Rabu, 27 Juni 2012

Saksi Sejarah

Hotel Majapahit 




Sebuah gedung bersejarah di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Dahulunya bernama LMS, lalu Hotel Oranje dan kemudian Hotel Yamato dan juga Hotel Hoteru. Sekarang Hotel Majapahit yang dibangun pada tahun 1910 oleh Sarkies Bersaudara dari Armenia tersebut sudah berubah menjadi hotel bintang lima dengan total 143 kamar di lantai satu dan dua.

Salah satu momen perjuangan di hotel ini terjadi pada 19 September 1945, yakni Insiden Bendera. Peristiwa bermula ketika sekelompok orang Belanda yang dipimpin Mr. Pluegman mengibarkan bendera Merah Putih Biru di puncak sebelah kanan hotel. Para pejuang Indonesia melakukan perobekan warna biru pada bendera Belanda, yang berwarna merah, putih dan biru, dengan demikian bendera itu menjadi merah putih yaitu bendera Republik Indonesia. Insiden bendera itu juga mengakibatkan terbunuhnya Mr. Pluegman.

Lokakarya


Tumbuhkan Habitus Baru


Credit Union Swadaya bekerja sama dengan Fakultas Bisnis Unika Widya Mandala Surabaya menyelenggarakan lokakarya Pengelolaan Ekonomi. Lokakarya ini diadakan di gedung Agustinus, ruang 202, Minggu lalu (24/6/12) mengusung tema : “Peningkatan Kesejahteraan Melalui Kecerdasan Pengelolaan Finansial Bagi Pribadi, Keluarga, dan Organisasi.”

Lokakarya ini menghadirkan narasumber, yakni Romeo Fernando, QWP dari Credit Union Swadaya dan Y. Koesworo, MM., OWP. Lokakarya ini terbagi dua sesi. Sesi pertama memaparkan impian dan perencanaan keuangan.

Sesi pertama diawali dengan beberapa pertanyaan, salah satunya ada yang mengatakan bahwa perencanaan keuangan cocok buat orang kaya. Kita ini orang kecil, penghasilan pas-pasan, buat apa menyusun perencanaan keuangan?

Memang, penrencanaan keuangan kebanyakkan dibuat oleh orang kaya. Untuk mengetahui perbandingan pemasukan dan pengeluaran. Tetapi ada baiknya kita yang tergolong menengah dan kecil belajar mengatur keuangan kita. Hingga tidak melebihi dari pemasukkan kita.

Dan, mau tidak mau membiasakan diri untuk hemat mengatur keuangan supaya penghasilan kita tidak semua dikeluarkan untuk kebutuhan kita sehari-hari. Minimal kita menyisihkan penghasilan kita untuk menabung.

Seperti yang dituturkan oleh Romeo bahwa memang, kerepotan menimbulkan penderitaan sesaat, tetapi kebahagiaan yang diterima jauh lebih besar dan jangka panjang. Kita dapat membangun kebiasaan yang baik, transparansi, dan akuntabilitas, hingga mitra Anda mempunyai kepercayaan tinggi yang Anda, terutama mitra pribadi kita, keluarga, serta organisasi.

Bahkan akan terbangun relasi intim dengan Anda dengan mitra Anda karena saat penyusunan terjadi komunikasi intens, tutur Romeo.

Di sesi pertama, peserta diajak menentukan prioritas pencapaian hidup melalui 8 aspek. Diantaranya spiritual, sosial, keluarga, pengembangan diri, petualangan atau wisata, bisnis, materi, dan financial. Masing-masing aspek memiliki tujuan yang menjadi satu pilihan untuk menjadi satu pilihan.  

Tak lama kemudian, sesi kedua dimulai oleh Y. Koesworo, MM., OWP mengupas tentang Financial Health Check Up. Di pembahasan ini, peserta diajak mengikuti neraca keuangan yakni aset dan hutang kita. Neraca keuangan menentukan kekayaan bersih yang kita miliki.

Neraca keuangan ini mengidentifikasi berapa kekayaan dan hutang yang dimiliki. Serta membantu kita menetapkan tujuan keuangan kita. Sekaligus menjadi tolak ukur untuk evaluasi. Selain neraca keuangan, peserta mempelajari catatan arus kas pribadi melalui kas masuk dan keluar.

Lokakarya ini membantu umat kita dalam mengatur keuangan dalam keluarga. Bila kita mempunyai perencanaan keuangan dan membuat neraca keuangan. Kita semakin dapat mencukupi kebutuhan keluarga.

Kebahagiaan dengan sendirinya selalu menyertai keluarga kita. Dan, meminimalkan pengeluaran dan memaksimalkan jumlah tabungan kita. Untuk masa depan keluarga kita dan selalu bersyukur atas pemberian rahmat yang kita telah terima. Hingga apa yang kita terima bisa berbuah lebih banyak, seperti yang tertulis dari satu talenta berkembangkan menjadi dua talenta. Karena kita telah berusaha mengelola pemasukkan kita dengan baik. Itu semua rahmat yang diberikan kepada kita melalui financial. (asep)

Jalin Relasi BersamaNya


Menjelang kenaikkan kelas 
salah satu siswa berdoa dengan khusuk.
Foto dibidik oleh Asep.

Tunjungan City


Foto dibidik Senin, 25/6/2012 oleh Asep.

Keindahan

Ekowisata Mangrove, Rungkut Surabaya
dan Kelompok Tani Bintang Timur 
Foto-Foto ini diabadikan oleh Asep, Sabtu, 23 Juni 2012.









Ekowisata Mangrove Surabaya



Berkembang Pesat

Sudah satu tahun, blogger tidak berkunjung di ekowista Mangrove, Wonorejo-Rungkut Surabaya. Perkembangan ekowisata jauh lebih pesat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Awalnya ada tempat singgah para pengunjung untuk naik perahu dan melihat dari dekat keindahan ekowisata ini. Di tepi pantai ekowisata ini disediakan gaseboh.

Kurang lebih ada tiga gaseboh yang disediakan untuk tempat rekreasi sambil melihat keindahan tanaman bakau. Bahkan pengelola telah membuat denah lokasi ekowisata Mangrove dan dilengkapi petunjuk arah jalan.  Jalannya terbuat dari anyaman bambu dan papan.

Sabtu lalu (23/6/12) memasuki ekowisata Mangrove telah berubah wajah dilengkapi loket pembelian tiket. Tiketnya seharga  25.000 rupiah per orang. Di samping kanan loket, tampak ular sowo dan sejenis anaconda. Ular ini hasil tangkap staf ekowisata saat berkelana di sekitar lokasi.

Bahkan Sabtu sore itu, Anak Baru Gedhe berbondong singgah di Ekowisata. Untuk melepas lelah bersama pacar. Sambil melihat satwa Ekowisata.

Seperti yang dituturkan staf ekowisata bahwa ular ditangkap 6 bulan yang lalu. Untuk ular sowo semakin kurus karena tidak mau makan selama 2 bulan. Selain, satwa ular. Ekowisata ini mempunyai satwa kera yang bebas hidup di sekitar lokasi ekowisata, tuturnya.

Di samping kiri loket terdapat kios-kios penjual makanan yang menyediakan makanan khas Surabaya, seperti soto, rawon, rujak, bakso, dan gado-gado. Tidak ketinggalan pula, camilan dan gorengan disediakan di meja pembeli.

Kelompok Tani
Di ekowisata Mangrove ada Kelompok Tani Bintang Timur. Kelompok tani ini membuat krojong. Krojong dibuat dari bambu, kemudian anyaman berbentuk silinder. Satu per satu Krojong di dalam diberi serabut kelapa, pelepah pisang, dan karung goni. Kegunaan krojong ini untuk melindung tanaman tanjang dari benturan arus ombak. Tanaman tanjang diberi krojong mulai umur lima bulan sampai satu tahun.

Sesudah satu tahun, tanaman ini keluar akar. Fungsi dari akar menahan tanah dari gerusan arus ombak. Setelah keluar akarnya, di atasnya keluar batang akar yang bentuknya seperti benjolan, jelas Didik salah satu pegawai dari Watoni.

Watoni, ketua dari kelompok tani Bintang Timur. Kelompok Bintang Timur telah berdiri sekitar enam tahun yang lalu. Dan, telah diberi dana hibah dari Wakil Walikota Bambang DH. Untuk pengembangan usaha Bintang Timur.

Didik menambahkan untuk membuat Krojong. Per harinya menghasilkan 175 Krojong. Dan, ditempatkan di tanaman Tanjang, tambahnya. (asep)

Membidik, Terbidik


Foto dibidik Sabtu (23/6/12) saat konser Coro Semplice 
di Kapel St. Agustinus SMAK St. Hendrikus oleh Asep.

Konser Coro Semplice


Gelar Konser Serata di Canto
“Malam adalah waktu refleksi, kontemplasi nilai hidup kita dengan manusia lain, untuk Tuhan.”

Coro Semplice menghelat Konser di Kapel St. Agustinus, SMAK St. Hendrikus jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya, Sabtu (23/6/12). Konser ini bertajuk Serata di Canto. Konser dimulai tepat pukul 19.00 WIB. Konser didukung oleh Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (UBAYA) diawali dengan pameran produk dari karya-karya mahasiswa UBAYA Fakultas Industri  di depan kapel tentang gaun daur ulang atau paper dress yang dikupas tuntas di media harian di Surabaya.

Konser yang didesain minimal, dilatarabelakangi altar kapel ini terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama, mereka menyanyikan lagu-lagu klasik, seperti Kyrie Missa L’homme Arme, Ad te Levavi Oculos Meos, Hear My prayer, Revecy Venir du Printans, Triste Depart, Innsbruck, dan Jubilant Song. Di bagian kedua mereka menyanyikan lagu-lagu yang bernuansa klasik kontemporer. Diantaranya Lux Aeterna, Beatus Vir, Sanctus Martinus, Anima Christi, dan Madrigals.

