Sabtu, 28 Mei 2011

Fakultas Kedokteran UKWM Surabaya Diresmikan


Maknai Profesi Dokter, Pengabdi Masyarakat

“Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono mengharapkan mahasiswa yang akan menempuh pendidikan di fakultas kedokteran UKWS bukan sekedar gagah-gagahan saja, tetapi menjadi sesuatu yang berguna, menyumbangkan tenaga dan pikiran bagi masyarakat. Lulusan dokter dari Fakultas Kedokteran UKWMS dapat menjadi dokter yang berarti bagi pelayanan masyarakat, memberikan referensi kepada masyarakat, dan sungguh-sungguh berbakti dalam melayani masyarakat”.

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49/E/O/2011 tertanggal 23 Maret 2011. Fakultas Kedokteran UKWMS baru diresmikan di Le Ballroom Pakuwon City pada hari Minggu lalu (1/5).

Sebelum diresmikan terlebih dahulu diawali dengan perayaan ekaristi peletakan batu pertama bangunan kampus UKWMS baru oleh Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono. Bangunan kampus UKWMS yang baru berdampingan dengan Seminari Tinggi Providentia Dei Surabaya ini berlokasi di Pakuwon City. Dengan dilengkapi sarana dan prasarana pembelajaran. Direncanakan bangunan akan selesai dibangun pada tahun 2012.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Prof. W.F. Maramis, dr., Sp.KJ (K) menuturkan nilai jual fakultas ini proses pembelajaran dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Untuk pendidikan kedokteran dasar yang berlaku secara nasional ditambah dengan muatan khusus geriatrik (ilmu kedokteran-orang usia lanjut).

“Adanya muatan khusus geriatrik ini karena di Indonesia pertumbuhan usia lanjut bukannya semakin berkurang seperti piramida tetapi malah semakin banyak”, tutur Prof. Maramis.

Nantinya para calon mahasiswa Fakultas Kedokteran juga dibekali praktek di skill lab, simulasi cara merawat pasien, dan menyuntik pasien. Tak hanya hard skill yang diberikan kepada mahasiswa. Mahasiswa juga mendapatkan soft skill, baik interpersonal maupun intrapersonal.

Soft skill mahasiswa diasah dengan mengumpulkan 100 poin kegiatan Program Kegiatan Kemahasiswaan (PK2) dan 20 poin untuk diskusi-diskusi, seminar-seminar yang diadakan di kampus. Selain itu, Fakultas Kedokteran berorientasi pada kesehatan keluarga dan etika kedokteran.

Program-program yang ingin dikerjakan oleh Dekan Fakultas Kedokteran membentuk tiga paradigma baru. Diantaranya paradigma proses belajar mengajar, paradigma hubungan pasien dengan dokter, dan hubungan mahasiswa dengan dosen. “Saya ingin mengubah paradigma lama dimana dosen yang aktif dalam proses perkuliahan menjadi paradigma baru dimana mahasiswa yang harus lebih aktif daripada dosennya. Lulusan mahasiswa kedokteran nantinya juga ditumbuhkembangkan pendidikan karakter yang melayani dengan kasih kepada pasien, memiliki kepribadian yang baik, peka, dan peduli dengan sesama” tutur Prof. Maramis.

Prof. Maramis menambahkan bagi calon mahasiswa yang kurang mampu ingin kuliah di Fakultas Kedokteran, pihak kampus memberikan beasiswa dengan kreteria memiliki nilai yang baik. Ada beasiswa setiap semester jika mahasiswa yang telah kuliah di Fakultas Kedokteran memiliki IPK yang baik, anak dari staf non kependidikan dan kependidikan UKWMS yang akan kuliah di Fakultas Kedokteran juga akan mendapat keringanan biaya.

Sisi Lain
Rektor UKWMS Prof. Dr. J.S. Ami Soewandi menjelaskan bagi staf kependidikan akan diadakan pembinaan-pembinaan untuk mengasah kemampuan mengajar maupun ilmu kedokteran. Pembinaan yang dilakukan tergantung kebutuhan. Bisa dalam jangka waktu satu tahun diadakan 2 kali pembinaan.
Nantinya, ada sekitar 30 dosen yang mengajar di Fakultas Kedokteran. Dosen-dosen yang mengajar sudah lulus pendidikan S2. Namun, beberapa diantaranya masih ada dokter muda yang saat ini lagi menempuh pendidikan S2, jelas Rektor UKWMS.

Sejarah Singkat
Dalam acara launching Fakultas Kedokteran UKWMS, ketua Yayasan Widya Mandala Surabaya Prof. V. Henky Supit, SE., Ak. memaparkan perjalanan didirikannya Fakultas Kedokteran UKWMS sudah ada sejak tahun 1983. Ketika itu, para ahli dokter spesialis menghadap kepada yayasan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran. Namun, karena kondisi berbagai macam hal pihak yayasan menolaknya.

Tanggal 21 Mei 2006, Yayasan Widya Mandala Surabaya mengadakan pertemuan dengan para dokter, jumlahnya 35 orang. Dengan dihadiri Administrator Diosesan Keuskupan Surabaya Alm. Romo Julius Haryanto, CM di rumah makan yang terkenal di Surabaya.

