Selasa, 31 Mei 2011

PMKRI Cabang Surabaya


Lantik Pengurus Baru

Masa kepengurusan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Santo Lucas Cabang Surabaya periode 2010-2011 berakhir pada hari Sabtu lalu (14/5). Sejak hari itulah PMKRI melantik pengurus baru periode 2011-2012. Pelantikan tersebut diadakan di Aula Wisma Pastoran Hati Kudus Yesus Surabaya.

Nurita Yuliati terpilih sebagai ketua dalam kepengurusan baru. Ita, panggilan akrab dari Nurita Yuliati, dipilih oleh anggota PMKRI cabang Surabaya pada tanggal 18 Maret 2011. Dalam pemilihan tersebut, Ita mengalahkan Ignas Tungga dan Juventia Gratia. Walaupun kalah, Ignas Tungga dan Juventia Gratia tetap duduk di kepengurusan baru sebagai Sekretaris Jenderal dan koordinator Presidium Pendidikan.

Pelantikan pengurus baru dan penonaktifan pengurus lama dilakukan oleh ketua Presidium Pusat PMKRI periode 2009-2011 Stefanus Asat Gusma. Pelantikan pengurus tersebut disaksikan langsung oleh Wakil Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartono, Vikjen Keuskupan Surabaya Romo Agustinus Tri Budi Utomo, PMKRI Komda 3, PMKRI cabang Madiun, Denpasar, dan Semarang.

Ketua PMKRI cabang Surabaya periode 2010-2011 Aloisius Angang mengaku tidak mudah membangun kembali gelora PMKRI yang telah memudar. “Tapi bersama pengurus lainnya saya berjuang semaksimal mungkin untuk menjadikan PMKRI menjadi lebih maju walaupun masih banyak kekurangan yang dialami” kata Luis, panggilan dari Aloisius Angang.

Sebagai ketua baru, Ita ingin menjadikan kader-kader PMKRI yang berkualitas, bermutu, berbhineka tunggal Ika, mandiri, dan berwirausaha. Untuk menjadikan kader-kader PMKRI yang berkulitas, Ita mengatakan akan mengadakan pelatihan-pelatihan dan merekrut anggota PMKRI yang baru di kampus-kampus.

Perempuan kelahiran Surabaya 17 Juli 1990 ini mengatakan, program yang direncanakan tidak hanya bergerak di bidang politik dan sosial saja melainkan di bidang olahraga, musik, dan kewirausahaan. Ita juga berusaha mengubah citra PMKRI yang selama ini dikatakan sebagai organisasi yang dihuni oleh orang-orang Indonesia bagian Timur. Selain itu, program kaderisasi yang merupakan program lanjutan dari pengurus lama tetap dijalankan terus oleh Ita.

“Diharapkan program kaderisasi tidak berhenti di tengah jalan. Kalaupun berhenti, bidang yang ada di kepengurusan PMKRI akan menerima sanksi dari formatur” tegasnya. Ita akan mengadakan lagi Latihan Kepemimpinan Kader (LKK) yang selama ini tidak diadakan lagi di Surabaya. “Kurang lebih sejak tahun 2007 pelatihan LKK tidak ada” ujar mahasiswi Universitas Katolik Darma Cendika Surabaya itu ketika ditemui sebelum acara pelantikan dimulai.

Pelatihan pengembangan pribadi menjadi pribadi yang bermutu dan intelektual, cara berkomunikasi di depan umum juga akan dikerjakan dalam kepengurusan PMKRI yang baru. Mahasiswi jurusan teknik industri angkatan 2008 ini menargetkan, setiap pengurus dan DPC mampu memberikan materi yang lebih dan diskusi, mampu berbicara di depan umum, mampu menyampaikan tujuan yang jelas, dan minimal membentuk dua komisariat di kampus.

Kepengurusan PMKRI yang baru juga menjalin kerjasama dengan organisasi masyarakat Katolik seperti Pemuda Katolik, WKRI, FMKI, ISKA. “Rencananya akan ada sharing antar anggota dan pengurus ormas Katolik tersebut untuk mengadakan program bersama-sama” jelas Ita.

Dalam sambutannya, Wakil Walikota Surabaya Bambang D.H. mengatakan, kader-kader PMKRI yang masih mahasiswa agar menjadi mahasiswa yang intelektual. Selain intelektual, kader PMKRI harus mempunyai perilaku yang baik di mata masyarakat. “Boleh berunjuk rasa tapi jangan membuat kerusuhan” tegasnya.

Bambang D.H. mengharapkan PMKRI menjadi organisasi masyarakat berbhineka Tunggal Ika. “PMKRI harus bisa menjembatani masyarakat lintas agama, budaya, etnis” harapnya. Jangan ada kesenjangan sosial dan ketidakadilan di masyarakat lagi. Itulah yang harus disuarakan oleh PMKRI.

“Jangan minder jadi minoritas, harus ada gerakan perubahan yang berguna bagi bangsa dan negara, adakan kerjasama dengan ormas-ormas lainnya, harus punya tujuan yang jelas, target-target yang rasional” kata orang nomor dua di pemerintah kota Surabaya itu.

Vikjen Keuskupan Surabaya Romo Agustinus Tri Budi Utomo mengharapkan, kader-kader PMKRI harus semangat dan tidak putus asa dalam menjalankan tugasnya walaupun selama ini sempat cooling down. Seorang kader pemimpin bukan ditentukan oleh keadaan tapi ditentukan oleh visi, impian ke depan.

Romo Didik, panggilan dari Romo Agustinus Tri Budi Utomo, menekankan kepada PMKRI untuk memperhatikan jiwa masyarakat terhadap NKRI yang semakin merosot, kurangnya kesadaran dalam Bhinneka Tunggal Ika.

“Kader PMKRI harus mempelajari dan hafal segala prioritas program Arah Dasar Keuskupan Surabaya terutama kaum muda dan kerasulan awam. Jika tidak, bagaimana bisa menyuarakan motto Pro Ecclesia Et Patria dimana PMKRI mendukung gereja dan masyarakat” ujar Romo Didik ketika menyampaikan sambutan dalam acara pelantikan.

Untuk menyukseskan program ardas, PMKRI dapat bekerjasama dengan komisi kepemudaan, komisi Kerasulan Awam. “Di Komisi kerasulan awam, PMKRI diminta untuk mensosialisasikan Ajaran Sosial Gereja (ASG), terlibat dalam pergantian tokoh-tokoh politik dan pemerintah yang beragama Katolik agar mempunyai arah yang jelas” tambahnya.

Selama ini PMKRI juga kebingungan dimana organisasinya berpijak di dalam hirarki gereja. Romo Agustinus Tri Budi Utomo menjelaskan, secara organisasi kader Katolik, PMKRI berada di bawah naungan Komisi Kerasulan Awam. Dalam pendampingan rohani, PMKRI ada di bawah Pastoral Pelayanan Mahasiswa.

Harapan dari Romo Didik, kader PMKRI harus menjadi pribadi yang berkompeten, bermutu dan religius. Selain itu, jadilah mahasiswa yang tidak meninggalkan ataupun melupakan studi saat aktif berorganisasi. “Boleh ikut organisasi boleh tapi ingatlah akan studi. Lulus tepat waktu dan meraih prestasi” jelasnya. (chard)

Hari Minggu Panggilan 2011


Panggilan itu Unik dan Mulia

Mendengar dan membaca kata panggilan itu unik. Keunikan di sini berkaitan dengan pilihan seseorang dalam menjalani hidup. Terutama panggilan untuk menjadi biarawan dan biarawati. Dan, tergolong dalam panggilan khusus. Saat ini, gereja lokal sangatlah membutuhkan biarawan biarawati. Mengapa demikian? Dikarenakan gereja lokal saat ini telah berkembang sampai 41 paroki di keuskupan kita. Namun kuota untuk gembala sangatlah minim.

Hal ini menjadi keprihatinan Gereja. Gereja sangatlah khawatir akan iman umatNya. Bila gembalaNya sedikit. Bahkan kalau kita mendengar dan melihat berapa Orang Muda Katolik yang berkeinginan masuk ke sekolah pendidikan para biarawan biarawati. Tahun demi tahun, Orang Muda Katolik yang masuk ke seminar tidak bertambah banyak jumlahnya. Umat diajak untuk memikirkan duka, kecemasan, dan harapan ini bahwa Gereja membutuhkan orang-orang yang mau, mampu, dan boleh mengabdikan dirinya kepada Gereja. Menjadi biarawan biarawati dan pilihan ini bagian panggilan khusus di mata hati Gereja.

Dan, sangatlah pas yang dikatakan di Kitab Suci bahwa tuai memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit. Kalimat ini menjadi salah satu sorotan tersendiri bagi Bapa Paus Benediktus XVI di hari panggilan ke-48 se dunia.

