Selasa, 31 Mei 2011

Hari Minggu Panggilan 2011


Panggilan itu Unik dan Mulia

Mendengar dan membaca kata panggilan itu unik. Keunikan di sini berkaitan dengan pilihan seseorang dalam menjalani hidup. Terutama panggilan untuk menjadi biarawan dan biarawati. Dan, tergolong dalam panggilan khusus. Saat ini, gereja lokal sangatlah membutuhkan biarawan biarawati. Mengapa demikian? Dikarenakan gereja lokal saat ini telah berkembang sampai 41 paroki di keuskupan kita. Namun kuota untuk gembala sangatlah minim.

Hal ini menjadi keprihatinan Gereja. Gereja sangatlah khawatir akan iman umatNya. Bila gembalaNya sedikit. Bahkan kalau kita mendengar dan melihat berapa Orang Muda Katolik yang berkeinginan masuk ke sekolah pendidikan para biarawan biarawati. Tahun demi tahun, Orang Muda Katolik yang masuk ke seminar tidak bertambah banyak jumlahnya. Umat diajak untuk memikirkan duka, kecemasan, dan harapan ini bahwa Gereja membutuhkan orang-orang yang mau, mampu, dan boleh mengabdikan dirinya kepada Gereja. Menjadi biarawan biarawati dan pilihan ini bagian panggilan khusus di mata hati Gereja.

Dan, sangatlah pas yang dikatakan di Kitab Suci bahwa tuai memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit. Kalimat ini menjadi salah satu sorotan tersendiri bagi Bapa Paus Benediktus XVI di hari panggilan ke-48 se dunia.

Hari panggilan ke-48, kita peringati pada Masa Paskah, Minggu ke-4, Minggu lalu (15/5). Di Minggu panggilan, Bapa Paus menekankan pada kebutuhan Gereja Lokal dan menjadikan tema, yakni “Mendorong panggilan dalam Gereja Lokal”. Tujuh puluh tahun yang lalu, Venerabilis Paus Pius XII mendirikan sebuah Serikat Kepausan untuk Panggilan Imam. Serikat-serikat serupa, yang dipimpin oleh para imam dan anggota-anggotanya adalah kaum awam, secara berturut-turut didirikan oleh para uskup di banyak keuskupan, sebagai suatu tanggapan atas panggilan.

Panggilan biarawan biarawati pertama-tama dan terutama adalah buah dari kontak yang terus menerus dengan Allah yang hidup. Karena semakin cinta kepada umatNya. Dan, umatNya mau dan merelakan anaknya untuk dipanggilan Tuhan menjadi biarawan biarawati.

Namun, panggilan yang satu ini. Janganlah menjadi paksaan oleh siapa pun. Karena panggilan ini merupakan bagian dari keterikatan antara pribadi yang mau berserah diri kepadaNya. Untuk menjadi pelayanan domba-dombaNya.

Seperti yang dikatakan Tuhan di kitab suci bahwa pilihanmu sungguh mulia. Karena kalian, Orang Muda Katolik mau bersimpu kepadaNya menjadi pejala manusia. “Mari, ikutilah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia” (Mat.4:19).

Ayat ini merupakan suatu “tanda” yang menunjukkan kasih-Nya kepada manusia dan anugerah belas kasih Bapa. Melalui Sabda dan cara hidup-Nya, Ia mempersiapkan mereka untuk melaksanakan karya keselamatan-Nya.

Ini merupakan undangan teristimewa dari Tuhan bagi Orang Muda Katolik untuk diajak mengikuti Dia. Untuk itu dibutuhkan suatu tempat pembinaan yang tepat bagi semua orang yang ingin mempersiapkan diri untuk pelayanan imamat dan hidup bakti (religius atau biarawan-biarawati) di bawah bimbingan para pejabat Gereja yang kompeten.

Maka setiap umat Kristiani, setiap anggota Gereja, secara sadar harus merasa bertanggung-jawab demi memajukan panggilan. Sangatlah penting untuk mendorong dan mendukung mereka yang telah menunjukkan tanda-tanda yang jelas atas panggilan imamat dan hidup bakti dan membantu mereka merasakan kehangatan seluruh jemaat sehingga mereka mampu menjawab “ya” kepada Allah dan kepada Gereja.

Dan, sangatlah pas sekali di tahun 2011 ini, keuskupan kita mempunyai tahun anak dan katekese. Di tahun anak ini, keluarga ditekan untuk menumbuhkembangkan iman, kasih, dan harapan akan benih panggilan biarawan biarawati. Dengan mendampingi anak-anaknya untuk pergi bersama ke gereja. Apalagi mendaftarkan anaknya menjadi anggota misdinar. Dari situ benih-benih panggilan akan semakin tumbuh sering kemauan anaknya.

Tidak hanya mengajak pada kegiatan menggereja, tetapi di tahun katekese ini keluarga juga perlu mempastorali diri dengan berdoa dan membaca kitab suci bersama. Kemudian setiap ayat diulas sedikit sebagai bahan refleksi.

Sehingga Gereja menjadi semakin peka dan perhatian terhadap reksa pastoral panggilan, khususnya dalam membantu anak-anak dan kaum muda di setiap keluarga menumbuhkan suatu persahabatan yang sejati dan penuh kasih kepada Tuhan, mengolahnya dalam doa-doa pribadi maupun liturgis (bersama); tumbuh dalam keakraban dengan Kitab Suci dan karenanya mendengarkan Firman Tuhan dengan penuh perhatian dan menghasilkan buah yang melimpah; memahami bahwa masuk ke dalam kehendak Allah itu tidaklah menghancurkan diri pribadi, melainkan sebaliknya justru menghantar seseorang mencapai pada penemuan kebenaran yang terdalam tentang diri sendiri.

Dan, akhirnya mampu membangun relasi dengan orang lain secara jujur dan penuh rasa persaudaraan, karena hal itu terjadi bila kita mau terbuka terhadap kasih Allah hingga kita mampu menemukan kegembiraan yang sejati dan meraih cita-cita kita.

Bahkan di keuskupan kita, sekarang membangun seminar tinggi PROVIDENTIA DEI. Dengan adannya seminar tinggi ini, umat kristiani diajak untuk semakin menghidupi Gereja sebagai anggota tubuhnya yang penuh keberanian, melalui perhatian terhadap keprihatinan akan panggilan, untuk menunjukkan cara mengikuti Kristus yang menantang ini, karena maknanya sungguh kaya dan melibatkan seluruh hidup seseorang.

Untuk menanggapi tantangan ini, saatnya calon para gembala berbaur bersama Orang Muda Katolik yang lainnya. Karena ini bagian dari proses panggilan dan kedewasaannya mengikuti Tuhan menjadi penjala manusia. (sep.) ILUSTRASI :image.google.com

Tidak ada komentar: