Senin, 27 April 2009

Sehat

Organ Tubuh Perlu Istirahat


JAM PIKET ORGAN TUBUH


· LAMBUNG

Jam 07.00 - 09.00

Jam piket organ lambung sedang kuat, sebaiknya makan pagi untuk proses pembentukan energi tubuh sepanjang hari.Minum jus atau ramuan sebaiknya sebelum sarapan pagi, perut masih kosong sehingga zat yang berguna segera terserap tubuh.


· LIMPA

Jam 09.00 - 11.00

Jam piket organ limpa kuat, dalam mentransportasi cairan nutrisi untuk energi pertumbuhan. Bila pada jam-jam ini mengantuk, berarti fungsi limpa lemah.Kurangi konsumsi gula, lemak,minyak dan protein hewani.


· JANTUNG

Jam 11.00 - 13.00

Jam piket organ jantung kuat, harus istirahat, hindari panas dan olah fisik, ambisi dan emosi terutama pada penderita gangguan pembuluh darah .


· HATI

Jam 13.00 - 15.00

Jam piket organ hati lemah, bila orang tidur, darah merah berkumpul dalam organ hati dan terjadi proses regenerasi sel-sel hati.Apabila fungsi hati kuat maka tubuh kuat untuk menangkal semua penyakit.


· PARU-PARU

Jam 15.00 - 17.00

Jam piket organ paru-paru lemah, diperlukan istirahat, tidur untuk proses pembuangan racun dan proses pembentukan energi paru-paru.


· GINJAL

Jam 17.00 - 19.00

Jam piket organginjal kuat, sebaiknya digunakan untuk belajar karena terjadi proses pembentukan sumsum tulang dan otak serta kecerdasan.


· LAMBUNG

Jam 19.00 - 21.00

Jam piket organ lambung lemah sebaiknya tidak mengkonsumsi makan yang sulit dicernaatau lama dicerna atau lebih baik sudah berhenti makan.


· LIMPA

Jam 21.00 - 23.00

Jam piket organ limpa lemah, terjadi proses pembuangan racun dan proses regenerasi sel limpa. Sebaiknya istirahat sambil mendengarkan musik yang menenangkan jiwa, untuk meningkatkan imunitas.


· JANTUNG

Jam 23.00 - 01.00

Jam piket organ jantung lemah. Sebaiknya sudah beristirahat tidur, apabila masih terus bekerja atau begadang dapat melemahkan fungsi jantung.


· HATI

Jam 01.00 - 03.00

Jam piket organ hati kuat. Terjadi proses pembuangan racun/limbah hasil metabolismetubuh. Apabila ada gangguan fungsi hati tercermin pada kotoran dan gangguan mata.Apabila ada luka dalam akan terasa nyeri.


· PARU-PARU

Jam 03.00 - 05.00

Jam piket organ paru-paru kuat, terjadi proses pembuangan limbah/racun pada organparu-paru, apabila terjadi batuk,bersin- bersin dan berkeringat menandakan adanya gangguan fungsi paru-paru. Sebaiknya digunakan untuk olah nafas untuk mendapatkan energi paru yang sehat dan kuat.


· USUS BESAR

Jam 05.00 - 07.00

Jam piket organ usus besar kuat, sebaiknya biasakan BAB secara teratur.
Artikel ini kirim dari my friend
dan ilustrasinya dari image.google.co.id

SMA Santa Maria


Usung Tema Bhinneka Tunggal Ika-Ku Sayang

Pagelaran Seni yang mengambil tema “Bhinneka Tunggal Ika-Ku Sayang” ini, merupakan bagian dari ulangan umum kelas XI dari muatan lokal seni budaya. Jadi seluruh pengisi acaranya dari kelas XI yang jumlahnya 165 siswa-siswi ini, terdiri dari Bahasa, IPS, dan IPA.

Pagelaran Seni ini ditonton oleh para wali murid, alumni, suster Ursulin, seluruh siswa-siswi, Komite Peduli Santa Maria, Komite Sekolah, dan Guru-Guru. Dan, tentunya diadakan di Aula Santa Maria lantai 4, Sabtu (25/4).

