dari berbagai kampus yang ada di Surabaya, diantaranya ITS, Untag, dan Uni Tomo.

Ratusan mahasiswa asyik duduk di pelataran area parkir untuk menonton dan mendengar Music Refresh. Mulai pagi hingga malam UK ITATS menghibur penguna jalan Arif Rahmad Hakim.

Saat dikonfirmasi dari salah satu mahasiswa ITATS yang tidak mau disebutkan namanya, Gelar Music Refresh ini diadakan untuk ajang promosi untuk mahasiswa baru tahun 2008. Suatu terobosan yang luar biasa dilakukan oleh UK Music Refresh ini. Untuk menarik minat mahasiswa baru 2008 digelar ini, bahkan di setiap papan pengumuman terlihat jelas ajakan untuk bergabung di UK Music ITATS. Kembangkan potensi kalian dalam menumbuhkembangkan jati diri yang penuh life skill. Life skill is Music Refreshing. Selamat Bergabung kawan di UK Music ITATS. (asep.)

Kamis, 04 Desember 2008

Jelang Natal 2008

Umat Katolik Siapkan Hati dan Budi

Sebelum memasuki Natal, Umat Katolik merayakan masa liturgi Adven menandai masa persiapan rohani umat beriman sebelum Natal. Adven dimulai pada hari Minggu terdekat sebelum Pesta St. Andreas Rasul (30 November). Masa Adven berlangsung selama empat hari Minggu dan empat minggu persiapan, meskipun minggu terakhir Adven pada umumnya terpotong dengan tibanya Hari Natal.

Meskipun sejarah Adven agak “kurang jelas”, makna Masa Adven tetap terfokus pada kedatangan Kristus. Menurut Dra. Bernadette S. Rini D., Guru Agama Santa Maria, Adven berasal dari bahasa Latin “adventus”, artinya “datang”. Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua”, terang Guru Agama ini.

Dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus yang lahir kembali ke dunia, Umat Katolik merayakan adven merayakan empat lilin. Lilin adven membentuk lingkaran yang tidak mempunyai kata awal dan akhir. Semakin mendekati keempat lilin tersebut, umat Katolik semakin memantapkan hati dan budinya untuk menyambut Sang Juru Slamat.

Berbagai persiapan dilakukan oleh umat Katolik mulai dari beli baju, membuat kue Natal, menghias pohon Natal hingga mendesign kandang Natal. Bahkan diberbagai mal di Surabaya bernuansa Natal dan menggelar pesta Santa Claus sebelum Natal.

Tetapi itu semua juga penting dalam menyambut Sang Juru Slamat kita. Lahir di kota Bethelem, di kandang domba yang bau dan kotor. Sejak awal ini menunjukkan bahwa Sang Juru Slamat, Yesus Kristus ini mau rela berkorban demi hambaNya. Sejak awal mau menderita dilahirkan di kandang domba.

Dengan demikian kita bisa berhenti sejak melakukan olah batin atau yang sering kita sebut refleksi. Kita ditunjukkan sikap yang begitu luar biasa. Maria dan Yusuf tidak pernah mengeluh atas kehendak Allah terhadap dirinya. Walaupun orang tua Yesus mempunyai kekurangan terhadap keluarga, tetap disyukuri dan berterima kasih telah diberikan rahmat yang berlimpah.

Dari sinilah, kita diingatkan oleh Sang Juru Slamat untuk peduli pada sesama kita yang membutuhkan bantuan kita, seperti nantinya pada saat malam Natal. Janganlah sibuk pada kerapian baju kita yang serba mini. Tengoklah kanan dan kiri kita saat memasuki gerbang gereja di situlah Sang Juru Slamat datang di hati mereka. Hati mereka penuh kekayaan lahiriah dan batiniah, bahkan kaya akan lima keutamaan yakni kelembutan hati, kesederhanaan, rendah hati, mati raga, dan selus animarum (penyelamatan jiwa-jiwa, red).

Bukan kekayaan materiah yang kita bahwa kepada Sang Juru Slamat, seperti baju yang mewah. Tetapi hati dan batin kita untuk siap menjadi muridNya yang militan dan berjuang dalam membahagiakan orang lain. Dari situlah kebahagiaan kita terpancarkan. Bukan lagi berbahagia di atas penderita orang lain. Hapus itu dari pikiran kita dengan menghormati kepada orang lain. (as.)

Jelang Natal 2008

Umat Katolik Siapkan Hati dan Budi

Sebelum memasuki Natal, Umat Katolik merayakan masa liturgi Adven menandai masa persiapan rohani umat beriman sebelum Natal. Adven dimulai pada hari Minggu terdekat sebelum Pesta St. Andreas Rasul (30 November). Masa Adven berlangsung selama empat hari Minggu dan empat minggu persiapan, meskipun minggu terakhir Adven pada umumnya terpotong dengan tibanya Hari Natal.

Meskipun sejarah Adven agak “kurang jelas”, makna Masa Adven tetap terfokus pada kedatangan Kristus. Menurut Dra. Bernadette S. Rini D., Guru Agama Santa Maria, Adven berasal dari bahasa Latin “adventus”, artinya “datang”. Katekismus Gereja Katolik menekankan makna ganda “kedatangan” ini: “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua”, terang Guru Agama ini.

Dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus yang lahir kembali ke dunia, Umat Katolik merayakan adven merayakan empat lilin. Lilin adven membentuk lingkaran yang tidak mempunyai kata awal dan akhir. Semakin mendekati keempat lilin tersebut, umat Katolik semakin memantapkan hati dan budinya untuk menyambut Sang Juru Slamat.

Berbagai persiapan dilakukan oleh umat Katolik mulai dari beli baju, membuat kue Natal, menghias pohon Natal hingga mendesign kandang Natal. Bahkan diberbagai mal di Surabaya bernuansa Natal dan menggelar pesta Santa Claus sebelum Natal.

Tetapi itu semua juga penting dalam menyambut Sang Juru Slamat kita. Lahir di kota Bethelem, di kandang domba yang bau dan kotor. Sejak awal ini menunjukkan bahwa Sang Juru Slamat, Yesus Kristus ini mau rela berkorban demi hambaNya. Sejak awal mau menderita dilahirkan di kandang domba.

Dengan demikian kita bisa berhenti sejak melakukan olah batin atau yang sering kita sebut refleksi. Kita ditunjukkan sikap yang begitu luar biasa. Maria dan Yusuf tidak pernah mengeluh atas kehendak Allah terhadap dirinya. Walaupun orang tua Yesus mempunyai kekurangan terhadap keluarga, tetap disyukuri dan berterima kasih telah diberikan rahmat yang berlimpah.

Dari sinilah, kita diingatkan oleh Sang Juru Slamat untuk peduli pada sesama kita yang membutuhkan bantuan kita, seperti nantinya pada saat malam Natal. Janganlah sibuk pada kerapian baju kita yang serba mini. Tengoklah kanan dan kiri kita saat memasuki gerbang gereja di situlah Sang Juru Slamat datang di hati mereka. Hati mereka penuh kekayaan lahiriah dan batiniah, bahkan kaya akan lima keutamaan yakni kelembutan hati, kesederhanaan, rendah hati, mati raga, dan selus animarum (penyelamatan jiwa-jiwa, red).

Bukan kekayaan materiah yang kita bahwa kepada Sang Juru Slamat, seperti baju yang mewah. Tetapi hati dan batin kita untuk siap menjadi muridNya yang militan dan berjuang dalam membahagiakan orang lain. Dari situlah kebahagiaan kita terpancarkan. Bukan lagi berbahagia di atas penderita orang lain. Hapus itu dari pikiran kita dengan menghormati kepada orang lain. (as.)