Hari panggilan ke-48, kita peringati pada Masa Paskah, Minggu ke-4, Minggu lalu (15/5). Di Minggu panggilan, Bapa Paus menekankan pada kebutuhan Gereja Lokal dan menjadikan tema, yakni “Mendorong panggilan dalam Gereja Lokal”. Tujuh puluh tahun yang lalu, Venerabilis Paus Pius XII mendirikan sebuah Serikat Kepausan untuk Panggilan Imam. Serikat-serikat serupa, yang dipimpin oleh para imam dan anggota-anggotanya adalah kaum awam, secara berturut-turut didirikan oleh para uskup di banyak keuskupan, sebagai suatu tanggapan atas panggilan.

Panggilan biarawan biarawati pertama-tama dan terutama adalah buah dari kontak yang terus menerus dengan Allah yang hidup. Karena semakin cinta kepada umatNya. Dan, umatNya mau dan merelakan anaknya untuk dipanggilan Tuhan menjadi biarawan biarawati.

Namun, panggilan yang satu ini. Janganlah menjadi paksaan oleh siapa pun. Karena panggilan ini merupakan bagian dari keterikatan antara pribadi yang mau berserah diri kepadaNya. Untuk menjadi pelayanan domba-dombaNya.

Seperti yang dikatakan Tuhan di kitab suci bahwa pilihanmu sungguh mulia. Karena kalian, Orang Muda Katolik mau bersimpu kepadaNya menjadi pejala manusia. “Mari, ikutilah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia” (Mat.4:19).

Ayat ini merupakan suatu “tanda” yang menunjukkan kasih-Nya kepada manusia dan anugerah belas kasih Bapa. Melalui Sabda dan cara hidup-Nya, Ia mempersiapkan mereka untuk melaksanakan karya keselamatan-Nya.

Ini merupakan undangan teristimewa dari Tuhan bagi Orang Muda Katolik untuk diajak mengikuti Dia. Untuk itu dibutuhkan suatu tempat pembinaan yang tepat bagi semua orang yang ingin mempersiapkan diri untuk pelayanan imamat dan hidup bakti (religius atau biarawan-biarawati) di bawah bimbingan para pejabat Gereja yang kompeten.

Maka setiap umat Kristiani, setiap anggota Gereja, secara sadar harus merasa bertanggung-jawab demi memajukan panggilan. Sangatlah penting untuk mendorong dan mendukung mereka yang telah menunjukkan tanda-tanda yang jelas atas panggilan imamat dan hidup bakti dan membantu mereka merasakan kehangatan seluruh jemaat sehingga mereka mampu menjawab “ya” kepada Allah dan kepada Gereja.

Dan, sangatlah pas sekali di tahun 2011 ini, keuskupan kita mempunyai tahun anak dan katekese. Di tahun anak ini, keluarga ditekan untuk menumbuhkembangkan iman, kasih, dan harapan akan benih panggilan biarawan biarawati. Dengan mendampingi anak-anaknya untuk pergi bersama ke gereja. Apalagi mendaftarkan anaknya menjadi anggota misdinar. Dari situ benih-benih panggilan akan semakin tumbuh sering kemauan anaknya.

Tidak hanya mengajak pada kegiatan menggereja, tetapi di tahun katekese ini keluarga juga perlu mempastorali diri dengan berdoa dan membaca kitab suci bersama. Kemudian setiap ayat diulas sedikit sebagai bahan refleksi.

Sehingga Gereja menjadi semakin peka dan perhatian terhadap reksa pastoral panggilan, khususnya dalam membantu anak-anak dan kaum muda di setiap keluarga menumbuhkan suatu persahabatan yang sejati dan penuh kasih kepada Tuhan, mengolahnya dalam doa-doa pribadi maupun liturgis (bersama); tumbuh dalam keakraban dengan Kitab Suci dan karenanya mendengarkan Firman Tuhan dengan penuh perhatian dan menghasilkan buah yang melimpah; memahami bahwa masuk ke dalam kehendak Allah itu tidaklah menghancurkan diri pribadi, melainkan sebaliknya justru menghantar seseorang mencapai pada penemuan kebenaran yang terdalam tentang diri sendiri.

Dan, akhirnya mampu membangun relasi dengan orang lain secara jujur dan penuh rasa persaudaraan, karena hal itu terjadi bila kita mau terbuka terhadap kasih Allah hingga kita mampu menemukan kegembiraan yang sejati dan meraih cita-cita kita.