Kesemuaan lagu-lagu dinyanyikan oleh anggota Coro Semplice dengan apik, olah vokal, performance yang kuat penuh improfisasi yang lembut. Anggota Coro Semplice terdiri dari penyanyi dan pelatih. Tergabung di berbagai instansi pendidikan, pemerintah, dan gereja baik Katolik dan Kristen.

Di sela-sela bagian pertama dan kedua, Coro Semplice menghadirkan bintang tamu kelompok paduan suara dari Pesparawi Jawa Timur 2012.

Coro Semplice menyanyikan lagu-lagu dari komponis Dunia Abad ke-20 sangat kuat komposisi, tempo, dan dinamikanya. Berkat pimpinan sang conduktor, Bagus Syarieza Paradhika. Dan, menarik di konser ini anggotanya tidak semua beragama Katolik. Agama mereka berbagai macam. Ada yang Katolik, Islam, Kristen, dan Budha.

Cukup mencermikan jiwa nasionalisme, pluralisme, dan hunamisme dalam seni musik. Mereka bangga menyanyikan keindahan Rennaissance, Madrigals, dan Troubadours, seperti Pateris Vasks, Javier Busto, Andres Vecumniecks.  Karena Coro Semplice sebagai paduan suara independen yang akan mampu menjadi tolak ukur kualitas paduan suara, khususnya di Jawa Timur dan seluruh masyarakat Indonesia, jelas Guguh Sujatmiko, Ketua Coro Semplice.

Dan, tak terasa penonton duduk dua setengah jam menikmati kepiawaian suara dari Coro Semplice. Diakhir konser, Coro Semplice menyanyikan Sabia, Coracao De Uma Viola dan Alleluya. Berakhir hingga pukul 21.30 WIB. (asep)

Jumat, 22 Juni 2012

Meet and Greet in Ciputra World Surabaya




NoBar Bersama Artis Film Soegija


Suasana Rotund V-Walk lantai 3 Ciputra World Surabaya tampak sepi. Sekitar pukul 16.00 WIB berubah menjadi ramai. Ratusan pengunjung memadati Rotund W-Walk untuk melihar acara Meet and Greet Press Conference Film Soegija, Senin lalu (11/6/12) yang digelar Ciputra World Surabaya bekerja sama dengan Unika Dharma Cendika, Keuskupan Surabaya, dan Puskat Studio Audio Visual di Yogyakarta. 


Acara ini menghadirkan sutradara Garin Nugroho dan para pemain film Soegija yang mengisahkan perjuangan seorang uskup pribumi pertama Albertus Soegijapranoto di Semarang, Jawa Tengah yang diangkat langsung oleh Vatikan. 


Ada Nirwan Dewanto (Mgr. Soegijapranata), Anissa Hertami (Mariyem), Butet Kartardjasa (Koster Toegimin), dan Djaduk Ferianto produser serta penata music film Soegija yang menghabiskan Rp. 12 miliar tersebut.


Acara ini semakin lengkap dengan hadirnya diantara pengunjung dan wartawan yakni Mgr. Vincentius SutiknoWisaksono, Y.I. Iswarahadi, SJ (Eksekutif Produser Film Soegija), Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Wakil Walikota Bambang DH, Direktur PT. Wira Jawa Timur Arif Afandi.


Pemutaran film yang mengangkat berdasarkan latar belakang kondisi bangsa Indonesia tahun 1940-1950. Dimana masing-masing tokoh pemainnya sudah melakukan riset sebelumnya. Hingga melengkapi karakter dari masing-masing peran. Karakter para artis film Soegija natural dan spontan. Tak tampak mereka sedang berperan, seolah-olah menjalani aktifitas seperti tahun tersebut.


Ini juga sekaligus bagian dari dialog dengan bangsa. Film ini merupakan inspirasi bersama mulai dari para seniman, budayawan, tokoh lintas agama yang ingin menyatukan multikultur.


Tak hanya menceritakan keuskupan seorang rohaniawan saja. Film Soegija ini mengaplikasikan nilai-nilai luhur Pancasila dan ada 12 pesan yang dimunculkan dalam rangkaian kata verbal oleh Romo Kanjeng. Sebutan Mgr. Soegijapranata. Yakni, kemanusiaan itu adalah satu, kendati berbeda bangsa, asal-usul dan ragamnya.


Soegija merupakan nama kecil dari Albertus Soegijapranata. Tokoh ini dikenal sebagian besar warganya sebagai tokoh nasionalis sejati. Ia pun banyak terlibat dalam banyak elemen mulai politik lokal, nasional dan internasional. “Untuk itu kami ingin menarik penonton sebanyak-banyaknya.”


Tampak dalam nonton bareng artis di bioskop XXI Mall Ciputra World Surabaya dipadati ratusan umat dan para romo. Sampai petugas bioskop kualahan melayani dan memeriksa tiket penonton. Satu persatu penonton memasuki gedung bioskop sambil melihat nomer tempat duduk mereka. Romo-romo dengan tenang dan sambil menikmati snack yang dibawanya duduk di bangku tengah. Siap melihat Film Soegija. 


