Jumat, 07 Agustus 2009

SMA Santa Maria


Gelar Lomba Inovasi

Bekerjasama dengan Komunitas Peduli Santa Maria, SMA Santa Maria mengelar Lomba Inovasi Pembelajaran. Lomba inovasi ini dikemas dalam pembuatan proposal, proposal bagi siswa masuk di panitia, Sabtu (13/6). Dan, proposal bagi guru masuk ke panitia, Jumat (17/7).

Dan, setiap peserta terdiri dari tim. Tim berjumlah tiga siswa-siswi atau bisa lebih dari tiga orang. Proposal yang masuk harus memenuhi persyaratan teknisnya. Diantaranya hambatan permasalahan yang teratasi, gambaran inovasi, potensi dampak inovasi, indikator keberhasilan, rencana tindakan, jadwal inovasi, dan daftar pustaka.

Dari 16 proposal yang masuk disharing lagi menjadi 10 besar. 10 besar ini diaudisi melalui presentasi di aula Santa Maria, lantai 4, Sabtu (1/8). Setiap presentasi, semu tim diberi waktu 30 menit. Kemudian panelis memberikan pertanyaan kepada peserta audisi dan dilanjutkan juri. Masing-masing juri dan panelis diberi waktu 5 menit untuk bertanya. Begitu juga peserta pada menjawab pertanyaan para panelis dan juri.

Peserta lomba inovasi mempresentasikan proposalnya dihadapan para panelis dan juri. Panelis, diantaranya Prof. Dr. Hartanto Sunardi, S.T., S.Si., M.Pd. (Ketua Tim Panelis), Herry Wanta W. S.E., M.M., Drs. Errol Jonathans, Dra. Mintowati M.Pd., G. Teguh Santoso S.E. S.Si. M.M.

Dan, jurinya terdiri dari Tommy T.D. (Ketua Tim Juri), Sr. Agatha Linda Chandra, MBA., OSU, Andy Hartanto, Drg. Endro Prastowo, Andy Mulyo, Subhakti Tirtautama, perwakilan guru Dra. Endang Rahayu S., Dra. Maria Rosalia R, dan FX. Rudy Prasetya S.S.

Lomba inovasi yang dimulai pukul 07.00 ini dibuka dengan foto bersama dan doa pembuka oleh Birgitta Klara K S.Si. Tema Lomba: “Menciptakan Kegiatan Pembelajaran Yang Membangun Sikap Kritis, Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan Bagi Siswa.”

Dengan tujuan memotivasi siswa-siswi untuk lebih tekun dan lebih senang belajar dan menjadi lebih kritis, kreatif dan inovatif dalam mengemukakan pendapat maupun menyampaikan suatu gagasan. Prestasi siswa menjadi lebih baik, yang bernampak pada hasil rapor semester, karya ilmiah atau hasil penelitian, keberhasilan dalam lomba-lomba akademik.

Sr. Agatha Linda Chandra, MBA., OSU Kepala Satuan Pendidikan menegaskan pula setelah diberlakukannya KTSP, pusat pembelajaran bergeser dari guru (teacher’s oriented) ke siswa (student’s oriented). Siswa diharapkan lebih kritis, kreatif, dan aktif mencari bahan-bahan yang dapat memperkaya pemahamannya terhadap bidang studi tertentu.

Hal ini tentu tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Guru harus lebih matang persiapannya untuk membuat siswa menjadi kritis, kreatif, dan aktif. Guru juga harus lebih tekun memperkaya dirinya agar siap menanggapi pertanyaan-pertanyaan siswa yang tidak ada di dalam buku pegangan, juga perlu lebih siap mengajak siswa mendalami materi tertentu dalam bidang studinya, jelas Kepala Satuan Pendidikan.

Lanjut, Sr. Agatha bahwa lomba ini diadakan untuk memacu pola pikir kritis dan kreatif untuk menghasilkan gagasan-gagasan inovatif yang berguna bagi perbaikan kegiatan belajar mengajar. Hasil dari lomba ini diharapkan menghasilkan metode-metode atau sarana pembelajaran yang dapat membuat kegiatan belajar-mengajar menjadi lebih asyik dan dapat membangun gairah siswa untuk menekuni pelajaran tertentu, tambahnya.