Rabu, 19 November 2008

Galeri foto Star Mild

OSIS SMA Santa Maria


Cari Bibit Baru

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) mengadakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) di sekolah dan di luar kota. Di sekolah diadakan selepas Pameran Pendidikan (18/10), kira-kira pukul 15.00 WIB dibuka dengan doa pembuka oleh Dra. Indaryati di Pendopo.
Tujuan dari LDKS ini mencari bibit baru, calon anggota pengurus OSIS dan mengembangkan sayap OSIS kita ini.
Selepas itu dilanjutkan dengan session selanjutnya, diantaranya pemberian materi leadership (umum dan kristiani), komunikasi, koordinasi dalam organisasi, manajemen OSIS, Struktur Organisasi, Problem Solving, Proposal, dan Laporan Pertanggung Jawab di ruang agama sampai Minggu siang (19/10).
LDKS diadakan kembali di Wisma Darmaningsih, Claket-Mojokerto tidak pemberian materi, melainkan lebih pada outbond mulai tanggal 26-28 Oktober 20008. (sp)
















Tumbuhkan Kepekaan Terhadap Alam

Duta Lingkungan (Duling) SMA Santa Maria, bulan lalu mengadakan diklat di PPLH, Seloliman, Trawas, Sabtu dan Minggu, 20-21 September 2008. Diklat Duling ini dikemas dalam outbond dan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), diikut oleh 34 anggota Duling, 7 Guru Pembina, dan dibantu dua alumni.
Outbond diadakan bertujuan untuk melihat karakter angota Duling, mulai dari menyebrangi sungai dengan seutas tali tambang, dan melewati jaringan laba-laba. Dari sinilah Guru Pembina telah memilih anggota Duling untuk dijadikan pengurus. Tidak hanya outbond, anggota Duling diajarkan cara pembuatan kertas daur ulang sampai proses pembuatan karya seni dari daur ulang, diantaranya pigura dan tempat tisu. (as).

Gelar Pameran Pendidikan 2008


Dibuka Karawitan Kontemporer

Pameran Pendidikan kali ini, SMA Santa Maria 2008 diadakan di setiap ruang kelas mulai kelas X sampai XII, tanggal 17-18 Oktober 2008. Hari pertama Jumat, 17 Oktober 2008 dimulai dengan presentasi setiap Universitas baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Esok harinya, Sabtu 18 Oktober 2008 digelar pamerannya, sambutan pertama pada saat pembukan pameran pendidikan diiringi karawitan kontemporer. Sr. Agatha disambut oleh tarian tradisional untuk pengguntingan pita.
Tidak hanya itu dalam pameran pendidikan dimeriahkan oleh lomba robot yang dikenal dengan Robot Lego (lihat di kolom BK).
Ketua Pameran Pendidikan Drs. Supardjo, Guru Matematika, Pameran Pendidikan membantu anak didik kami, Kelas XII untuk persiapan memasuki Universitas. Karena tidak semua siswa telah memutuskan mau meneruskan kemana, terang Supardjo. (asep)

Minggu, 05 Oktober 2008

Refleksi Hari Pangan Nasional 2008



Berpikirlah Kristis Dalam Menciptakan Keanekaragaman Pangan
dan Menyelamatkan Bumi


"Dan Bunda Gereja sepanjang sejarah senantiasa mengajarkan bahwa semua barang ciptaan diperuntukkan bagi semua orang. Alam serta kekayaannya diusahakan demi pengembangan lingkungan hidup yang menghasilkan kesejahteraan bagi setiap orang dan seluruh masyarakat .... Manusia membutuhkan daya dukung lingkungan alam ciptaan. Dan memelihara hidup manusia baik untuk hari ini maupun hari depan.” (Surat Gembala tentang Lingkungan Hidup tahun 1989)


Melalui Hari Pangan Nasional 2008 yang diperingati tanggal 16 Oktober 2008, bahkan dunia juga memperingati Hari Pangan Sedunia atau World Food Day adalah satu momen di mana masyarakat Indonesia diajak untuk merefleksikan dan memperhatikan kembali kondisi pangan Indonesia. Kita lihat data yang diolah oleh Panitia HPS KWI mengatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia 2008 sebesar 220 juta jiwa dan terus berkembang. Jika konsumsi beras per kapita sebesar 115 kg/tahun, maka jumlah yang harus dipenuhi tahun ini sebesar 25,3 juta ton, atau setara gabah kering giling (GKG) 43,5 juta ton. Untuk memenuhi produksi yang aman, diperlukan lahal seluas 8,7 juta ha. Data riil mengatakan tahun 2008 ini setelah dikurangi laju konversi lahan sawah menjadi non pertanian yang mencapai 134 ribu ha/tahun, diperkirakan seluas 11,4 juta ha. Jadi tahun ini diperkirakan surplus beras. Kenapa Indonesia menjadi kekurangan beras, hal ini ada apa? Diperlukan kepekaan dan kepedulian dalam mencerna dan melakukan terobosan baru dalam mengatasi permasalahan ini? Bagaimana kondisi nantinya di tahun 2018, diperkirakan laju pertumbuhan penduduk tahun 2018 1,5% per tahun, maka populasi penduduk mencapai 270,8 juta jiwa. Kebutuhan beras sebanyak 40,2 juta ton atau setara 69,1 juta ton GKG, yang dapat dihasilkan dari luas panen 13,8 juta ha. Padahal luas sawah yang ada tinggal 10,45 juta ha. Dikhawatirkan pada satu dekade mendatang Indonesia sudah krisis pangan.
Untuk mengatasi krisis pangan ini diperlukan terobosan baru dalam mengisi celah-celah tersebut. Melalui Hari Pangan ini harus dijadikan momentum yang terbaik dalam menumbuhkembangkan kembali ke pertanian organik, pertanian organik bukan saja tuntutan kebutuhan konsumen tetapi juga menadi kepentingan petani. Karena pertanian organik ini menjadi dasar bagi perwujudan kemandirian petani dan mengurangi ketergantungan dari pihak luar yang mewajibkan petani menggunakan pupuk berbahan kimia dan pestisida. Padahal pupuk kimia dan pestisida ini mengelabui kita dan para petani, karena secara tidak langsung bila petani terus menerus memakai pupuk tersebut melegalkan pemanasan global. Pemakaian pupuk yang berbahan kimian salah dalam budidaya tanaman, khususnya yang monokultur pada hamparan luas, akan meningkatkan akumulasi gas ammonia di atmosfir.
Seperti yang diungkapkan Eddy Locke, Staf Komisi PSE di Wisma Pastoral Hati Kudus Yesus lantai 3, memang kalau menggunakan pupuk yang berbahan kimia tahan hama dan tumbuhnya cukup bagus bila dilihat kasat mata, tetapi hasilnya bila dikonsumsi masyarakat akan membuat ketahanan tubuh kita tidak baik. Tampaknya enak dikonsumsi, didalamnya membunuh kita secara berlahan-lahan, ungkap Staf Komisi PSE.
"Memang pertanian organik ini bertolak belakang dengan pertanian kimiawi dan transgenik yang dikendalikan secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya karena sebagai hasil kebijakan neo-liberalisme. Kita harus kritis terhadap kebijakan neo-liberalisme dalam mengatasi kondisi krisis pangan tahun 2018 nantinya. Pertanian organik mampu kesuburan tanahnya sebaliknya pertanian kimiawi merusak kesuburan tanah.”
Maka perlu ditumbuhkembangkan kemandirian petani dan masyarakat melalui pertanian organik, pertanian organik ini didukung juga melalui penggunaan pupuk kompos, pestisida alami, budidaya padi melalui padi organik, dan pembenihan/pemuliaan tanaman. Pupuk kompos diciptakan melalui daun-daun yang kering, sampah basah, kotoran ternak.
Pupuk kompos ini juga telah digalak oleh salah satu Media Harian di Surabaya bekerjasama dengan Pemerintah kota Surabaya mencanangkan Green and Clean dengan gerakan penghijauan dan mengurangi sampah dari Tempat Pembuangan Akhir melalui pemilahan sampah diantaranya sampah basah, kertas, dan plastik. Sampah basah ini diolah kembali menjadi pupuk kompos melalui keranjang Takakura yang telah diproduksi oleh pihak Pusdakota, sampah kertas didaur ulang digunakan sebagai diary msupun bingkai yang dikombinasi dengan daun kering ataupun biji-bijian dari pohon pinus, sedangkan plastik didaur ulang menjadi souvenir yang apik seperti tas dari kemasan deterjen, topi, vas bunga, dan bunga dari bahan plastik.
Tidak hanya pupuk kompos masyarakat juga perlu melakukan diversifikasi pangan dengan menanam berbagai ragam sumber pangan, diantaranya jagung, ketela, ubi, sukun, kelapa, sayuran dan buah. Salah satu contoh yang dilakukan Bapak Tatang H Soerawidjaja membuat bahan baker dari Ubi-ubian, yakni Singkong yang dinamakan Biofuel. Biofuel merupakan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan atau hewan, biasanya dari pertanian, sisa padatan juga hasil hutan. Coba kita lihat biofuel, khususnya etanol. Melalui proses sakarifikasi (pemecahan gula komplek menjadi gula sederhana), fermentasi, dan distilasi, tanaman-tanaman seperti Singkong dapat dikonversi menjadi bahan bakar, (Sumber : Trubus, Judul : Mengebor Bensin di Kebun Singkong, 12/01).
Jangan berpikir kalau belum makan nasi (beras, red.) berarti belum makan. Pemikiran yang kolot untuk dibuang jauh-jauh. Hal ini juga dibarengi dengan usaha ekstensifikasi membuka lahan baru tanpa merusak daya dukung alam. Perlu diberi kesempatan mengolah lahan milik pemerintah dalam meningkatkan lapangan pekerjaan. Pemerintah janganlah egosi lahan yang ada hanya diperuntuk kalangan pemodal ataupun investior untuk pembuatan mal, villa, hotel, dan Ruko. Pembuatan mal, villa, hotel, dan ruko suatu kebijakan yang tidak berpihak pada petani. Padahal kebutuhan pangan sangat mendesak harus segera direalisasikan untuk kepentingan bersama.
Untuk mengembalikan semangat dan mental petani pada pertanian yang ramah lingkungan dan menghasilkan makanan sehat diperlukan adanya pencerahan untuk penyadaran. Pencerahan yang dilakukan dan didukung oleh semua pihak dan terlebih kebijakan pemerintah baik soal perundang-undang, anggaran, tenaga dan perhatian untuk implementasi.
Tidak hanya pertanian organik yang telah digalak oleh berbagai LSM, seperti di Blitar dan Magelang. Perlu juga usaha ternak dan ikan, ternak ini berfungsi sebagai tabungan dan tenaganya bisa dimanfatkan untuk membantu para petani membajak sawah dan mengurangi penggunaan traktor, karena harga BBM sekarang ini sedang gil-gilaan. Dagingnya dapat meningkatkan mutu gizi keluarga para petani. Petani juga bisa melalukan usaha tanaman toga dapat menghasilkan obat-obatan alami tanpa harus mengeluarkan biaya lagi untuk ke dokter, karena tidak semuanya obat atau resep dari dokter berasal dari alami juga berasal dari bahan kimian. Memang kita sehat tetapi daya tahan tubuh kita lemah.
Untuk itu perlu dilakukan penanaman pohon, diantaranya pohon penghijauan, pohon buah, dan pohon industri di berbagai tempat, salah satunya yang dilakukan oleh Komisi Justice, Peace and Integration of Creation (JPIC) dari tarekat SVD dan SSpS Jawa mengadakan aksi bersama penanaman 6.000 pohon mangrove pada Sabtu, (14/6) di pantai timur Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Kegiatan ini bekerja sama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Surabaya, Gereja Katolik Roh Kudus, dan warga Wonorejo, menanggapi isu pemanasan global atau global warming, perubahan iklim, serta penggerusan pesisir pantai Wonorejo, Surabaya (Sumber Jubelium), karena penanaman pohon ini berfungsi sebagai penyangga kebutuhan air di saat musim kemarau dan pelindung laju air (run-off) yang perlu mendapat perhatian serius, hutan di Pulau Jawa tinggal 10%.
Begitu juga dilakukan oleh pemerintah kota Surabaya telah mengalakkan Ruang Terbuka Hijau, diantaranya Kebun Bibit, Taman Bungkul, Taman Apsari, dan Taman Prestasi. Ruang Terbuka Hijau (RTH) dikemas menjadi ekosistem yang cukup tinggi manfaatnya bagi masyakarat kota Surabaya, karena RTH berfungsi sebagai filter udara dan daerah tangkapan air, dan mengurangi kadar zat pencemar udara serta menambah kenyamanan kota. RTH juga sangat efektif mengurangi efek-efek climatological heath pada lokasi pemusatan bangunan tinggi yang berakibat pada timbulnya anomali-anomali pergerakan zat pencemaran udara yang berdampak destruktif baik terhadap fisik bangunan maupun mahluk hidup.
Akhirnya RTH melahirkan suatu tempat yang menyajikan unsur refreshing, tempat wisata, keindahan bunga dan pohon, satwa yang ada juga memilki nilai pendidikan lingkungan. Hal ini direspons oleh SDK St. Theresia I, peraih penghargaan Adiwiyata 2007 untuk selalu menumbuhkembangkan pendidikan nilai melalui peka, peduli, dan berbudaya lingkungan sebagai interaksi antara manusia dengan alam telah diterapkan oleh mereka dengan memilah dan mendaur ulang sampah, baik itu sampah daun, basah, plastik, dan kertas. Bahkan komunitas biara, Puteri Kasih (PK) yang berpusat di Kediri pun peka, peduli, dan berbudaya ramah lingkungan dengan menggalakkan daur ulang plastik dari berbagai plastic kemasan deterjen disulap menjadi souvenir yang cantik, yakni tas jingjing.
Umat Katolik, khusunya Keuskupan Surabaya baik di Paroki maupun di Stasi hendaknya mempunyai inisiatif untuk membuat program pengadaan ruang terbuka hijau, penanaman pohon, usaha ternak dan ikan, usaha tanaman pangan dimulai dari keluarga sendiri dan yang terpenting menjaga kesehatan lingkungan untuk mengantisipasi krisis pangan dan lingkungan di tahun 2018. (asep.)

