Kamis, 01 April 2010

Visualisasi Sengsara dan Wafat Yesus Kristus


Via Dolorosa, Jalan Kedukaan

Kamis (1/4), Umat Paroki Kelahiran St. Perawan Maria (Kelsapa), Kepanjen Surabaya mulai merayakan Triduum. Triduum merupakan Tri Hari Suci yang dimulai Minggu Palma. Minggu Palma, umat merayakannya dengan membawa daun palma untuk menyambut Yesus Kristus sebagai raja. Namun rakyat mengkhianati Yesus melalui ulah para petinggi zaman itu dengan memutarbalikkan fakta.

”Bekerja sama dengan Yudas Iskariot, para ahli Taurat, orang Farisi, dan bersama para prajurit menangkap Yesus. Saat berdoa menjelang sengsara dan wafatNya di kayu salib.”

Detik-detik penyaliban tersebut, kita renungkan dalam perayaan ekaristi Kamis Putih. Kamis Putih yang diadakan di Paroki Kelsapa dua kali, yakni pukul 18.00 dan 21.30 wib. Ratusan umat Paroki Kelsapa dengan kusuk menjalankan perayaan ekaristi. Walaupun gedung penuh sesak dipadati oleh umat. Bahkan di samping kanan kiri luar gereja juga dipadati. Di luar gereja panitia mefasilitasi dengan LCD untuk melihat alur dari perayaan ekaristi Kamis Putih. Kamis Putih dipersembahkan oleh Romo Eko, Romo Santoso, dan Romo Suparno, CM. Begitu juga dengan Fr. Yohanes Ferry CM ikut berpratisipasi dalam kekusukkan Perayaan Ekaristi.

”Kamis Putih merupakan perayaan ekaristi untuk memperingati perjamuan terakhir Yesus bersama dengan murid-muridnya.”

Perayaan Kamis Putih ditandai dengan pembasuhan kaki. Pembasuhan kaki merupakan simbolisasi dari bentuk penebusan dosa manusia. Tampak Romo Ignatius Suparno, CM membasuh kaki para rasul yang diperankan Orang Muda Katolik.

Setelah perayaan ekaristi dilanjutkan prosesi penghormatan sakramen mahakudus dan tuguran. Tuguran ini salah satu bentuk adorasi bersama Yesus sebelum sengsara dan wafatNya di kayu salib.

Kisah sengsara dan wafatNya di kayu salib ditandai dengan Via Dolorosa pada Jumat Agung, (2/4). Via Dolorosa dikemas dalam visualisasi yang diperankan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Kelsapa. OMK Paroki Kelsapa menvisualisasikan Via Dolorosa ini mulai pukul 08.00 wib di dalam gedung gereja. Untuk menggambarkan penderitaan sengsara dan Wafat Yesus Kristus.

Menurut Stefanus Agus, selaku koordinator dari Via Dolorosa ini menuturkan dengan mengangkat kisah sengsara dan wafatNya di kayi salib ingin menjalin relasi secara mendalam, bahwa Yesus begitu mencintai kita. Dia rela mengorbankan diriNya di kayu salib untuk menjadi silih atas dosa kita. Padahal kita adalah orang yang penuh dengan dosa. Akan tetapi, Dia masih tetap mencintai kita dan mau merelakan nyawaNya sendiri untuk anak-anakNya, tutur Agus, koordinator Via Dolorosa.

Selain OMK Paroki Kelsapa, OMK Paroki Hati Kudus Yesus (HKY) juga mengelar Via Dolorosa di dalam gereja HKY. Via Dolorosa ini dikemas dalam teaterikal. Visualisasi drama penyaliban itu digelar di Gereja HKY. Umat pun memadati gereja untuk merenungkan penderitaan Yesus.

Semakin reflektif suasana teaterikal Via Dolorosa dengan adanya lagu-lagu dan instrument Paskah yang digaungkan oleh OMK HKY. Hingga, umat terharu melihat penderitaan Yesus sampai meneteskan air mata. Bahkan umat pun menahan nafas dan itu pun sebagai bentuk dari penyesalan mereka atas dosa-dosa yang selama ini umat perbuatan. (asep)