Penampilan pertama sangat membius penonton dengan aneka bunyi-bunyian dari sendok, buku, tutup panci, botol plastik dan lain-lain yang seolah-olah menyerupai keributan di pasar.

Kebisingan tiba-tiba dihentikan oleh sebuah puisi, yang dilanjutkan dengan karya komposisi karawitan kolaborasi dari kelas XI IPS 2. Karya komposisi karawitan kolaborasi ini adalah karawitan yang digabungkan dengan permainan band. Karawitan yang biasanya memiliki nada-nada monoton, berubah menjadi musik yang sangat khas anak muda dengan musik diatonis.

Suster Agatha Linda Chandra, OSU Kepala Satuan Pendidikan SMA Santa Maria menyatakan harapannya agar anak-anak dengan cara ini dapat memupuk kecintaannya
kepada kebudayaan daerah.

“Selain itu, semangat Bhinneka Tunggal Ika harus diperjuangkan dan dibangun melalui perbuatan, jangan sampai seolah-olah hanya dilihat dalam museum. Jadi benar-benar Bhinneka Tunggal Ika-Ku Tersayang, bukan Bhinneka Tunggal Ika-Ku, Sayang sekali,” seru Agatha Linda.

Berbagai tampilan disuguhkan di Pagelaran Seni ini mulai dari Tari Jabai, Kelas XI IPS 1 dan XI Bahasa mengabungkan mainan tradisional dakon, tari India, tari tradisional dengan musik hip-hop, serta tari dan lagu jaran kepang yang sudah dimodifikasi. Dengan latar belakang rumah joglo, Taj Mahal, dan Padang Rumput.

“Tari berikutnya berjudul Tari Pesona Jawa Dwipa dari kelas XI IPA 1 dan XI Bahasa, yang dilanjutkan dengan Teater berjudul Love History (Sabtu suro, cintaku berakhir sengsoro).”

Teater ini mengundang tawa dari para penonton, karena alur cerita dab gaya kocaknya pemain utama, yakni Jimmy. Teater ini menceritakan kisah sepasang kekasih pria dan wanita (yang juga dimainkan lelaki), dengan pakaian adat dan bahasa daerah, tetapi juga dilatarbelakangi dengan visual art, yakni Titanic.

Selanjutnya tari Jaka Tarub pun disuguhkan oleh XI IPS 2 yang mengisahkan perjalanan Jaka Tarub dipadu bcakground sungai, air terjun, semak-semak, langit, kerajaan, dan pendoopo.

Alhasil, pertunjukkan ini tidak berhenti sampai Jaka Tarub. Musik live pun diusung oleh XI IPA 1 dengan judul ”Gejolak” yang dipadu musik live.

Musik live perpaduan antara karawitan komptemper dengan musik diatonis. Gambar musik live dipadukan dengan ilustrasi visual tentang asal asul manusia. Awalnya manusia lugu dan polos belum mengerti apa-apa. Akhirnya setelah mengenal berbagai teknologi, manusia serakah dan melegakan segala demi kekuasaan.

Diakhir musik live ini ditutup dengan teater yang gila kekuasaan dengan duduk tenang di kursi menikmati kesengsaraan rakyat. Rakyat menjadi merang untuk merebut kursi tersebut dengan menyerukan perjuangankan nasib rakyat!, jatuh pemimpin yang tidak mengerti rakyat.

Perkusi gamelan Nicole Njaweni menjadi sajian penutup di pagelaran seni SMA Santa Maria. (asep)
Foto : Yoga XI IPA