Film Soegija mengambil setting kehidupan para era penjajahan tahun 1940 di Semarang ini dikerjakan lebih dari 200 kru, sengaja dibuat untuk memberikan inspirasi untuk masyarakat dengan melihat cerita seseorang yang memiliki rasa nasionalisme meski ia adalah seorang katolik, yakni 100% Katolik dan 100% Indonesia. Kata ini juga menjadi inspirasi bagi Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, sapa akrabnya Gus Ipul.


Kata-kata ini tidak hanya diungkap begitu saja oleh Romo Kanjeng yang diperankan Nirwan Dewanto. Tetapi benar-benar digeluti dan dimaknai kata-kata tersebut dengan bergumul bersama masyarakat dan umat Semarang.  


Gus Ipul sendiri mengaku, film Soegija ini merupakan film garapan Garin yang paling mudah dimengerti dibanding film-film lainnya. "Dan sangat inspiratif. Ini mengispirasi umat Islam, agar 100 persen Indonesia dan 100 persen Islam," ungkap Gus Ipul.


Film ini sengaja digarap oleh Garin sebagai sumber inspirasi dan imajinasi masyarakat Indonesia. Dan, tidak ditayangkan begitu saja melainkan dengan sumber-sumber akurat melalui penggalian dan pengumpulan data sebagai referensi. Sebenarnya tidak hanya 12 pesan, tetapi masih banyak pesan yang patut dijadikan tuntunan dari buku harian Soegijapranata. 


Seperti yang diungkapkan Romo Kanjeng di adegan pengempungan oleh tentara Jepang. Kalau Gereja dan kompelk ini ditutup, penggal dulu kepala saya dulu. Ungkapan ini benar-benar diungkapkan oleh Romo Kanjeng dengan keberanian dan kebenaran. 


“Kebenaran ini sungguh-sungguh dilontarkan di hadapan tentara. Untuk membela umat dan masyarakat yang membutuhkan kepribadian atau sosok Romo Kanjeng. Kebenaran juga meneguhkan semangat hidup umatnya dalam menjalani hidupnya di situasi jaman itu.”


Dalam film berdurasi 115 menit ini diwarni sesi romantisme dari kehidupan keluarga Ling-ling dan kakak beradik Mariyem. Akhrinya kakak Mariyem, Robert meninggal dunia di tengah-tengah peperangan. Cita-citanya Mariyem terkabul menjadi perawat. Walaupun kakaknya tidak melihat profesinya. 


Bahkan adegan Mariyem sering kali muncul dalam menanggani korban dari pertempuran antara Jepang dengan Sekutu. 


Selain adegan Mariyem, adegan Romo Kanjeng yang menarik diteladani bagi romo-romo saat ini dengan mengatakan beri makan masyarakat terlebih dahului. Saya dan romo-romo belakangan, setelah masyarakat dan umatnya kenyang.  Hal ini sama yang dikatakan Yesus pada saat memberi makan umatNya dengan 5 roti dan 2 ikan sampai makan kenyang. 


“Sungguh-sungguh film yang memberikan teladan bagi kita semua dan tidak hanya menampilkan sosok Romo Kanjeng. Tetapi keterlibatan Romo Kanjeng bersama umatNya.”


Selain Soegija,beberapa tokoh nasional lainnya juga ditampilkan.Seperti Presiden Pertama RI Soekarno,Mohammad Hatta,Sutan Sjahrir, serta Jenderal Soedirman. Film Soegija juga terlihat begitu terhibur. Beberapa scene, celotehan Tugimen sosok koster dari Romo Kanjeng hingga nyanyiannya dari Endah Laras pemilik hotel Asia. Sampai membuat penonton di bioskop berhasil dibuatnya terpingkal-pingkal. Film ini memang luar biasa.Tidak sekadar tontonan,tapi juga memberi tuntunan dan teladan bagi kita semua. Diakhir cerita dipertemukannya sosok anak Ling-ling bersama mama. (asep)

Selasa, 19 Juni 2012

Etika Fotografer


Foto dibidik di Gereja Paroki Hati Kudus Yesus, Rabu (13/6/12) oleh Asep.

POSE


SAHABAT

Foto dibidik Senin, 18 Juni 2012 oleh Asep.

31 Tahun Pesta Pelindung Ratu Pencinta Damai, Pogot


Gelar Lomba dan Misa


Sejak Sabtu lalu, (26/5/12), umat Paroki Ratu Pencinta Damai, Pogot Surabaya menggelar 31 tahun Pesta Pelindung Ratu Pencinta Damai dengan mnggusung tema Ayo Berubah. Sebagai pembukaan 31 Pesta Pelindung Ratu Pencinta Damai, panitia menggelar lomba catur.

Lomba catur diadakan secara beregu di halaman gereja. Masing-masing wilayah mengirimkan perwakilannya. Di Paroki Ratu Pencinta Damai, Pogot terdiri dari empat wilayah diantaranya Santa Anna, Santa Bernadet, Santa Cicilia, dan Santa Dorothea. Masing-masing wilayah terdapat empat lingkungan, seperti Santa Anna satu sampai empat.