Cerpen

Menitih Bekas Telapak Sang Guru


Hans tak pernah kenal lelah mendorong gerobak jualannya, walaupun matahari telah kembali ke alamnya. Hari itu dia lagi apes. Jajan yang dijualnya masih banyak. Tinggal satu harapan yang tersisa. Biasanya di malam Minggu Taman Bungkul ramai dikunjungi orang. Dia pun mendorong gerobaknya ke sana. Bersyukur, harapannya terpenuhi. Jajannya habis terjual.
Hans selalu mengharapkan akan suatu perubahan hidup. Dia berusaha kerja lebih keras lagi. Tak sengaja terlintas dalam pikiran, berusaha menemukan orang-orang yang sudah sukses. Pada hari Minggu, sebagaimana biasanya, Hans setelah selesai misa dia duduk di serambi depan gereja, hanya melepas lelah dan kepenatan dari hati dan pikirannya.
Hans terus memperhatikan seseorang yang keluar terakhir dari dalam Gereja. Hans mengekang hati menggebu ingin menyapa. Ternyata orang itu lebih dulu menyapa. “Belum pulang pa”? tanya orang itu sembari melangkah. “Belum, pa”! Hans langsung berdiri dari tempat duduknya dan mengikuti orang itu. “Pa, sebenarnya saya ingin bicara dengan Bapak.” “Silahkan pa, mungkin ada yang saya bisa bantu” kata orang itu. “Aku ingin mencontohi, Bapak, “mengapa bapak bisa sukses”?
“Saya sendiri lagi memikirkan bagaimana supaya bisa sukses. Tapi kita coba bersama berjuang supaya mendapatkan kesuksesan itu.”
“Tunggu aja di sini pada jam yang sama, besok pagi kita ketemu.” ujar bapak sambil bergegas menuju mobil mewahnya.
“Terima kasih pa” kata Hans sambil menunduk. Kemudian orang itu melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal, Hans pun membalasnya.
Keesokan paginya, Hans bergegas ke gereja menepati janji menemui bapak itu.
“Sudah dari tadi pa”? “ Baru lima menit”. “Itu awal kesuksesan bapak, selalu tepat waktu.”
“Mari kita masuk ke kantin” lanjut orang itu mengajak Hans masuk ke kantin yang berada di samping Gereja. Kemudian orang itu memesan makan. “Hans mau makan apa”? “Terserah bapak mau pesan apa’! orang itu pun pesan dua porsi bakso dan kembali duduk berhadapan dengan Hans.
“Pa kerja Hans kerja di mana”? “saya jual jajan keliling pa”.
“Berapa keuntungan per hari”? “tak mesti. Kalau diambil rata-rata kurang lebih 30.000/hari”.
“Putranya berapa”? “tiga orang”.
“Pa Hans sebenarnya lebih sukses dari saya, dapat memanfaatkan uang itu dengan baik”.
“Itu dengan terpaksa saja, pa. makanya saya bertemu dengan bapa hari ini. Mungkin ada langkah-langkah apa saja yang saya bisa saya lakukan supaya sukses”.
“Yo! Kita makan dulu”, ajak orang itu, ketika dua mangkuk bakso disodorkan di depan mata mereka.
Di sela-sela makan tak ada pembicaraan khusus, sedangkan Hans sangat mengharapkan ada kiat-kiat sukses dari orang itu. Makan sudah selesai.
“Maaf pa Hans, saya tak ada waktu lagi”.
“Ini untuk bapak”! orang itu menyodorkan amplop tebal warna putih. Hans menyesal, “aku tidak butuh uang”. Gumamnya dalam hati. Kemudian Hans membuka amplop tersebut. Ternyata isinya ada surat-surat yang berisi tulisan, denga judul “Dia yang sukses bukan aku”. Hans mengambil posisi sepi. Di bacanya surat itu.
Pa Hans, saya sudah merencanakan pertemuan kita. Saya tak bisa mengatakan kiat-kiat sukses seperti ini atau seperti itu. Karena saya sendiri belum sukses. Yang sukses sesungguhnya adalah Yesus Kristus. Bila kita dengan jeli menarik isi kitab suci tentang kedatangan dan perjalan Yesus dalam karya keselamatan. Yesus menjalani perintah BapanNya. Tujuan akhirnya adalah bangkit dari orang mati. Ini mengandung arti bahwa dengan kebangkitan Kristus kita pun sadar dan bangkit serta harus berubah dari kebiasaan buruk, kebiasaan menjauhkan diri dari Allah. Yang paling penting kita harus balik atau kembali ke citra kita sesungguhnya yaitu sebagai manusia yang menyerupai Allah. Menyerupai Allah mengandung arti kita sebagai anak Allah. Kita harus bertindak berbuat sesuai dengan ajaranNya. Hal itu memang sulit sebab kita manusia yang lemah, manusia biasa. Namun dibutuhkan kesadaran akan berubah disetiap saat. Bilamana kita menyadari apa yang kita lakukan salah. Di sinilah pertobatan atau perubahan melalui proses yang terus menerus setiap saat.
Maaf, pa Hans bukannya saya mau mengulas kitab suci tetapi lebih menekankan bagaimana perjalanan Yesus sebagai orang sukses sejati, sang guru, sang teladan kita. Yesus menjalani karya keselamatan. Diawal tugasNya, datang ke dunia Yesus menemui kesulitan. Tak ada tempat yang layak bagiNya, lahir ke dunia melalui Maria. Lahir di kandang Domba, tempat yang paling hina menurut pandangan manusia. Dalam pewartaaNya Dia diolok, diejek, ditolak karena anak seorang tukang kayu. Yesus tidak pernah kendor atau putus asa. Dia tetap berkarya. Kita harus punya keyakinan seperti Yesus yang siap menerima resiko. Terutama terhadap para penguasa pada waktu itu. “Disinilah tantangan kita pada persaingan hidup saat ini”.
Yesus tidak pernah mengeluh ketika Dia disalibkan. Dia menerima semuanya itu sebagai tugas yang mulia yang harus Dia emban, demi keselamatan umat manusia. Tak ada rasa dengki, tak kenal lelah hingga sampai dipuncak Golgota. Jika Yesus melawan para serdadu atau algojo maka Dia tak akan capai ke puncak Golgota. Dia tidak akan mengalami kematian dan tidak ada kebangkitan dari orang mati. “Dia taka akan sukses”. Maka pesan untuk kita. Kita harus tetap tekun menjalani usaha kita demi tujuan kita. “Kita harus sukses”.
Singkat kata kita harus mengambil makna dari perjalanan hidup Yesus. Kita harus memiliki tujuan atau impian. Itu yang motivasi kita dalam usaha, memiliki rencana kerja, supaya kerja kita tidak acak-acakan, ada target waktu pencapaian agar kita punya semangat kerja yang tak asal-asalan, harus sadar akan kendala-kendala yang dihadapi atau resiko dan konsisten, berdoa. Kita yang merencanakan, Tuhan yang menentukan, kita harus luwes sehingga pekerjaan itu tidak menjadi beban serta mampu bekerja sama dengan orang lain. Serta yang paling penting kita harus punya pekerjaan pasti. Ya seperti “jualan jajan”.
Tentukan target keuntungan perbulan, misalnnya 3 juta, maka dalam sehari 100.000 selama 30 hari. Sekarang pendapatan, keuntungan 30.000 per hari maka yang harus ditambah adalah 70.000. Jika dikerjakan sendiri maka pa Hans harus kerja 24 jam. Tetapi untuk memudahkan pekerjaan, anda bisa menitipkan sebagian jajannya ke stan jualan atau warung. Keuntungan memang tak sebesar seperti jual sendiri. Tetapi kalau kita mengambil dari akumulasinya, hasilnya kan lumayan. “Untuk itu saya titip 200.000 sebagai tambah modal”. Uang itu untuk pa Hans. Bila perkembangan baik dalam sebulan, nanti temui saya di gereja setiap misa pertama hari Minggu. Selamat pa Hans. Semoga kesuksesan Kristus selalu memberkati kita.
by prihatin.
Terima kasih Bapa atas pertolonganmu lewat pa Prihatin. “Hans mengucap syukur sembari mencium surat itu sebagai ucapan terima kasih kepada pa Prihatin”. Komitmen dalam hati Hans, sepulang ke rumah dia akan memulai langkah-langkah seperti yang ditulis dalam sepotong kertas dari pa Prihatin. (Jhon A)