Bahkan di keuskupan kita, sekarang membangun seminar tinggi PROVIDENTIA DEI. Dengan adannya seminar tinggi ini, umat kristiani diajak untuk semakin menghidupi Gereja sebagai anggota tubuhnya yang penuh keberanian, melalui perhatian terhadap keprihatinan akan panggilan, untuk menunjukkan cara mengikuti Kristus yang menantang ini, karena maknanya sungguh kaya dan melibatkan seluruh hidup seseorang.

Untuk menanggapi tantangan ini, saatnya calon para gembala berbaur bersama Orang Muda Katolik yang lainnya. Karena ini bagian dari proses panggilan dan kedewasaannya mengikuti Tuhan menjadi penjala manusia. (sep.) ILUSTRASI :image.google.com

SNMPTN 2011


Hindari Joki

Tim panitia SNMPTN 2011, sejak Senin sore (30/5) telah mempersiapkan tempat ujian bagi anak-anak SMA dan SMK baik swasta maupun negeri. Seperti pantauan bloggers di Institut Tekoloni Adhi Tama Surabaya, gedung G dan H telah tertata kursi dengan rapi dan di depan pintu terdapat nomer ujian berdasarkan programnya. SNMPTN merupakan jalur ujian tertulis dan keterampilan. Didahului dengan pembayaran dan pendaftaran SNMPTN 2011 jalur ujian tertulis dan keterampilan dilaksanakan pada tanggal 2-5 Mei 2011.

Para calon mahasiswa negeri yang menggunakan PIN tersebut untuk mendaftar berasal dari tiga kelompok program studi. Seperti IPA , IPS, dan IPC. IPC adalah peserta yang memilih kelompk IPA dan IPS.

Untuk pelaksanaannya, ujian tertulis dilaksanakan Selasa, 31 Mei dan Rabu, 1 Juni 2011. Dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia yang akan dikoordinasi melalui 39 panitia lokal, menggunakan ruang ujian sebanyak 22.660 kelas dan melibatkan sedikitnya 45.320 pengawas ujian.

Mengenai daya tampungnya, secara nasional SNMPTN 2011 jalur ujian tertulis dan keterampilan akan menampung 110.149 peserta di 60 perguruan tinggi negeri (PTN) dan akan diumumkan pada 30 Juni 2011.

Untuk menghindari perjokian, panitia membedakan per angkatan. Seperti angkatan tahun 2009 disendiri melalui ruang tersendiri. Sehingga pantauan efisien dan kemungkinan besar sistem joki tidak akan terjagi. (sep)

5 TAHUN LUMPUR LAPINDO





FAM UNAIR GELAR TEATERIKAL EMPATI

Para mahasiswa yang tergabung dalam Forum Advokasi Mahasiswa (FAM) Universitas Airlangga menggelar aksi teaterikal empati di depan Gubernur Suryo, Minggu lalu (29/05) bertepatan dengan 5 tahun lumpur Lapindo. Teaterikal ini dikemaskan dalam performance art dengan melumuri tubuh mereka dengan lumpur yang sudah 5 tahun ini dirasakan oleh warga Porong dan sekitarnya.

Salah satu mahasiswa juga berorasi mengingatkan kembali penderitaan rakyat selama 5 tahun ini. Mereka terombang-ambing dan hidup dalam ketidakpastian karena ulah ABURIZAL BAKRIE dengan menginjak-injak warga korban lumpur panas Lapindo.

Ini adalah teatrikal yang menggambarkan warga Porong dan sekitarnya yang diinjak-injak oleh BAKRIE pemilik PT Minarak Lapindo Jaya karena proses ganti rugi tidak segera diselesaikan. Bahkan, korban terus bertambah.

Tidak hanya itu, dampak dari Lumpur Lapindo ini sejumlah warga Porong dan sekitarnya menderita penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Hal ini dibenarkan oleh aktivis lingkungan hidup, yakni Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Timur. Bahkan WALHI mengadakan pemeriksaan gratis. Untuk penyakit infeksi ini dan tahun demi tahun tidak semakin sedikit. Malahan semakin banyak jumlahnya.

“Jumlah penderita penyakit ISPA di Kecamatan Porong dan sekitarnya apabila dihitung sejak 2008 hingga 2010 bisa mencapai ratusan ribu orang.”

Bahkan saat ini, pihak Lumpur Lapindo berencana mengadakan pengeboran di Sidoarjo. Namun pemerintah provinsi bersikap tegas menolak pengeboran di daerah tersebut. Tapi apa boleh buat, kalau pemerintah pusat mengizinkan pengeboran. Pemerintah provinsi tidak bisa berbuat apa-apa. Dan, menjadi dilema bagi kami. (sep)

Foto : suarasubaya.net dan grafer sep.