Lomba Catur beregu terdapat 16 pecatur yang mengikuti lomba. Lomba catur salah satu lomba yang tidak menguras tenaga. Melainkan membutuhkan pemikiran untuk memasuki strategi lawan dengan menjalankan pion-poin hingga mengalahkan rajanya di atas papan yang berwarna hitam putih ini.  

Lomba catur berakhir sampai Sabtu malam lalu (16/6/12). Dan, berlanjut dengan lomba yang lainnya seperti Futsal, Bola Volley, Menyanyi, Sepeda Santai, Senam Pagi, Senam Beregu, Jalan Sehat, Bazaar, dan Fancy Fair (Permainan BIAK) .

Selain menggelar lomba yang sifatnya olah raga. Panitia juga mengadakan pembinaan petugas liturgi. dan perayaan ekaristi. Perayaan ekaristi ini dimulai Minggu lalu (10/6/12) dan petugasnya dari setiap wilayah. Wilayah Santa Cicilia mendapat giliran pertama dalam tugas perayaan ekaristi.

“Perayaan ekaristi ini bagian dari kebutuhan umat dalam menumbuhkembangkan iman dalam hidup menggereja.”

Romo Paulus Dwnitarto, CM mengatakan pesta pelindung Ratu Pencinta Damai jatuh pada 9 Juli. 9 Juli jatuh pada hari Senin, pesta pelindung dirayakan pada hari 15 Juli nanti, kata Romo Paulus saat ditemui di lapangan SMPK Ratu Pencinta Damai.

Perayaan nantinya diawali dengan perayaan ekaristi. Dan, panitia melanjutkan dengan ramah tamah, lomba memasak dan panggung gembira. Di panggung gembira, panitia menghelat final lomba menyanyi.

Sebelum perayaan, panitia mengajak umat untuk merefleksikan 31 tahun pesta pelindung melalui Perayaan Ekaristi Triduum. (asep)

Senin, 18 Juni 2012

Pantai Kenjeran Surabaya II


Berani berjalan di atas bebatuan.


Bermain pasir mengasyikkan.


Melompat lebih tinggi.


Keheningan kampung nelayan di kala berganti menjelang petang hari.

Foto-foto dibidik Minggu (16/6/12) oleh asep.

Aktifitas Pantai Kenjeran Surabaya I


Bersandar di tepi pantai Kenjeran.


Dua orang nelayan membawa hasil tangkapan.


Seorang nelayan masih mencari ikan di tepi pantai Kenjeran.


Satu ikan cukup untuk makan sehari.

Foto-foto dibidik Minggu lalu (16/6/12) oleh asep.

Minggu, 10 Juni 2012

Cagar Budaya Kota Surabaya





Foto dibidik Rabu (6/6/12) oleh Asep.

SD Santa Maria Surabaya


Raih Adiwiyata Mandiri Nasional

Kamis lalu (7/6/12) saya ditemui oleh Guru-Guru SD Santa Maria, yakni Yunitha Ike Christyowati, S.Pd., Resdiana, S.Pd., SD, dan H. A. Endang Widayati, S.Pd. Di ruangan Kepala Satuan Pendidikan. Untuk berbincang mengenai lingkungan hidup di SD Santa Maria Surabaya. SD Santa Maria telah meraih Adiwiyata Mandiri tingkat Nasional.

SD Santa Maria Surabaya yang terletak di jalan Tumapel lingkungannya sangat sejuk dan bersih. Di kawasan sekolah yang berada dinaungan Yayasan Paratha Bhakti dipenuhi pohon yang dirindang.
Bahkan memasuki gerbang SD Santa Maria terpampang tulisan SD Santa Maria yang dikeliling tanaman hias. Dan, terlihat jelas hasil karya daur ulang dari siswa-siswinya. Itulah SD Santa Maria yang baru-baru  ini meraih Adiwiyata Mandiri tingkat Nasional. Penghargaan Adiwiyata Mandiri tingkat Nasional diberikan langsung oleh Bapak Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.

Untuk meraih Adiwiyata Mandiri  tingkat Nasional membutuhkan proses perjuangan yang panjang. Tahun 2008 SD Santa Maria mendapat kepercayaan dari Kepala UPTD, yakni Ibu Sumilah. Ibu Sumilah menunjuk SD Santa Maria untuk mengikuti lomba lingkungan hidup mewakili kecamatan Tegalsari tingkat kotamadya dan berhasil mencapai di tingkat kota madya. Sampai diundang oleh Walikota Surabaya dalam rangka Hari Jadi kota Surabaya.

Awal mula, kami dari SD Santa Maria hanya mengikuti lomba lingkungan hidup, tetapi Ibu Sumilah mempersiapkan dan mencalonkan SD Santa Maria ke tingkat Adiwiyata. Saat itu kami belum mengetahui apa itu Adiwiyata? Dikarenakan kami disibukkan dengan Serviam Camp. Tawaran itu kami tidak sia-siakan, kami mulai studi literatur yang disupport oleh Suster Diah, OSU. Kami bersyukur mempunyai Kepala Satuan Pendidikan baik yang dahulu maupun sekarang selalu memberikan semangat kami. Hingga kami tidak tanggung-tanggung dalam bekerja.

Setelah itu kami studi banding dengan SDK St. Theresia I yang terlebih dahulu meraih Adiwiyata atas prakarsa Bapak Joko. Tak disangka, untuk mencapai ke tingkat provinsi dan nasional kami membutuhkan waktu dan proses yang panjang, terutama dokumen-dokumennya. Dokumennya ada 4 komponen yang harus dipersiapkan. Diantaranya kebijakkan sekolah, kurikulum sekolah, partisipasi masyarakat, dan sarana prasarana.

Maksud dari kebijakkan sekolah ini, setiap melakukan kegiatan dan penunjukkan tanggung jawab harus disertakan Surat Keputusan dari Kepala Satuan Pendidikan dan disertai check list di setiap program yang akan dijalankan oleh penanggungjawabnya. Seperti contoh pengontrolan air dan mematikan kran air harus ada surat keputusan penunjukkan petugasnya. Sampai penggunaan listrik, yakni AC. AC mulai dihidup pukul 07.00 WIB sebagai gerakkan penghematan listrik. Bahkan sampai piket siswa, petugas menggiling kertas bekas dan tanggung jawab ruang diwajibkan ada surat keputusan.

Untuk kurikulum sekolah, di setiap mata pelajaran yang diajarkan diwajibkan menyertakan materi yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Tercatat di Rancangan Proses Pembelajaran, Program Tahunan, dan Program Semester. Semisal mata pelajaran Matematika tentang materi mengukur luas kebun, mata pelajaran IPA tentang pengamatan proses pertmbuhan tanaman.

Sedangkan partisipasi masyarakat, kami merangkul PKL, warga sekitar, instansi terkait, dan petugas kebersihan. Kami mengajak PKL dan petugas kebersihan sekitar sekolah dengan membuat tong sampah dari ban bekas yang diletakkan disamping stan mereka. Dan, peka pada lingkungan melalui sosialisasi tentang lingkungan sehat. Kami juga bekerja sama bersama warga sekitar mengumpulkan sampah untuk dipilah-pilah mulai sampah basah, kertas, dan plastik. Sampah basah didaur ulang menjadi pupuk kompos, sampah kering, kertas, dan plastik menjadi daur ulang seperti vas bunga, tas, dan tempat tissue. Bahkan kami bekerja sama instansi terkait memberikan materi lingkungan hidup, seperti Tunas Hijau dan BLH Kota.

Sampai di kompenen yang keempat mengenai sarana prasarana, kami membuat dan mendesain tiga tempat sampah, yakni sampah basah, kertas, dan plastik. Kami juga mempunyai poster-poster yang dipasang di sekitar lingkungan, yakni “Mari kita tingkatkan Budaya 3R (Reuse, Reduce, and Recycle), Birunya Langitku-Hijaunya Halamanku-Putihnya Hatiku.”

Resdiana, S. Pd., SD. mengakui untuk memenuhi keempat komponen tidak mudah yang saya bayangkan. Kami membutuhkan waktu tersendiri. Kami merelakan pulang sampai sore, bahkan larut malam membuat laporan lingkungan hidup.

“Alhasil, laporan sudah selesai, tetapi setelah dicek kembali. Laporan masih ada beberapa yang salah . Sampai-sampai kami mencetak ulang lembar-lembar yang salah. Baru yang ketiga kali, benar-benar dikatakan sudah selesai dan dapat dijilid”, aku Diana.

Perjuangan kami berlanjut ke tingkat provinsi. Tahun 2009 meningkatkan diri di tingkat provinsi, kami mulai membuat Green House. Di Green House kami menanam tanaman toga, vertical culture (tanaman bertingkat), dan relief.

Kami membuat relief di belakang sekolah seperti graffiti yang bahan bakunya dari semen. Dilengkapi dengan tanaman hias. Dalam perkembangannya, Sr. Diah, OSU melihat di sekitar sekolah kami banyak lidah buaya. Kami binggung menguranginya, daripada di buang sia-sia. Tidak mencerminkan lingkungan hidup, akhirnya kami berinisiatif mengolahnya menjadi es lidya buaya.

Es lidya buaya menjadi ikon unggulan di lingkungan hidup kami. Ikon es lidya buaya berkat prakarsa Sr. Diah, OSU. SD Santa Maria Surabaya meraih  Adiwiyata Nasional. Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup.

Kami mempertahankan Gelar Adiwiyata Nasional dengan mencanangkan program berlanjutan melalui keragaman hayati. Kami menumbuhkembangkan kepekaan dan kepedulian siswa-siswi kami. Setiap siswa-siswi membawa tanaman sendiri. Tidak hanya membawa tanaman, siswa-siswi dibimbing cara merawat tanamannya dengan baik. Dengan menggelar Jumat bersih setiap pukul 09.15 sampai 09.30 WIB. Dan, setelah doa malaikat Tuhan pukul 12.00 WIB siswa-siswi mengumpulkan sampah di sekitar sekolah. Membuangnya di tempatnya. Bukan hanya itu setiap hari, siswa-siswi membawa koran, kertas, dan botol bekas. Siswa-siswi menjadikannya barang berharga dan hasilnya dijual kepada orang tua.

Buku bekas, cerita, dan komik mereka kumpulkan disumbangkan di sekolah. Ada yang disewakan dan dijual kepada teman-temannya. Bahkan siswa-siswi juga diajarkan untuk mengelola keuntungannya.
Sampai salah satu siswi mewakili sekolah mengikuti lomba Eco Preuneurship tahun 2010 dan meraih juara I. Dan, sampai saat ini orang tua dan siswa-siswi lingkungan hidup menjadi bagian dari hidup mereka. Bukan kebiasaan baru bagi mereka, melainkan menjadi budaya mencintai lingkungan hidup, papar Endang. (asep)

Selasa, 05 Juni 2012

Yayasan Kasih Bangsa Surabaya



Dilaunching di Multifunction Hall, BG Junction

“Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang jaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemaran para murid Kristus juga.” (Gaudium et Spes, art.1)

Seperti yang dikatakan oleh RM. M. Rudy Hermawan, CM awal mulanya lembaga swadaya masyarakat kami berdiri sendiri-sendiri dan mengembangkan sayapnya dengan para relawan. Namun, hal ini sering kali menemukan kendala. Terutama kita saat-saat mengalami kejenuhan dalam pelayanan, kata Romo Wawan, sapa akrabnya.

Untuk itu, kami membentuk satu yayasan sebagai wadah saling menguatkan di antara lembaga kami. Keinginan membentuk yayasan sudah lama, baru tahun ini terealisasi. Realisasi ini kami warta kepada kawan-kawan kami yang peka dan peduli pelayanan sosial kemasyarakatan.

Yayasan ini, kami memberikan nama Yayasan Kasih Bangsa Surabaya yang didirikan oleh Kongregasi Misi (CM). Untuk mewadahi komunitas pelayanan sosial yang didampingi para romo CM.

Yayasan ini memayungi karya pelayanan interaktif anak dan keluarga-Sanggar Merah Merdeka dimoderatori Romo Wawan, CM., pelayanan pendampingan dan penguatan kualitas buruh-WADAS dimoderatori Romo Priyambodo, CM., pelayanan tanggap bencana-Solidaritas Relawan untuk Kemanusiaan diketuai Alexius Andri Prapto Prastiantono, dan pelayanan analisis dan pelatihan sosial-Pusat Pengembangan Sosial dimoderatori Romo Ignatius Suparno, CM.

Yayasan Kasih Bangsa Surabaya dilaunching hari Minggu lalu (3/6/12) di Multifunction Hall, BG Junction lantai 1. Bertajuk "Menabur Kasih, Menumbuhkan Bangsa" Hidup Beriman di Tengah Kemiskinan dan Keberagaman.

Romo Suparno, CM menuturkan launching ini didahului pameran hasil karya di setiap komunitas. Dan, dimeriahkan dengan pentas seni dari sangga merah merdeka kolaborasi dengan siswa-siswi Sinlui. Dan, performance beralur mulai dai musik kontemporer, warok, tari tradisional, modern dance, hingga monolog yang dibawakan Jefry, salah satu guru SMAK St. Louis I. Refleksi dari Romo Priyambodo, CM tentang Manusia yang bermartabat, tutur Romo Parno.

Tak lama kemudian, launching dilakukan oleh orang nomor satu di Kongregasi Misi, Romo Provinsial CM Indonesia, Romo Robertus Widjanarko, CM didampingi Romo Wawan, Priyambodo, Rm. Parno, dan Andri dengan pemukulan gong, jelas Romo Parno. (asep)

Dinas Pendidikan Kota Surabaya



Gelar Semarak Pendidikan kota Surabaya

Diknas kota Surabaya setelah menyelenggarakan Ujian Nasional tingkat menengah atas dan kejuruan. Hasilnya pun sangat membanggakan bagi Diknas kota Surabaya. Dari Jawa timur, terutama Surabaya menduduki peringkat teratas dalam nilai Ujian Nasional di Indonesia.

Alhasil, keberhasilan ini layak diapresiasi supaya masyarakat Surabaya semakin mempunyai semangat tinggi dalam pendidikan. Karena pendidikan bagi anak-anak sangat penting dalam memajukan bangsa dan negara nantinya. Merekalah penerus kita, generasi emas.

Generasi emas ini dikatakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh dalam memperingati Hari Pendidikan, 2 Mei 2012 lalu.

Untuk menumbuhkembangkan generasi emas ini, Diknas kota Surabaya menggelar pameran pendidikan. Pameran Pendidikan ini bertajuk Semarak Pendidikan kota Surabaya 2012 digelar di Jatim Ekspo Internasional, jalan Ahmad Yani no.99, Surabaya.