Paduan Suara Laetitia Luventae

Gelar Oratorium Maria















Paduan Suara Laetitia Luventae didirikan bersama dengan pentahbisan Uskup Surabaya, Mgr. J. Hadiwikarta (Alm.), pelayanan pertama kali Laetitia Luventae bertugas di Perayaan Ekaristi beliau. Tercatat dalam sejarah Keuskupan Surabaya, Laetitia Luventae berdiri tanggal 25 Juli 1994 yang didirikan oleh Anton Tjahjoanggoro, Albert Maramis, Anton Teguh, Marcellino Rudyanto, Matheus Suprat, Ardi Handojoseno (Pastor Ordo SJ), B. Sotyoanggoro, dan Edy Prast.
Usia ke-14 merupakan usia yang tidak singkat, berbagai suka duka telah dilalui, hingga mewarnai kehidupan liturgi gereja Katolik, khususnya di Keuskupan Surabaya. Bahkan karya-karya komponis besar, diantaranya Mozart, Bach, Beethoven, sampai Paul Widyawan dinyanyikan oleh Laetitia Luventae, baik itu melalui konser maupun perayaan ekaristi.
Nama Laetitia Luventae tidak hanya sekedar nama, karena nama pelindung ini mempunyai makna setiap katanya. Laetitia berarti sukacita, luventae adalah anak muda. Dengan melihat makna tersebut, Laetitia Luventae juga mempunyai motto “Per Laetitiam Luventae ad Caelestiam” seluruh anggota, pendiri dan alumnus selalu bersukacita dan bersemangat muda demi kerajaan Allah di surga. Konsep Paduan Suara Laetitia Luventae, sebuah Paduan Suara kader, artinya para anggotanya dituntut untuk belajar dan terus belajar dengan tujuan supaya dapat mengabdikan dirinya ke Bunda gereja. Sampai dengan tahun 2008 ini kurang lebih 100 alumni yang tersebar di Indonesia. Sampai semangat untuk memuji dalam bernyanyi tetap ditanamkan dalam diri mereka.
Berangkat dari tujuan paduan suara itu sendiri bahwa pengabdian kepada Bunda Gereja, Paduan Suara Laetitia Luventae (eLlu) menggelar “ORATORIUM MARIA”, Minggu Legi (31/8), di Gedung World Trade Center (WTC), ruang Mojopahit, lantai 3, tepatnya di jalan Pemuda 27-31.
Dalam sambutannya Anton J. Tjahjoanggoro, selaku Ketua Panitia, ORATORIUM MARIA kali pertama diadakan oleh eLlu, biasanya paduan suara lainnya hanya dan atau kadang mengadakan konser.
ORATORIUM MARIA jarang dilakukan oleh kelompok paduan suara lainnya, ORATORIUM MARIA ini devosi kepada Bunda Maria yang dimadahkan dalam pujian sekaligus mempunyai alur cerita. Melalui Maria, kita dibawah pada perantara menuju Yesus, Guru kita, sambut Anton.
“Kali ini Paduan eLlu dalam memadahkan ORATORIUM MARIA ini beranggota kurang lebih 26 anggota dengan didukung 10 pemain musik, diantaranya Biola, Violin, Saksofon, dan Organ, sebagai Conductor saat itu, yakni Matheus Suprat. Dihadiri oleh ratusan umat Katolik Keuskupan Surabaya.”
Dengan dibuka doa oleh Sr. Agatha, OK pertanda ORATORIUM MARIA dimulai dengan lagu pertama “Magnificat” selanjutnya Bunda Maria (Peace), Maria Penuh Rahmat, Benedicta Estu. Pujian pun dikumandangkan yakni Perawan Pilihan Allah, Mari Muliakan Allah, dan Ave Maria Schubert.
Sebagai devosi, Rm. Arnold Suhardi, SMM, romo dari SMM merupakan Serikat Maria Montfortan, tarekat hidp bakti tingkat kepausan yang didirikan St. Louis-Marie de Montfort (1673-1716). Mulai berkarya di Keuskupan Sintang, Kalimantan Barat, sejak 1939. Romo Arnold menyampaikan rahasia Maria, bukankah mengatakan sesuatu tentang Maria berarti masuk ke wilayah yang problematic? Kalau begitu mengapa menari masalah? Bukankah lebih aman dan lebih penting kalau beriman kepada Allah Tritunggal saja, tanpa perlu memperhatikan secara saksama bagaimana Allah Tritunggal ini telah keluar dalam ekonomi keselamatan untuk mewujudkan karya keselamatanNya dalam kegenapan waktu. St. Louis-Marie de Montfort (1673-1716) dengan lantang berkata : “Sahabatku, orang Kristen yang dipilih dan dicintai Allah, kepadamu kusampaikan sebuah rahasia. Rahasia ini telah disampaikan kepadaku oleh Yang Mahatinggi, jelas Romo Arnold.
Romo Arnold menegaskan kembali bahwa dia belum berhasil menemukannya di satu buku pun yang dia baca, baik yang lama maupun yang baru”. Jadi, Maria rupanya mempunyai suatu rahasia yang masih harus dikatakan lagi melalui ORATORIUM MARIA dan terus-menerus kepada seluruh umat beriman, karena rahasianya itu berkait dengan identitas rohani mereka (gereja).
Rahasia Maria, pertama-tama terletak pada Allah Tritunggal, karena sessungguhnya yang menjadi rahasia Maria itu sendiri adalah Allah Tritunggal. Tanpa Allah Tritunggal, Maria tidak ada artinya dan bukan siapa-siapa, tetapi karena Allah Tritunggal sendirilah yang menjadi dasar dari seluruh keberadaan, sumber kekuatan untuk seluruh perannya dan orientasi dari seluurh hidupnya. Sehingga Maria menjadi “sakti” karena Allah Tritunggal telah berkenan membentuknya secara khusus dalam rahim ibunya, memilihya untuk menjadi baitNya, membimbing pertumbuhan pribadi dan peziarahan imanya, dan dalam kegenapan waktu melibatkannya dalam misteri penjelmaan PuteraNya karena karya Roh Kudus. Itulah rahasia Maria yang membuat kita mengenal Maria. Sehingga selalu melakukan devosi-devosi Maria, jelas Romo Arnold.
“Perlu diketahui itu semuanya bukan semata-mata kemauan Maria, melainkan Allahlah yang telah menghendakinya!. Karena itu pribadi dan peran Maria tidak pernah menggantikan apa yang menjadi hakikat dan peran Allah Tritunggal. Maria juga tidak pernah menempatkan dirinya sejajar dengan Allah Tritunggal. Sesungguhnya, Maria sama sekali tidak ada artinya di hadapan Allah. Maka dari itu, Maria selalu tunduk dengan menunjukkan sikapNya melalui kelembutan hati, kerendah hatian, dan kesederhananNya.”
Rahasia Maria kedua yang hendak disingkapkan St. Montfort juga soal perannya kini dalam Gereja. Jadi rupanya Allah melibatkan Maria bukan hanya dalam misteri Kristus, tapi juga dalam misteri Gereja, karena hubungan pribadi dan kerjasamanya dengan Roh Kudus, yang merupakan Aktor utama kekudusan Gereja. Maria marupakan rahasia untuk “memperoleh” rahmat Allah agar kita bertumbuh dalam kekudusan. Dasarnya, bukan hanya oleh karena Maria merupakan anggota Gereja yang “unggul dan tunggal”, tapi berakar dalam kehendak Allah itu sendiri.
Rahasia Maria ketiga yang mau dinyatakan St. Montfort adalah suatu cara hidup yang baiknya dihayati untuk mengefektifkan peran Maria sebagai rahasia rahmat itu, yang disebutnya sebagai “Pembaktian Diri kepada Kristus lewat tangan Maria”. Ini adalah suatu seni hidup kristiani yang dihayati dalam kesadaran dan komitmen yang tinggi untuk pertumbuhan kekudusan, karena kita meniru dengan sempurna jalan yang ditempuh Allah Putera untuk datang kepada kita karena karya Roh kudus, sesuai dengan kehendak Bapa, seru romo dari SMM.
Lebih jauh, setelah firman dari Romo Arnold mengenai rahasia Maria dikumandangkan kembali pujian umat, diantaranya Ave Maria J.S. Bach, Ave Maria By Masha sampai lagu Ndherek Dewi Maria tak luput dikumandang oleh Laetitia Luventae. Akhirnya tak terasa ORATORIUM MARIA sudah selesai ditandai dengan berkat penutup dan lagu penutup Ave-ave berikut petikan lagunya Di Lourdes di gua sunyi terpencil, Tampaklah Maria perawan murni, Ave, Ave, Ave Maria. Melalui ORATORIUM MARIA dalam kerangka semangat Montfort, mendendangkan sebuah kehidupan yang indah dan bahagia, yang kunci rahasianya adalah Allah sendiri. Melalui lagu pujian, doa, dan pengajaran, eLlu seakan mau berkata kepada Anda semua, kepad kita semua, seperti yang telah dikatakan St. Montfort sendiri : “Kepadmu kusampaikan sebuah rahasia”, pesan Romo Arnold. (asep.)

Open House 60 tahun Seminari Menengah St. Vincentius a Paulo

Ajang Safari Panggilan

Masih semarak 60 tahun Seminari Menengah St. Vincentius a Paulo, usai menggelar reuni akbar (27-28/6) dan membentuk Ikatan Keluarga Alumni Seminari Garum, pihak Staf Seminari dan Formartur menggelar kembali semarak 60 tahun, kali ini kemasannya lain daripada yang lain. Kemasan ini tidak hanya diperuntukkan untuk alumni ataupun keluarga besar Seminari, melainkan diperuntukkan bagi kalangan umum (umat, red.) dari beberapa paroki di Regio II serta Paroki dari Surabaya.

Kemasan kali ini dinamakan open house sekaligus ajang untuk safari panggilan bagi orang muda Katolik yang tertarik dengan panggilan khusus, diantaranya imam dan suster.

Saat Jubelium turun dari Bus Restu persis di depan Gerbang Seminari disambut dengan tulisan yang terpampang jelas yakni “Selamat Datang di Open House Seminari Garum.” Memasuki gerbang Seminari suasananya penuh kemeriahan dengan adanya ubul-ubul menghiasai sepanjang jalan menuju lokasi open house.

“Open house ini diadakan selama tiga hari dua malam, Jumat sampai Minggu Kliwon (12-14/9) di tiga wilayah diantaranya wilayah pertama-St. Vincentius, wilayah kedua-Gua Maria-lapangan basket, dan wilayah ketiga-depan garasi.”

Beberapa lama kemudian Jubelium disambut oleh Seksi Tamu dari panitia open house. Salah satu seksi tamu bertanya dari mana mas? Dengan santai Jubelium menjawab dari Jubelium. Mendengar dari Jubelium, panitia mengatakan dari tadi sudah ditunggung Bapak I. L. Parsudi, salah satu Guru Bahasa. Silakan mas, langsung saja ke ruang guru.

Parsudi menjelaskan Jumat Pon (12/9) diadakan lomba Bilinggua atau bercerita dengan menggunakan Bahasa Inggris, peserta yang mengikuti lomba tersebut juga cukup lumayan banyak memperebutkan Tropi Bapak Uskup, salah satu pemenangnya yakni dari SMP Santa Maria-Surabaya.

Untuk lomba kording (Koran Dinding) karena pesertanya kurang dari lima tidak ada lomba, maka peserta yanag telah datang tetap dipersilakan untuk membuat kording yang temanya tentang kegiatan open house. Dari semua liputan yang dilakukan peserta kording banyak yang mengcover proses pembuatan kompos dan daur ulang yang dibuat Seminaris. Peserta Kording ini dari siswa-siswi SMP Santa Maria Tulungagung dan SMP Santa Maria Surabaya, jelas Parsudi.

“Jumat malamnya, para pengunjung dihibur dengan teater dari mudika Paroki St. Yusuf, Blitar.”

Usai berbincang dengan L. Parsudi, Jubelium meninggalkan ruang guru melihat pernik-pernak dekorasi dari gabus yang ditata apik, di samping kiri tembok ruang Tata Usaha Seminari tampak galeri foto aktivitas para seminaris. Bahkan di pilar terlihat jelas petunjuk arah yang bertuliskan Workshop dan lomba daur ulang.

Sabtu Wage (13/9) mengadakan Bedah Buku “Melepaskan Panah, Melukis Pelangi (Rahasia Pendidikan Calon Pemimpin di Seminar)” dengan narasumber Rm. Dr. Alfonsus Tjatur Raharso dan Drs. Robertus Angkowo, MM. Bedah buku ini semakin menarik dan suasananya santai berkat moderator, Rm. Cosmas Benediktus Senti Fernandez. Rm. Tjatur lebih menyoroti dari tiga aspek, diantaranya sejarah, refleksi, dan tantangan. Dari aspek sejarah yang menulis Rm. Dr. Armada Riyanto, CM, Rm. Julius Haryanto, CM, aspek refleksi yang menulis Yohanes Bosco Hariono, Rm. Budi Prasetyo, Rm. Hardjo Dirono, CM, sedangkan aspek tantangan ditulis oleh Rm. Ignatius Buidono, CM, Rm. Y. Gani Sukarsono, CM. Lain halnya Robertus lebih pada kritikan pendidikan seminari dilihat dari kemasyarakatan, terang Parsudi by call to Garum.

Usai mengasah otak dengan bedah buku, pengunjung disegarkan pula dengan santapan rohani, doa Taize. Doa Taize ini dikoordinir oleh ikansegar. Yosua, ikansegar Surabaya mengatakan doa Taize diadakan di aula mulai pukul 21.30 yang telah dipersiapkan seminaris lengkap dekorasinya untuk mendukung suasana doa yang sifat kontemplatif ini.

Begitu pula di lapangan Bulutangkis disulap menjadi stan pameran dari Suster SSps dan Suster PK. Selain mengajak untuk tertarik menjadi suster, kedua suster dari SSps dan PK mengadakan kampaye damai menyelamatkan Bumi dari sampah dengan memperlihatkan produk-produk dari daur ulang, seperti membuat tas dari kemasan deterjen, mobil-mobilan dari kardus-kardus bekas, dan vas bunga.

Keesokan harinya, Minggu Kliwon (14/9), Jubelium membantu proses penjurian lomba menggambar, sebelum penjurian dilakukan koordinasi dengan tiga juri lainnhya, diantaranya Eko (Pelukis asal Madiun), Fransiskus (Pelukis asal Sidoarjo), dan Felix Sad Widu W (Kartunis, ikansegar 1994).

Proses lomba menggambar diadakan di Aula, Aula dibatasi dengan menggunakan tali rapih supaya orang tua, pengunjung melihat dari batas tersebut. Rm. Widya, Romo Kesiswaan Seminari mengucapkan lomba menggambar untuk kelas IV-VI dan Bina Iman Anak Katolik dari berbagai paroki, diantaranya Surabaya, Blitar, Wlingi, Jombang, Trenggalek, Tulungagung, dan Kediri, ucap Rm. Kesiswaan.

Tepat pukul 09.15 WIB, lomba menggambar dimulai dengan 41 peserta, peserta langsung menuangkan ekspresi ke dalam kertas gambar, ada yang mulai membuat sketsanya dulu dan ada pun langsung mewaranai untuk membuat kombinasi backgroundnya.

Saat dikonfirmasi oleh Jubelium salah satu juri menggambar, Felix Sad Widu mengatakan lomba menggambar mengambil tema,”Aku Cinta Gerejaku”. Kreteria penilaian lebih menekankan pada ide, gagasan, konsep nilai 50 persen lebih besar dari teknik, komposisi warna, kerapian dan kebersihan. Lomba menggambar berakhir pukul 11.15 WIB, penjurian kita ambil langsung 13 karya karena pemenangnya dibagian menjadi 10 terbaik dan 3 juara (Juara I sampai III).

Salah satu calon frater kelas IV, Andreanus Jegan (24) menjadi fungsionaris sie. Koran mengatakan senang banyak peminatnya, bahkan BIAK saya juga mengikuti lomba menggambar. Saya tidak menekankan harus juara, tetapi lebih mengutamakan keberanian diri untuk tampil meningkatkan potensi anak dalam menumbuhkembangkan pribadi anak secara utuh. Calon frater ini bertugas praktek pastoral stasi di Stasi Banjarsari Sumber Bendo, Paroki St Petrus Paulus-Wlingi mengatakan BIAK saya yang mengikuti lomba ini salah satunya yang duduk di depan bernama Aan, Sekolah di Banjarsari 02 Kelas 6.

Usai lomba menggambar peserta dihibur berbagai acara, diantaranya Band, sulap, dan tari-tarian dari BIAK Blitar. Tidak hanya dimanjakan dengan panggung gembira di Lapanngan Basket. Peserta lomba menggambar, pengunjung dimanjakan dengan bazaar di wilayah tiga. Di Bazar berbagai sajian menarik ditawarkan oleh Guru-guru, seperti Soto Ayam, Tahu Campur, Bakso, makanan favorit Seminaris “RW” alias sengsu, soft drink, kopi, es jus, dan berbagai minuman tersedia di Bazaar. Tempat makannya dikemas layaknya café orang muda dibuat lesehan lengkap dengan dekorasi sambil makan melihat galeri foto yang dikombinasi hiasan kain warna-warni.

Melintasi selasar menuju kelas XI sampai XII, tertata apik dekorasi yang didesign oleh Seminaris dengan daur ulang mulai dari bambu, kertas semen, daun kering, masuk di kelas XI IPS dipamerkan Karya Ilmiah Remaja diantaranya rumpu bahasa, rumpu IPA, dan rumpu IPA. Tampak asyik, salah satu anak melihat, bermain replika gunung meletus dengan dikombinasi kolam mini di sekitar dihiasi bunga-bunga.

Tidak hanya Karya Ilmiah Remaja yang dipamerkan, salah satu kebanggaan seminaris dalam bidang jurnalistik ikut ditampilkan di kelas XII IPS, Parade Karya-Papan Kreasi (Pankreas) dan majalah Viva Vox mulai dari terbitan tahun 1995-2007 dipajang rapi papan display. Mulai dari proses pembuatannya pun diperlihatkan dari membuat artikel, ilustrasi yang disebut Vignet, mendesign cover hingga proses layout pun dijelaskan oleh para seminaris. Selain Majalah Viva Vox, Seminaris juga mempunyai kreasi lain, Terra Santa.

Terra Santa ini tempat ajang seminaris mengekspresikan dalam karya seni, diantaranya membuat patung sampai proses pewarnaan atau pengecatan, membuat rosario, daur ulang seperti bingkai foto dari daun kering dan kertas daur ulang, lukisan dari pelepah pisang, replika sepeda pancal, dan pin. Bahkan cara membuat rosario ditunjukkan oleh seminaris, semisal salah satu cewek sedang asyik membuat rosario, Cicilia Novita (17) dari Paroki St. Maria-Tulungagung mengatakan asyik melihat proses pembuatan rosario ini dan tertantangan untuk mencobanya. Ternyata setelah dicoba, gak sabar ingin menyelesaikan dan memakainya berdoa devosi kepada Bunda Maria, kata Cicilia.

Rm. Martinus Irwan Yulius, CM (30), pembimbing Terra Santa, saya menjadi pembimbing katakanlah begitu baru saja, sebelumnya Rm. Widya. Cara kerja Terra Santa untuk tahap I, kelas X diajarkan pembuatan rosario setelah itu ditempatkan pada devisi lainnya, seperti pembuatan patung, daur ulang kertas bekas, daur ulang lilin, daur ulang pelepah pisang, dan pengelolahan buku rohani.
Saat berada di meja display pembuatan kompos, Jubelium dijelaskan oleh Romo Yulius proses pembuatan kompos mulai dari mengumpulkan sampah basah setelah itu dicacah kemudian dimasukkan ke dalam keranjang Takakura. Tunggu beberapa Minggu, pupuk kompos jadi kemudian dikemas ke dalam plastik yang telah disablon bertuliskan Kompos Segar : “Be a Friend For Our Earth”.

