Rabu, 27 Juni 2012

Saksi Sejarah

Hotel Majapahit 




Sebuah gedung bersejarah di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Dahulunya bernama LMS, lalu Hotel Oranje dan kemudian Hotel Yamato dan juga Hotel Hoteru. Sekarang Hotel Majapahit yang dibangun pada tahun 1910 oleh Sarkies Bersaudara dari Armenia tersebut sudah berubah menjadi hotel bintang lima dengan total 143 kamar di lantai satu dan dua.

Salah satu momen perjuangan di hotel ini terjadi pada 19 September 1945, yakni Insiden Bendera. Peristiwa bermula ketika sekelompok orang Belanda yang dipimpin Mr. Pluegman mengibarkan bendera Merah Putih Biru di puncak sebelah kanan hotel. Para pejuang Indonesia melakukan perobekan warna biru pada bendera Belanda, yang berwarna merah, putih dan biru, dengan demikian bendera itu menjadi merah putih yaitu bendera Republik Indonesia. Insiden bendera itu juga mengakibatkan terbunuhnya Mr. Pluegman.

Lokakarya


Tumbuhkan Habitus Baru


Credit Union Swadaya bekerja sama dengan Fakultas Bisnis Unika Widya Mandala Surabaya menyelenggarakan lokakarya Pengelolaan Ekonomi. Lokakarya ini diadakan di gedung Agustinus, ruang 202, Minggu lalu (24/6/12) mengusung tema : “Peningkatan Kesejahteraan Melalui Kecerdasan Pengelolaan Finansial Bagi Pribadi, Keluarga, dan Organisasi.”

Lokakarya ini menghadirkan narasumber, yakni Romeo Fernando, QWP dari Credit Union Swadaya dan Y. Koesworo, MM., OWP. Lokakarya ini terbagi dua sesi. Sesi pertama memaparkan impian dan perencanaan keuangan.

Sesi pertama diawali dengan beberapa pertanyaan, salah satunya ada yang mengatakan bahwa perencanaan keuangan cocok buat orang kaya. Kita ini orang kecil, penghasilan pas-pasan, buat apa menyusun perencanaan keuangan?

Memang, penrencanaan keuangan kebanyakkan dibuat oleh orang kaya. Untuk mengetahui perbandingan pemasukan dan pengeluaran. Tetapi ada baiknya kita yang tergolong menengah dan kecil belajar mengatur keuangan kita. Hingga tidak melebihi dari pemasukkan kita.

Dan, mau tidak mau membiasakan diri untuk hemat mengatur keuangan supaya penghasilan kita tidak semua dikeluarkan untuk kebutuhan kita sehari-hari. Minimal kita menyisihkan penghasilan kita untuk menabung.

Seperti yang dituturkan oleh Romeo bahwa memang, kerepotan menimbulkan penderitaan sesaat, tetapi kebahagiaan yang diterima jauh lebih besar dan jangka panjang. Kita dapat membangun kebiasaan yang baik, transparansi, dan akuntabilitas, hingga mitra Anda mempunyai kepercayaan tinggi yang Anda, terutama mitra pribadi kita, keluarga, serta organisasi.

Bahkan akan terbangun relasi intim dengan Anda dengan mitra Anda karena saat penyusunan terjadi komunikasi intens, tutur Romeo.

Di sesi pertama, peserta diajak menentukan prioritas pencapaian hidup melalui 8 aspek. Diantaranya spiritual, sosial, keluarga, pengembangan diri, petualangan atau wisata, bisnis, materi, dan financial. Masing-masing aspek memiliki tujuan yang menjadi satu pilihan untuk menjadi satu pilihan.  

Tak lama kemudian, sesi kedua dimulai oleh Y. Koesworo, MM., OWP mengupas tentang Financial Health Check Up. Di pembahasan ini, peserta diajak mengikuti neraca keuangan yakni aset dan hutang kita. Neraca keuangan menentukan kekayaan bersih yang kita miliki.

Neraca keuangan ini mengidentifikasi berapa kekayaan dan hutang yang dimiliki. Serta membantu kita menetapkan tujuan keuangan kita. Sekaligus menjadi tolak ukur untuk evaluasi. Selain neraca keuangan, peserta mempelajari catatan arus kas pribadi melalui kas masuk dan keluar.

Lokakarya ini membantu umat kita dalam mengatur keuangan dalam keluarga. Bila kita mempunyai perencanaan keuangan dan membuat neraca keuangan. Kita semakin dapat mencukupi kebutuhan keluarga.

Kebahagiaan dengan sendirinya selalu menyertai keluarga kita. Dan, meminimalkan pengeluaran dan memaksimalkan jumlah tabungan kita. Untuk masa depan keluarga kita dan selalu bersyukur atas pemberian rahmat yang kita telah terima. Hingga apa yang kita terima bisa berbuah lebih banyak, seperti yang tertulis dari satu talenta berkembangkan menjadi dua talenta. Karena kita telah berusaha mengelola pemasukkan kita dengan baik. Itu semua rahmat yang diberikan kepada kita melalui financial. (asep)

Jalin Relasi BersamaNya


Menjelang kenaikkan kelas 
salah satu siswa berdoa dengan khusuk.
Foto dibidik oleh Asep.

Tunjungan City


Foto dibidik Senin, 25/6/2012 oleh Asep.

Keindahan

Ekowisata Mangrove, Rungkut Surabaya
dan Kelompok Tani Bintang Timur 
Foto-Foto ini diabadikan oleh Asep, Sabtu, 23 Juni 2012.









Ekowisata Mangrove Surabaya



Berkembang Pesat

Sudah satu tahun, blogger tidak berkunjung di ekowista Mangrove, Wonorejo-Rungkut Surabaya. Perkembangan ekowisata jauh lebih pesat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Awalnya ada tempat singgah para pengunjung untuk naik perahu dan melihat dari dekat keindahan ekowisata ini. Di tepi pantai ekowisata ini disediakan gaseboh.

Kurang lebih ada tiga gaseboh yang disediakan untuk tempat rekreasi sambil melihat keindahan tanaman bakau. Bahkan pengelola telah membuat denah lokasi ekowisata Mangrove dan dilengkapi petunjuk arah jalan.  Jalannya terbuat dari anyaman bambu dan papan.

Sabtu lalu (23/6/12) memasuki ekowisata Mangrove telah berubah wajah dilengkapi loket pembelian tiket. Tiketnya seharga  25.000 rupiah per orang. Di samping kanan loket, tampak ular sowo dan sejenis anaconda. Ular ini hasil tangkap staf ekowisata saat berkelana di sekitar lokasi.

Bahkan Sabtu sore itu, Anak Baru Gedhe berbondong singgah di Ekowisata. Untuk melepas lelah bersama pacar. Sambil melihat satwa Ekowisata.

Seperti yang dituturkan staf ekowisata bahwa ular ditangkap 6 bulan yang lalu. Untuk ular sowo semakin kurus karena tidak mau makan selama 2 bulan. Selain, satwa ular. Ekowisata ini mempunyai satwa kera yang bebas hidup di sekitar lokasi ekowisata, tuturnya.

Di samping kiri loket terdapat kios-kios penjual makanan yang menyediakan makanan khas Surabaya, seperti soto, rawon, rujak, bakso, dan gado-gado. Tidak ketinggalan pula, camilan dan gorengan disediakan di meja pembeli.

Kelompok Tani
Di ekowisata Mangrove ada Kelompok Tani Bintang Timur. Kelompok tani ini membuat krojong. Krojong dibuat dari bambu, kemudian anyaman berbentuk silinder. Satu per satu Krojong di dalam diberi serabut kelapa, pelepah pisang, dan karung goni. Kegunaan krojong ini untuk melindung tanaman tanjang dari benturan arus ombak. Tanaman tanjang diberi krojong mulai umur lima bulan sampai satu tahun.

Sesudah satu tahun, tanaman ini keluar akar. Fungsi dari akar menahan tanah dari gerusan arus ombak. Setelah keluar akarnya, di atasnya keluar batang akar yang bentuknya seperti benjolan, jelas Didik salah satu pegawai dari Watoni.

Watoni, ketua dari kelompok tani Bintang Timur. Kelompok Bintang Timur telah berdiri sekitar enam tahun yang lalu. Dan, telah diberi dana hibah dari Wakil Walikota Bambang DH. Untuk pengembangan usaha Bintang Timur.

Didik menambahkan untuk membuat Krojong. Per harinya menghasilkan 175 Krojong. Dan, ditempatkan di tanaman Tanjang, tambahnya. (asep)

Membidik, Terbidik


Foto dibidik Sabtu (23/6/12) saat konser Coro Semplice 
di Kapel St. Agustinus SMAK St. Hendrikus oleh Asep.

Konser Coro Semplice


Gelar Konser Serata di Canto
“Malam adalah waktu refleksi, kontemplasi nilai hidup kita dengan manusia lain, untuk Tuhan.”

Coro Semplice menghelat Konser di Kapel St. Agustinus, SMAK St. Hendrikus jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya, Sabtu (23/6/12). Konser ini bertajuk Serata di Canto. Konser dimulai tepat pukul 19.00 WIB. Konser didukung oleh Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (UBAYA) diawali dengan pameran produk dari karya-karya mahasiswa UBAYA Fakultas Industri  di depan kapel tentang gaun daur ulang atau paper dress yang dikupas tuntas di media harian di Surabaya.

Konser yang didesain minimal, dilatarabelakangi altar kapel ini terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama, mereka menyanyikan lagu-lagu klasik, seperti Kyrie Missa L’homme Arme, Ad te Levavi Oculos Meos, Hear My prayer, Revecy Venir du Printans, Triste Depart, Innsbruck, dan Jubilant Song. Di bagian kedua mereka menyanyikan lagu-lagu yang bernuansa klasik kontemporer. Diantaranya Lux Aeterna, Beatus Vir, Sanctus Martinus, Anima Christi, dan Madrigals.

Kesemuaan lagu-lagu dinyanyikan oleh anggota Coro Semplice dengan apik, olah vokal, performance yang kuat penuh improfisasi yang lembut. Anggota Coro Semplice terdiri dari penyanyi dan pelatih. Tergabung di berbagai instansi pendidikan, pemerintah, dan gereja baik Katolik dan Kristen.

Di sela-sela bagian pertama dan kedua, Coro Semplice menghadirkan bintang tamu kelompok paduan suara dari Pesparawi Jawa Timur 2012.

Coro Semplice menyanyikan lagu-lagu dari komponis Dunia Abad ke-20 sangat kuat komposisi, tempo, dan dinamikanya. Berkat pimpinan sang conduktor, Bagus Syarieza Paradhika. Dan, menarik di konser ini anggotanya tidak semua beragama Katolik. Agama mereka berbagai macam. Ada yang Katolik, Islam, Kristen, dan Budha.

Cukup mencermikan jiwa nasionalisme, pluralisme, dan hunamisme dalam seni musik. Mereka bangga menyanyikan keindahan Rennaissance, Madrigals, dan Troubadours, seperti Pateris Vasks, Javier Busto, Andres Vecumniecks.  Karena Coro Semplice sebagai paduan suara independen yang akan mampu menjadi tolak ukur kualitas paduan suara, khususnya di Jawa Timur dan seluruh masyarakat Indonesia, jelas Guguh Sujatmiko, Ketua Coro Semplice.

Dan, tak terasa penonton duduk dua setengah jam menikmati kepiawaian suara dari Coro Semplice. Diakhir konser, Coro Semplice menyanyikan Sabia, Coracao De Uma Viola dan Alleluya. Berakhir hingga pukul 21.30 WIB. (asep)