Pameran Pendidikan ini dimulai 2 – 5 Juni 2012 dihadiri Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, M Nuh Mendikbud, dan Ikhsan Kepala Dinas Pendidikan Surabaya. Ketiganya membuka Pameran Pendidikan SMA-SMK. Dan, setelah itu membubuhkan tanda tangan di atas mobil rakitan SMKN 2 Surabaya.

Pameran Pendidikan diadakan oleh Diknas kota Surabaya untuk mengenalkan sekolah menengah atas dan kejuruan kepada masyarakat Surabaya.

Pengenal sekolah ini berdasarkan keunggulan dan ciri khas sekolah masing-masing. Dan, masyarakat tidak perlu menyekolahkan anaknya ke daerah lain ataupun ke luar negeri.

Dengan begitu generasi emas semakin memahami keunggulan dan ciri khas sekolah yang berada di Surabaya. Sekolah-sekolah tidak perlu bersaing, tetapi saling menyatukan visi dan misi memajukan generasi bangsa.

“Masyarakatlah yang memilih, mau ke mana anak-anaknya mengenyam pendidikan ke tingkat menengah atas ataupun kejuruan. Sesuai bakat dan minat mereka.” (asep)

Senin, 04 Juni 2012

Kesenian


Warok dari SMAK St. Louis I  bersama adik-adik Sanggar Merah Merdeka
memeriahkan suasana Launching Yayasan Kasih Bangsa Surabaya
"Menabur Kasih, Menumbuhkan Bangsa", 
Minggu lalu (3/6/12) di Multifunction Hall, BG Junction. (asep)

Kreatif


Asah bakat anak dengan mewarnai gerabah berbentuk mobil, tempat tisue, dan vas bunga 
Minggu (3/6/12) di Multi function Hall, BG Junction. (asep)

Minggu, 03 Juni 2012

Penutupan



HUT Kota Surabaya ke-719


Kemeriahan HUT Kota Surabaya telah usai melalui konser di Balai Kota hari Sabtu lalu (2/6/12). Pemerintah Surabaya menggelar konser bekerja sama dengan LA Lights dan stasiun televisi nasional RCTI bertajuk LA Lights Concert. Disiarkan RCTI pukul 21.30 pada hari yang sama. Keesokkan harinya di Citraland, Dhasyat memeriahkan HUT Kota Surabaya.

Konser HUT kota Surabaya ini mendatangkan artis dari ibu kota, yakni Triad Band, Armada Band, MahaDewi, Vierra Band, Anang - Ashanty, Sammy Simorangkir, Super Gelis, Max Girles, Max 5 dan Last Child. Serta special performance akan menampilkan aksi heboh magician Linbad.

"Selain artis-artis ibu kota, konser juga akan diwarnai dengan penampilan dari sanggar Gito Maron yang membawakan beberapa tari tradisional Jawa Timur. Surabaya kaya akan budaya, walaupun konser dikemas secara modern."

Konser ini merupakan penutupan serangkaian acara yang dihelat pemerintah kota Surabaya. Kembang api pun semakin memeriahkan puncak rangkaian acara dengan keindahan cahaya warna-warninya.

Namun sebelum penutupan rangkaian acara, pemerintah membuka fasilitas tempat wisata alam dan binatang secara gratis, Rabu lalu (30/5/12) di Kebun Bintang Surabaya. Ribuan warga Surabaya mendapati fasilitas tersebut.

Bahkan beberapa warga dari Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan, dan Gresik turut serta datang melihat keindahan wahana alam dan binatang di Kebun Bintang Surabaya. Wisata gratis ini benar-benar dimanfaatkan dan bertajuk “One Free for Visitor of Zoo”.

“Di saat yang sama di depan patung Gubernur Suryo, Seniman Surabaya memainkan musik patrol selama 719 menit. Sebagai simbol HUT kota Surabaya ke-719.”

Kamis lalu (31/5/12), Dinas Perhubungan dan pemerintah kota Surabaya mengratiskan fasilitas umum, yakni Bus DAMRI Patas. Mulai dari pagi hingga sore hari dari terminal Bungurasih sampai Tanjungan Perak dan Jembatan Merah Plaza.

Dan, pagi harinya instansi pemerintah, jajaran TNI, dan instansi pendidikan beserta peserta didiknya  mengikuti upacara di Balai Kota yang dipimpin Ibu Tri Rismaharini.

Dimeriahkan dengan kegiatan seni, budaya, dan ekonomi. Dan, Ibu Walikota memberikan penghargaan kepada 30 warganya yang telah berjasa memajukan kota Surabaya.

"Adanya penghargaan ini diharapkan semakin banyak warganya untuk selalu kreatif dan inovatif menyumbangkan pemikirannya, seperti yang dilakukan Azrul Ananda, tokoh muda yang telah berhasil menggerakkan gairah muda di Surabaya," kata Ibu Walikota dihadapan wartawan.

Diakhir upacara Ibu Walikota bersama pejabat tinggi melepaskan burung sebagai langkah baru Surabaya menjadi kota yang lebih inovatif dan kreatif. (asep)

Foto pertama : www.google.co.id