Setelah dijelaskan oleh Rm. Yulius, Jubelium melangkahkan kakinya di ruang kelas IV melihat lomba daur ulang, ada delapan kelompok yakni Paroki Santo Yusuf-Blitar, Paroki Santo Yosef-Ngawi, Paroki Jombang-stasi Kertosono, Paroki St. Maria Jombang, dan Paroki St. Maria-Blitar. Dari hasil lomba daur ulang ini berbagai karya original dipamerkan meja display. Karya original, diantaranya hiasan dinding, tempat permen dari disket yang telah usang, tempat bolpen, pensil terbuat dari gelas air mineral dikombinasi dengan kertas krep, kerang, pohon natal terbuat dari gelas air mineral disusun apik kombinasi kertas berkas dan daun kering diletak acak sebagai backgroundnya, vas bunga dari plastik, sedotan, dan meja mini terbuat dari kardus bekas lengkap dengan lampu duduknya dihiasi sandal jepit terbuat dari kardus serta kain percah.

Di detik-detik terakhir, kedua juri dibinggungkan dalam penilaian, sempat binggung dalam menentukan sang pemenang karena karya-karya daur ulang sangat bagus, salah satu juri bernam Yohanna, Guru Biologi Seminari menjadi juri daur ulang dalam open house ini jadi binggung mau milih yang mana, pokoknya nanti dijadikan satu dengan juri satunya biar kuat penilaiannya. Yohanna salut dengan semangat orang muda saat ini kreasinya cukup tinggi dalam menanggapi tantangan zaman ini. Barang yang tidak berguna bisa diolah lagi menjadi karya seni yang mempunyai daya tarik tersendiri untuk kita nikmati. (asep.)

Senin, 29 September 2008

Pendidikan

Career Day 2008
















Jangan Salah Pilih Jurusan

Usia 17-18 tahun, saatnya memikirkan masa depan dalam menempuh perziarahan hidup di dunia ini. Sayang sekali bila hidup ini hanya dibuat senang-senang, adakalanya berhenti sejak memikirkan langkah pilihanku nantinya mau ke mana?. Langkah inilah yang harus digali untuk menentukan pilihan kita, dari sinilah SMA Santa Maria, unit Bimbingan Konseling mempunyai gawe dalam membantu siswa-siswi Kelas XII dalam menentukan pilihan, entah itu nantinya kuliah dan ataupun kerja, karena selama ini siswa-siswi disibukkan belajar, les privat, dan berbagai kegiatan yang mereka ikut di luar sekolah.

Ketika ditanya oleh salah satu guru, setelah ini mau melanjutkan ke mana?. Dengan binggung salah satu siswa menjawab saya masih binggung mau kerja atau kuliah. Mendengar jawaban seperti ini membuat prihatin bagi Dini Respati Poerwati, Guru Bimbingan Konseling.

Dari keprihatinan ini, sebagai tugas dan kewajiban peduli dan peka membantu untuk menumbuhkembangkan siswa-siswinya dalam menentukan pilihannya dengan menggelar Talk Show Career Day 2008, Sabtu Pon (27/9) dengan tema, “Merencanakan Karir Masa Depan”, jelas Guru Bimbingan Konseling.

Talk Show Career Day 2008 ini digelar sudah keenam kalinya, di Aula Santa Maria, kali ini Talk Show diikuti ratusan siswa-siswi kelas XII (kelas IPA, IPS, dan Bahasa), wali murid, dan wali kelas XII. Tepat pukul 08.30 WIB, Talk Show ini dimulai dengan doa pembuka yang dipimpin oleh Sr. Agatha Linda Chandra, MBA., OSU, selaku Kepala Satuan Pendidikan SMA Santa Maria.

Sr. Agatha menjelaskan kembali bahwa Career Day ini program tahunan dari Bimbingan Konseling dan secara khusus mengucapkan terima kasih kepada orang tua murid. Career Day, salah satu upaya untuk menjembatani siswa-siswi dalam masuk universitas. Siswa-siswi masih bingung dengan pilihan, dengan adanya Career Day ini siswa-siswi dibantu untuk menumbuhkembangkan dalam menggali potensi siswa-siswi. Janganlah salah pilihan dan perlu dipikirkan matang-matang untuk memutuskan pilihan, jelas selaku Kepala Satuan Pendidikan SMA Santa Maria.

Bahkan potensi orang muda (siswa-siswi), khususnya siswa-siswi SMA Santa Maria dibutuhkan oleh masyarakat untuk menyelamatkan dunia yang serba rumit ini. Sumbangkan potensi kalian untuk masyarakat. Orang muda saatnya memikirkan terobosan-terobosan baru untuk menyelamatkan dunia? Salah satu bentuk berpikir kritis dan mempertanggung jawabkan pemikiran tersebut.

Paling menarik di sini, Talk Show ini menghadirkan narasumber kompeten dalam bidangnya, diantaranya Josephine Ratna, M.Psych. (Dosen Psikologi Univeritas Katolik Widya Mandala-UWM), Debora Novita Z. W. (Alumni UWM jurusan Akuntasi, Direktur PT. Alumindo Light Metal Industry, Tbk.), Errol Jonathans (Direktur Operasional Suara Surabaya Media, Alumni SMA Santa Maria).

Josephine Ratna, M.Psych, merencanakan karis-sebuah tantangan yang asyik. Lulus SMA, kita mau bekerja-studi atau sebalik studi-bekerja. Karir itu bukan hanya pekerjaan yang menghasilkan uang atau gaji, diperlukan perencanaan dan pengembangan dengan fleksilibitas, kemampuan untuk berubah, beradaptasi di lingkungan yang penuh dengan perubahan, jelas Josephine.

“Belajar tidak hanya selesai pada saat di sekolah sekolah saja. Tetapi belajar sepanjang masa. Kalimat ini dikuatkan dengan pepatah Latin, yakni Non Scholae, Sed Vitae Dicimus.”

Tidak hanya itu diperlukan dukungan dari orang tua untuk mendiskusikan mau kemana pilihan kita dengan dilihat dari minat, bakat, dan harapan/’impian’, aktif mengikuti workshop karir, berkonsultasi dengan guru BK atau profesional lainnya, aktif mengembangkan wawasan tentang karir/profesi, menekuni bidang yang diminati, mencari informasi pekerjaan yang sedang dibutuhkan, mencari bidang studi yang mendukung, dan menentukan tempat studi sesuai dengan kemampuan.

Karir individu dipengaruhi banyak faktor, termasuk keterlibatan di masyarakat, ketrampilan atau skill yang diperoleh di sekolah maupun di luar sekolah. Perkembangan karir adalah evaluasi dan proses jangka panjang yang perlu didiskusikan sejak awal dengan keluarga dan mereka yang mempengaruhi pilihan karir. Penting untuk Open Mind, berani menerima tantangan sukses, papar Josephine.

Paparan ini ditegaskan pula oleh Debora Novita Z. W, setiap orang muda harus mempunyai tujuan hidup mau ke mana?, tidak semua orang hidupnya langsung di atas puncak atau sukses. Tetapi belajar dari bawah dahulu dengan memperjuangkan perziarahan pilihan hidup kita, sebagai orang muda. Karir yang sukses tidak semata-mata dilihat dari nilai nominalnya atau “UUD-Ujung-ujunganya duit”, tetapi seberapa besar karya dimanfaatkan orang lain dengan memberikan kebahagiaan kita. Banyak jalan untuk berkarir melalui talen yang diberikan Tuhan kepada kita semua, papar Debora.

Untuk memperjelas apa itu karir, Errol Jonathans mensharingkan perjalanannya, setelah lulus dari Jurusan budaya SMA Santa Maria melanjutkan kuliah di akademi Wartawan Surabaya-Sekolah Tinggi Komunikasi Surabaya (STIKOSA). Mengapa komunikasi yang dipilih, karena komunikasi mempunyai keterkaitan dengan berbagai banyak bidang, diantaranya Teknologi, Kultural, Ekonomi, Sosial, Edukasi, dan Informasi.

Sambil kuliah Errol bekerja di tahun 1978 bekerja di Pos Kota, tahun 1983 mengarahkan karir ke Radio Suara Surabaya hingga sekarang. Dari kompetensi ilmu komunikasi dapat dilihat berbagai kegiatan diantaranya di dunia pendidikan dengan menerbitkan buku (1999: Politik dan Radio, 2004: Pemilu dan Radio, dan 2006: Socrates di Radio), di dunia presentasi (Presenter Seminar Public Speaking di Hotel Santika, Business Forum 2006: Marketing Communication, Komunikasi & Public Relation RS Dr. Sutomo 2007, Seminar Nasional Keradioan di Kendari 2007, Diskusi Jak Jazz 2007 bersama Andien-Penyanyi Jazz dan Bubi Chen –Pianis Jazz terbaik di dunia 1997), dan di dunia Internasional, diantaranya Reporter Northsea Jazz Festival Belanda 1995 dan 1996, menerima penghargaan Quality Summit Award 2005, New York untuk Suara Surabaya, Konperensi Asia Pasific Media Forum 2006, Bali, dan Undangan Xin Hua News Agency, Beijing 2007).

Lebih jauh, tidak hanya itu Errol juga mengabdikan diridengan potensi, bakatnya untuk gereja dan umatNya diantaranya memberikan pelatihan Public Speaking: Seminari Tinggi CM Malang, Teknik Komunikasi: Suster Puteri Kasih Kediri tahun 2006, dan menjadi Moderator Jumpa Pers Tahbisan Uskup Surabaya tahun 2007, jelas Errol.

Selain itu Errol juga membagikan kiat melalui SEAN COVEY, Franklin Covey Co. Utah, USA, yakni The 7 Habits of Highly Effective (TEENS) diantaranya jadilah pro-aktif, merujuk ke tujuan akhir, susunlah prioritas, berpikir menang/menang, memahami untuk dipahami, wujudkan sinergi, dan asahlah gergaji (pikiran kita), jabar Errol. (asep.)

Minggu, 21 September 2008

Zhe Dancer

Tiga Gadis Centil Berkiprah

Berawal bulan Maret 2006, guru sekolah memberi tugas membuat koreo perkelompok dan dilombakan antar kelas. Kelompok Tasha dan Billa memenangkan juara kedua, berawal dari itu, mereka berdua membentuk kelompok sendiri dengan ditambah Fidha sebagai anggotanya. Berdirilah ZHE pada bulan agustus 2007.

Lomba pertama yang diikuti ZHE di Maspion Square
langsung memenangkan juara I. Berlanjut berbagai “Dance Competition” mereka ikuti dan memenangkan 14 kejuaraan diantaranya :

Ø Juara utama piala Dinas P&K propinsi
Jawa Timur dalam even
pentas seni anak Indonesia.
Ø Juara I Dinas Pariwisata
propinsi Jawa Timur dan terpilih
menjadi duta cilik Visit Indonesian
Year 2008.
Ø Juara II piala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan propinsi Jawa Timur.

Mereka juga terpilih menjadi Duta membaca dan menabung BNI ’46 dalam rangka Hardiknas yang dihadiri Presiden dan Ibu Negara di kampus C. Unair Surabaya. ZHE berasal dari kata she yang artinya perempuan karena mereka 3 cewek.

Sabtu, 20 September 2008

F2KS Gelar Road Show to School

Minoritas Bukan Menjadi Halangan

Berangkat dari keprihatinan bahwa Orang Muda Katolik (OMK) di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta Non Katolik sangat minoritas. Dengan label minoritas ini OMK kadang sulit bergaul dengan seiman, bahkan cenderung bergaul dengan orang muda yang beda agama. Dari sinilah mereka jarang berbicara atau sharing tentang segi iman maupun melaksanakan kegiatan yang berbau Katolik. Malahan, alahasil mereka membuat kegiatan yang tidak memperkuat iman mereka dengan pergi shopping dan nongkrong di café.
Budaya modernisasi, budaya glamor tercipta dibenak mereka, bila mereka ditanya apa itu ekaristi dan sakramen?, Mereka tidak mengetahui, jawabannya hanya geleng kepala, bahkan yang paling sedih kadang di sekolahnya tidak ada Guru agama dan pindah agama.
Berangkat dari permasalahan ini, Forum Pendampingan Pelajar Katolik Surabaya yang lebih dikenal dengan (FP2KS). FP2KS salah satu komunitas kecil yang didirikan pada tahun 1998, dicetuskan nama forum ini tahun 2006 didirikan oleh beberapa teman-teman KMK, salah satunya Alm. Pius Nugroho.
F2KS sudah mengalami beberapa kaderisasi sampai saat ini kader yang baru sudah mencapai 25 anggota yang tersebar di berbagai kampus yang ada di Surabaya tergantung dalam KMK, diantaranya ITS, Widya Mandala, Unmer, Stikom, dan Bhayangkara.
Mulai OSIS, Sie. Kerohanian Katolik di sekolah Negeri maupun Swasta Non Katolik mengadakan pendekatan kepada OMK dengan menjelaskan bahwa kata minoritas jangan menjadi permasalahan dan ketakutan dalam mengembangkan Kekatolikan kita. Justru kita harus bangga bahwa kita ini, OMK yang dapat mengembangkan minoritas menjadi besar dengan mengadakan F2KS ini.
F2KS dikemas dalam Road Show to School di beberapa sekolah negeri dan swasta non Katolik, puncak dari Road Show to School diadakan di Balai Paroki Gereja Katolik Hati Kudus Yesus (HKY), jalan Polisi Istimewa, Sabtu Kliwon (30/8), diikuti 20 siswa-siswi dari SMAN 6, SMAN 21, SMAN 4, SMAN 5, dan SMA Bhayangkara.
Yohanes Widhi Wicaksono (21), KMK Universitas Widya Mandala, selaku Seksi Acara F2KS, acara ini diadakan untuk menjembatani OMK dalam segi keagamaan untuk selalu mengimani Kekatolikan kita terus menerus. Janganlah meninggalkan gereja dan iman kita, hanya kita minoritas. Tetapi bersikap kritis dan cermatlah untuk menanggapi dan menjadikan tantangan bagi kita untuk tetap satu kesatuan dalam hidup atas iman kita sebagai Katolik. Gunakan kekatolikkan kita untuk membangun gereja dan Negara ini lebih maju, terang Seksi Acara F2KS.
Setelah mengkonfirmasi seksi Acaranya, Jubelium mewawancarai Maria Titis Rosari (20), KMK ITS selaku Ketua Panitia F2KS di ruang tamu Paroki HKY, tidak jauh berbeda yang disampaikan oleh saudara Yohanes, Road Show to School ini diadakan untuk menggali kompetensi OMK dalam iman Kekatolikkannya, saat ini sengaja kita undang untuk OMK yang berpotensi sebagai kader. OMK yang terpilih diajak untuk mempelajari secara cermat dan kritis permasalahan OMK dan gereja sekarang. Permasalahan OMK dan Gereja akan digali dan didiskusikan untuk dicari solusinya. Setelah solusinya diketemukan, maka OMK yang telah dikader akan membuat gerak untuk membantu OMK yang lain agar tetap memperkuat Kekatolikkannya dengan berbagai kegiatan, diantaranya retret, camping rohani, dan outbond, jelas Ketua Panitia F2KS.
F2KS juga bekerjasama dengan Ikatan Guru Agama Katolik Surabaya (IGAKS) dan para romo Keuskupan Surabaya, diantaranya Rm. Paulus Dwi T., CM., Rm. Y. Astanto, CM. F2KS selalu sharing permasalahan yang dihadapi OMK kepada para romo dan IGAKS supaya dibantu mencari solusinya untuk memperkuat iman OMK yang berada di tempat mayoritas. Selain itu F2KS juga mempunyai tempat nongkrong dalam mencetuskan berbagai kegiatan dalam mendampingi OMK, yakni di Pondok Chandra.
Sampai saat ini kegiatan yang dilakukan oleh F2KS dalam mendampingi OMK, diantaranya Retret APP di SMA St. Yosep-Joyoboyo, Greess 2007 dikemas dalam Camping Rohani dengan materi outbond, dan pembinaan pastoral dengan membekali mereka dengan berbagai materi tentang keprihatinan gereja. Bahkan bulan September ini, F2KS mendampingi SMA Bhayangkara dalam retret dan didampingi juga dengan Rm. Paulus Dwi T, CM, papar koordinator umum F2KS, Abraham Ferry B, KMK Bhayangkara.
Jangan menjadi takut karena keminoritasan kita, melainkan berbahagialah dengan keminoritasan kalian. Maka kalian akan menjadi besar dengan kekomitmen kalian sebagai orang Katolik sejati. (asep.)