Setelah berjuang mempertahankan presentasinya dihadapan para panelis dan juri Sekitar pukul 13.30 wib, Ketua Panitia Lomba Inovasi Herry Wanta W. S.E., M.M. mengumumkan sang juaranya, yakni juara I-Adindra P.,dkk dengan judul Fisika itu Menyenangkan, juara II-Ezzra Redu, dkk judul proposalnya Pembelajaran Inovatif, dan juara III- Cyndy Cicilia, dkk dengan judul Mengubah Duduk Menjadi Berjalan. Dan, juara favorit pilihan penonton, yakni Cyndy Cicilia,dkk, seru ketua panitia.

Para pemenang memperoleh piagam penghargaan dan nilai tambah untuk bidang studi terkait, serta voucher potongan uang kegiatan. Seluruh peserta yang memasukkan proposal akan menerima sertifikat sebagai peserta.

Untuk guru, proposal yang masuk 12 proposal. Tersharing menjadi 10 terbaik. Dari 10 terbaik ini, mereka mempresentasikan dihadap panelis dan juri di ruang Romana, Sabtu (8/8). Nantinya dari tiga besar akan diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas.

Namun, Ir. Marceline Prophylia, Wakil Kepala Satuan Pendidikan bidang Umum dan Operasional menegaskan bahwa guru-guru yang telah membuat proposal tersebut, kalah menang tetap menvisualkan hasilnya di kelas dengan proses pembenahan bersama timnya.

Lomba Inovasi ini salah satu pemacu dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar. Dengan inovasi, kita semakin menghidupkan sekolah Santa Maria. Dan, merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan, tegasnya. (asep)

Masa Orentasi Sekolah

BELAJAR MENCINTAI KEINDAHAN ALAM

Masa Orentasi Sekolah (MOS) merupakan masa terindah untuk pertama kalinya bertemu dengan teman-teman baru. Secara serentak sekolah menengah atas pada bulan Juli 2009, menjalankan MOS, seperti yang dilakukan SMA Santa Maria. SMA Santa Maria untuk MOS mengemas dalam dua settingan tempat.

Tempat pertama diadakan di lingkungan sekolah. Sabtu lalu (11/7), siswa-siswi yang baru dipersilahkan menuju Aula Santa Maria, lantai IV. Siswa-siswi siap dengan atributnya lengkap dengan buku MOS.

Pembuka MOS diawali dengan pemasangan skraf dan yel-yel dari masing-masing kelas, seperti lanjutkan dan luar biasa. Usai pembukaan, Sr. Agatha Linda Chandra, MBA, OSU memberikan sambut kepada siswa-siswi kelas X. Pentingnya hidup sederhana tidak foya-foya. Dan, tidak mengikuti budaya hedonisme. Hilangkan budaya tersebut.

Kalian yang telah masuk di SMA Santa Maria telah menjadi keluarga besar Santa Maria dengan dibekali dengan semangat St. Angela. Dan, SMA Santa Maria akan menumbuhkembangkan kedewasaan kalian dengan SERVIAM. Serviam yang berarti saya siap mengabdi dan melayani.

Tak lama kemudian, dilanjutkan dengan perkenalan guru-guru, staf ICT, staf sarana, dan staf administrasi. MOS pun didukung oleh penampilan ekstrakurikuler yang ada di SMA Santa Maria. Diantaranya Teater, Modern Dance, Wushu, Paduan Suara, dan Orkestra.

Lanjut, selama tiga MOS di sekolah siswa kelas X dibekali berbagai materi sebelum berangkat outbond di sasana krida Jatijejer, Trawa-Mojokerto. Materinya, yakni wawasan lingkungan, OSIS, adminitrasi perpustakaan, tata tertib, Serviam, martikulasi, dan kreteria kenaikan kelas.

Kamis lalu, (16/7) siswa-siswi berangkat ke Jatijejer menggunakan bus. Dan, sampai di Jatijejer kurang lebih jam 09.00 wib. Sebelum outbond dimulai, siswa-siswi kelas X dikumpulkan oleh panitia MOS di lapangan depan pendopo.

