Selasa, 05 Juni 2012

Yayasan Kasih Bangsa Surabaya



Dilaunching di Multifunction Hall, BG Junction

“Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang jaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemaran para murid Kristus juga.” (Gaudium et Spes, art.1)

Seperti yang dikatakan oleh RM. M. Rudy Hermawan, CM awal mulanya lembaga swadaya masyarakat kami berdiri sendiri-sendiri dan mengembangkan sayapnya dengan para relawan. Namun, hal ini sering kali menemukan kendala. Terutama kita saat-saat mengalami kejenuhan dalam pelayanan, kata Romo Wawan, sapa akrabnya.

Untuk itu, kami membentuk satu yayasan sebagai wadah saling menguatkan di antara lembaga kami. Keinginan membentuk yayasan sudah lama, baru tahun ini terealisasi. Realisasi ini kami warta kepada kawan-kawan kami yang peka dan peduli pelayanan sosial kemasyarakatan.

Yayasan ini, kami memberikan nama Yayasan Kasih Bangsa Surabaya yang didirikan oleh Kongregasi Misi (CM). Untuk mewadahi komunitas pelayanan sosial yang didampingi para romo CM.

Yayasan ini memayungi karya pelayanan interaktif anak dan keluarga-Sanggar Merah Merdeka dimoderatori Romo Wawan, CM., pelayanan pendampingan dan penguatan kualitas buruh-WADAS dimoderatori Romo Priyambodo, CM., pelayanan tanggap bencana-Solidaritas Relawan untuk Kemanusiaan diketuai Alexius Andri Prapto Prastiantono, dan pelayanan analisis dan pelatihan sosial-Pusat Pengembangan Sosial dimoderatori Romo Ignatius Suparno, CM.

Yayasan Kasih Bangsa Surabaya dilaunching hari Minggu lalu (3/6/12) di Multifunction Hall, BG Junction lantai 1. Bertajuk "Menabur Kasih, Menumbuhkan Bangsa" Hidup Beriman di Tengah Kemiskinan dan Keberagaman.

Romo Suparno, CM menuturkan launching ini didahului pameran hasil karya di setiap komunitas. Dan, dimeriahkan dengan pentas seni dari sangga merah merdeka kolaborasi dengan siswa-siswi Sinlui. Dan, performance beralur mulai dai musik kontemporer, warok, tari tradisional, modern dance, hingga monolog yang dibawakan Jefry, salah satu guru SMAK St. Louis I. Refleksi dari Romo Priyambodo, CM tentang Manusia yang bermartabat, tutur Romo Parno.

Tak lama kemudian, launching dilakukan oleh orang nomor satu di Kongregasi Misi, Romo Provinsial CM Indonesia, Romo Robertus Widjanarko, CM didampingi Romo Wawan, Priyambodo, Rm. Parno, dan Andri dengan pemukulan gong, jelas Romo Parno. (asep)

Dinas Pendidikan Kota Surabaya



Gelar Semarak Pendidikan kota Surabaya

Diknas kota Surabaya setelah menyelenggarakan Ujian Nasional tingkat menengah atas dan kejuruan. Hasilnya pun sangat membanggakan bagi Diknas kota Surabaya. Dari Jawa timur, terutama Surabaya menduduki peringkat teratas dalam nilai Ujian Nasional di Indonesia.

Alhasil, keberhasilan ini layak diapresiasi supaya masyarakat Surabaya semakin mempunyai semangat tinggi dalam pendidikan. Karena pendidikan bagi anak-anak sangat penting dalam memajukan bangsa dan negara nantinya. Merekalah penerus kita, generasi emas.

Generasi emas ini dikatakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh dalam memperingati Hari Pendidikan, 2 Mei 2012 lalu.

Untuk menumbuhkembangkan generasi emas ini, Diknas kota Surabaya menggelar pameran pendidikan. Pameran Pendidikan ini bertajuk Semarak Pendidikan kota Surabaya 2012 digelar di Jatim Ekspo Internasional, jalan Ahmad Yani no.99, Surabaya.

Pameran Pendidikan ini dimulai 2 – 5 Juni 2012 dihadiri Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, M Nuh Mendikbud, dan Ikhsan Kepala Dinas Pendidikan Surabaya. Ketiganya membuka Pameran Pendidikan SMA-SMK. Dan, setelah itu membubuhkan tanda tangan di atas mobil rakitan SMKN 2 Surabaya.

Pameran Pendidikan diadakan oleh Diknas kota Surabaya untuk mengenalkan sekolah menengah atas dan kejuruan kepada masyarakat Surabaya.

Pengenal sekolah ini berdasarkan keunggulan dan ciri khas sekolah masing-masing. Dan, masyarakat tidak perlu menyekolahkan anaknya ke daerah lain ataupun ke luar negeri.

Dengan begitu generasi emas semakin memahami keunggulan dan ciri khas sekolah yang berada di Surabaya. Sekolah-sekolah tidak perlu bersaing, tetapi saling menyatukan visi dan misi memajukan generasi bangsa.

“Masyarakatlah yang memilih, mau ke mana anak-anaknya mengenyam pendidikan ke tingkat menengah atas ataupun kejuruan. Sesuai bakat dan minat mereka.” (asep)