Pada waktu itu, Alm. Romo Haryanto, CM bertanya lagi kepada dokter-dokter yang hadir, “Apakah dokter masih mempunyai semangat yang ada pada tahun 1983? Untuk mendirikan fakultas kedokteran”, ujar Henky menirukan ucapan dari Romo Haryanto CM.

Setelah mendengar pertanyaan itu, Dokter-dokter yang hadir langsung menyatakan kesanggupannya untuk mendirikan fakultas kedokteran. Pada malam itu juga dibentuk panitia tujuh yang diketuai oleh Prof. Dr. W.F. Maramis, dr., Sp.KJ(K).

Setelah dibentuk, yayasan mengadakan rapat bersama panitia dengan Uskup Surabaya di Keuskupan Surabaya tanggal 23 Mei 2006. Saat itu juga yayasan menetapkan SK panitia pendirian Fakultas Kedokteran UKWMS. Namun pada saat itu banyaknya rintangan yang dihadapi, proposal pendirian Fakultas Kedokteran baru selesai pada tahun 2008.

Tanggal 16 April 2008, proposal itu diberikan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. Setelah dikoreksi, proposal dikembalikan untuk direvisi. Setahun kemudian, proposal dikembalikan ke dirjen Dikti setelah direvisi. Kemudian pada tanggal 22 dan 23 November 2009 datanglah tim KKI. Untuk mengadakan kunjungan yang pertama. Pada bulan Juli 2010, KKI mengadakan kunjungan kedua. Tanggal 23 Maret 2011 program studi pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran disetujui oleh Kementerian Pendidikan Nasional.

Dan, tanpa menunggu lama lagi pendaftaran mahasiswa baru Fakultas Kedokteran baru pun dibuka pada hari Senin (2/5) hingga akhir bulan Mei 2011. Pengumuman penerimaan mahasiswa baru, Kamis (7/7). Perkuliahan dimulai pada tanggal 9 Agustus 2011. (sep)

UKWMS


Buka Program Studi Kedokteran

Perkembangan dunia mengawali millennium ketiga dan memasuki era globalisasi membawa dampak yang sangat berarti bagi segala aspek jasa pelayanan. Pelayanan yang dahulu dikategorikan dalam pelayanan sosial sekarang telah berubah posisinya. Banyak negara termasuk juga Indonesia sudah memasukkan pelayanan kesehatan sebagai Industri Pelayanan Kesehatan (Health Care Industry).

Dengan meningkatnya kemampuan sosial ekonomi masyarakat untuk belajar serta keinginan memperoleh informasi yang rinci tentang pola hidup sehat maupun keberadaan berbagai penyakit melalui media massa, seminar-seminar tentang kesehatan serta melalui internet, ternyata semua ini ikut berpengaruh terhadap tuntutan mutu pelayanan kesehatan baik yang bersifat informatif maupun kebutuhan akan jasa pelayanan yang berkualitas. Hal ini menyebabkan kelompok geriatri atau lansia (lanjut usia/ lebih dari 65 tahun) meningkat, dan dalam beberapa dekade lagi akan menjadi masalah besar bagi Indonesia. Berdasarkan proyeksi, penduduk Indonesia yang lansia dari tahun ke tahun cenderung meningkat.

Pada tahun 2000 sebesar 14 ribu, pada tahun 2005 sebesar 16 ribu dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 19 ribu. Pada lansia sering terjadi penyakit degeneratif (penyakit karena usia) dan penyakit non infeksi lainnya yang sifatnya kronis dan sering disertai komplikasi. Penyakit degeneratif antara lain adalah stroke, kencing manis, susah tidur, dan menopause.

Sementara itu, ketersediaan akan tenaga medis tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk. Menurut WHO rasio dokter dan penduduk adalah 1:2.500 (1 tenaga medis untuk 2500 penduduk), sementara di Indonesia terindikasi rasionya adalah 1:4.000 penduduk. Dari data tersebut, jelas terlihat bahwa ketersediaan tenaga medis masih dibawah standar WHO.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya berkomitmen untuk mendirikan Program Studi Pendidikan Dokter. Melalui Surat Keputusan pendirian Program Studi Dokter tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 49/E/O/2011 tertanggal 23-Maret-2011 tentang “Penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Dokter (S1) Pada Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya”.

Program Studi Pendidikan Dokter ini nantinya akan bekerjasama dengan Rumah Sakit Port Health Center (PHC) atau Rumah Sakit Pelabuhan untuk praktek dan sekaligus sebagai rumah sakit pendidikan utama. Selain itu, Program Studi Pendidikan Dokter juga bekerja sama dengan rumah sakit (RS) besar lainnya, yaitu RS Panti Nirmala Malang, RSJ Menur Surabaya, RSJ Lawang, serta Dinas Kesehatan Kota Surabaya, juga dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atmajaya Jakarta.

Proses pembelajaran diselenggarakan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Pendidikan Kedokteran Dasar yang berlaku secara nasional ditambah dengan muatan khusus Geriatrik. Pembangunan kampus baru di kawasan Pakuwon City Surabaya dilakukan untuk melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai. Peletakan batu pertama untuk kampus baru dilaksanakan Minggu lalu (1/5), pukul 10.00 WIB, dilanjutkan launching Program Studi Dokter- Fakultas Kedokteran. (UKWMS/Anastasia/Maria)