Setelah mereka semua kumpul, Panitia melanjutkan kegiatan dengan upacara pembuka yang dipimpin oleh V. Ardhitya Yoga Pramantara, XII IPA 1 dengan inspektur upacara, yakni Dra. Indaryati Wakasek Kesiswaan.

Tak lama kemudian, panitia mengadakan outbond. Outbond dilakukan di dua tempat, yakni dalam dan luar. Outbond di dalam ada empat, yakni Triangle, pipa bocor, human bridge, dan trust fall. Sedangkan di luar ada tiga, yakni Blind Spot, Brainy Spider, dan Labirin.

MOS di luar kota tidak hanya outbond, panitia MOS mengemas dengan apik. Seperti Nonton Hemat, Penjelajahan, dan T Zone yang diikuti oleh 238 siswa-siswi kelas X. Segala kegiatan ini baik di dalam dan luar kota ini disatukan dengan perayaan ekaristi yang dipersembahkan oleh Romo Widodo. Dan, pemutaran slide show atau flasback selama mengikuti MOS selama seminggu.

Pembinaan Mental Lingkungan Hidup

Kelas X menjalani MOS di dalam dan luar kota, lain halnya kelas XI. Kelas XI diajak untuk menumbuhkembangkan rasa cinta lingkungan. Karena dunia ini semakin cepat berrubah dengan ilmu pengetahuan, teknologi, industrialisasi, dan pembangunan yang semakin tidak terkontrol, memperparah kondisi lingkungan hidup sehingga menuntut manusia bertindak cepat agar kerusakan tidak semakin parah.

Sebagai generasi penerus, siswa-siswi kelas XI diajak untuk menyadari penting lingkungan bagi kita. Dengan begitu Duta Lingkungan mengadakan kegiatan ini dengan tema “Green Life Style”.

Green Life Style ini dikemas dalam wawasan dan aksi. Untuk wawasannya dilakukan di sekolah kerjasama dengan Tunas Hijau. Dan, aksinya dilakukan di empat titik. Diantaranya Pantai Kenjeran, TPA Benowo, Mangrove Wonorejo, dan Stren Kali Jagir.

Dra. Frans Suhadmadji Koordinator Lapangan menuturkan awalnya kegiatan ini diperuntukkan siswa kelas X. Tetapi setelah dilihat perkembangannya, ternyata lebih pas diadakan untuk kelas XI. Dan, konsep kegiatan ini dari Frans sendiri dibantu oleh Rudy dari Tunas Hijau dan Djoko dari praktisi lingkungan hidup.

Kadang setiap kali ada kegiatan, Sr. Agatha sendiri yang menunjuk siapa ketuanya dan dibalikkannya ada siapa saja. Kali ini kegiatan Duling atas inisiatif sendiri dari pengurus dan pendamping, tutur Frans staf pengajar Fisika.

“Tujuan dari Green Life Style ini menumbuhkembangkan nilai-nilai lingkungan, mengugah mental dan kesadaran siswa untuk terus menerus peduli pada masalah lingkungan, dan mengajak siswa melakukan tindakan nyata yang memiliki kntribusi pada lingkungan.”

Sebelum Green Life Style ini dimulai, para siswa-siswi dibekali oleh Tunas Hijau mengenai wawasan lingkungan. Setelah baru berkumpul di pendopo untuk persiapan keberangkatan menuju lokasi.

Anggota Duling dan kelas XI ini berangkat menggunakan transportasi bemo. Dan berangkat ke lokasi masing-masing untuk meninjau lokasi dengan cara melihat langsung kondisinya dan menanam pohon sepanjang stren kali Jagir.

Setelah mereka meninjau lokasi, kembali ke sekolah untuk merangkum data-data yang diperoleh di lokasi dan mengaktulisasikan hasilnya. Dan, untuk kelas XII diadakan pembinaan tentang kejujuran, terang Dra. Bernadette S. Rini D. dipendopo Santa Maria. (asep)