Minggu, 23 Januari 2011

SMA Santa Maria

Damai, KasihMu Selalu Bergema dan Hidup di Hatiku

Gema Natal telah usai di hati umat Katolik dan natal telah berganti masa biasa. Namun hal ini lain yang dirasakan oleh keluarga besar civitas SMA Santa Maria. Karena natal bagi SMA Santa Maria merupakan kedamaian yang hidup di hati mereka selama-lamanya. Tidak hanya di masa Adven dan Natal.

Bersamaan dengan pesta pembaptisan Tuhan Yesus Kristus, keluarga besar SMA Santa Maria mengadakan pesta Natal. Pesta Natal diadakan di Pendopo Santa Maria, Minggu (16/1).

Pesta Natal ini diawali dengan perayaan ekaristi kudus di Kapel Biara Ursulin, Komunitas Raya Darmo. Dipersembahkan oleh Romo Yohannes dari serikat Jesuit. Romo Yohannes ini berdomisili di Jogyakarta.

Dalam perayaan ekaristi, romo Yohannes mengatakan tanda kedamaian awal mula diperlihatkan melalui kelahiran Yesus Kristus. Namun kejelasannya peristiwa kedamaian tersebut dimulai dari pembaptisan Tuhan Yesus Kristus. Yohannes Pembaptis membaptis Yesus dengan air. Tetapi perlu diketahui bahwa Yesus Kristus membaptis dengan roh kudus, kata romo Yohannes.

Melalui relasi inilah kita sebagai umatNya selalu diingatkan kembali. Bahwa kita telah dibaptis dengan roh kudus. Dan, menjadi anggota tubuh Gereja yang ikuti ambil bagian dalam pewartaanNya dan menjadi terang dunia.

Relasi inilah yang selalu diwujudnyatakan oleh keluarga besar civitas SMA Santa Maria untuk menjalin keutuhan sebagai muridNya. Dengan relasiNya, kita sebagai staf kependidikan dan non kependidikan semakin diingatkan untuk membangun sinergi antara yang lainnya. Membangun keutuhan pondasi SMA Santa Maria di tengah-tengah jaman ini.

Melalui relasi ini, keluarga besar kita semakin hidup dalam namaNya dan karya kita ini merupakan panggilan yang istemewa karena menumbuhkembangkan generasi bangsa. Karena di SMA Santa Maria tidak hanya menumbukembangkan intelektual, tetapi juga ikut bertanggungjawab menumbukembangkan karakter pribadi mereka. Dalam mempersiapkan generasi muda di tantangan jaman ini, seperti kegiatan Live in, Serviam Project, dan Respect and Serve Others, pesan pastor serikat Jesuit.

“Itulah ciri khas pendidikan SMA Santa Maria yang selalu mengingatkan siswa-siswi akan kepekaan dan kepedulian terhadap sesama.” Karena saat ini generasi muda mulai tergerus oleh godaan pada dunia modernisasi. Namun siswa-siswi tetap berteguh pada SERVIAM, yakni kami siap mengabdi kepadaMu. Dan, ini menjadi bagian dari jiwa siswa-siswi SMA Santa Maria yang peka, peduli, dan ramah terhadap sesama. Dan, ini dirasakan oleh masyarakat sekitar Santa Maria. Bahkan dipegang penuh dan menjadi bagian pastoral diri mereka serta motto hidup siswa-siswi sampai menjadi alumni SMA Santa Maria, terang Kris Sujendro.

Selepas perayaan ekaristi, keluarga besar civitas SMA Santa Maria melanjutkan ramah tamah dengan menikmati hidangan ala Java Style. Sepertinya gudeg, eseng-eseng daun pepaya, gurami goreng, nasi pecel, dan es kopyor. Dan, anak-anak diajak bermain bola untuk anak laki-laki dan lari untuk anak perempuan.

Untuk meramaikan suasana pemenang bola mendapatkan hadiah kaos bola tim nasional, Garuda di dadaku. Semua anak juga mendapatkan bingkasan natal. Tidak puas ikut pertandingan bola di bangsal, anak-anak masih melanjutkan bola mania ala SMA Santa Maria di halaman Santa Maria. Begitu puasnya memasukan bola di gawang lawan, salah satu anak menirukan gaya pemain bola favoritnya, yakni Gonzales, terang Bagus Novianto. (asep)