Kamis, 23 April 2009

Pemilu 2009


Surat Suara, Selebar Koran


Keluar dari gang kampungku-Margerejo IIID/79D, aku dan istri menuju rumah mertuaku di jalan Krembangan Sumbalan. Sepanjang perjalanan melintasi jalan protokol tampak sepi. Beberapa kendaraan umum, mobil pribadi, dan sepeda motor dapat dihitung jari. Ini semua karena pengaruh kegiatan PEMILU 2009 yang digelar hari Kamis lalu (9/4) bertepatan dengan Tri Hari Suci Umat Katolik.
Beberapa jalan di sekitar jalan Indrapura pun ditutup untuk kepentingan PEMILU 2009. Sampai jalan Indrapura, aku melintasi jalan Jinten dan sekitar pukul 08.30 wib tampak Tempat Pemilihan Suara (TPS) 33 jalan Krembangan masih sepi oleh pemilih. Padahal PEMILU dibuka mulai dari jam tujuh pagi. Di TPS 33 ini dibuat sederhana hanya diberi tenda. Para panitia atau KPPS tidak memakai seragam khusus, mereka hanya memakai batik.
Aku memantau di TPS 33 tidak ada layout atau design tempat yang standar, sehingga dapat membinggungkan para pemilih. Bahkan jalan keluarnya pun tidak jelas, entah kenapa dan bagaimana? Bila kalau melihat di media elektronik layoutnya jelas dan mudah dimengerti oleh para pemilih. Kenyataannya ketika kita turun ke bawah. Hal ini kejelasannya masih kabur. Kelihatannya didesign apa adanya.
Usai mengantarkan istriku ke TPSnya, aku melaju dengan tenang menuju TPSku. Melintasi TPS 21 Nyamplungan, TPS ini juga didesign sangat sederhana, tetapi disamping pembatas kanan ditempel beberapa contoh surat suara yang lebarnya sama seperti koran.

Berlanjut melintasi Polsek Pegirian, Tampak mobil Polisi dan Polisi siap siaga mengamankan kelancaran Pemilu tahun ini. Sampai jalan Karang Tembok, saya melihat TPS 03 berada di jalan yang menuju jalan Pegirian dan Nyamplungan.

Tidak beberapa lama kemudian, aku tiba di rumah dan bertemu Ibuku. Ibuku yang bernama Damiana Supriatin mengatakan surat panggilanmu untuk memilih ada di kamar bapak. Tempat Pemilihan Suaramu ada di RT 08, kata Damiana.

Setelah melihat kembali surat panggilannya, aku termasuk daftar pemilih di TPS 18. Memang benar TPS 18 ada di Mrutukalianyar RT 08. Istirahat sebentar sambil makan dan minum kopi di ruang tamu, aku langsung membawa surat panggilan tersebut ke TPS 18 dengan sepeda motor kesayanganku.

Ku parkir sepeda motorku di depan TPS 18. Saat aku mau mendaftarkan diri sebagai pemilih. Aku berhenti dan binggung, kemana hendak kulangkahkan kakiku. Karena arah masuk untuk mendaftarkan diri tidak jelas. Tak satu pun petunjuk arah menuntunku.

Salah satu anggota KPPS dari LINMAS menunjukkan arah untuk mendaftarkan diri. Ternyata sejauh pengamatan aku mulai dari TPS 33 hingga sampai TPS 08, masih tetap yang aku katakan dari awal tadi. Bahwa layout atau design tempat ’tidak’ ada standar yang baku. Lagi-lagi membinggungkan bagi para pemilih untuk memilih jagoannya. Apalagi orang tua maupun nenek-kakek mengalami kesulitan untuk memilih. Kadang perlu diarahkan ke bilik suara.

Sambil berbincang dengan anggota KPPS, ada seorang pengamat PEMILU dari salah satu warga Mrutukalianyar RT 07. Pengamat ini mengatakan bahwa di Mrutukalinayar, RW 04 terdapat lima TPS mulai dari 16 sampai 20. Masing-masing di TPS jumlah pemilihnya kira-kira tiga ratusan lebih. Setiap warga atau pemilih disebar di masing-masing TPS. Jadi kemungkinan untuk berbuat curang sangat tipis sekali, katanya.

Di TPS 18 tepatnya di Mrutukalianyar RT 08 ini juga dijaga oleh dua anggota LINMAS dan dua orang polisi dari Polsek Pegirian. Tak lama kemudian namaku dipanggil oleh anggota KPPS. Aku langsung mengambil surat suara yang jumlah empat lembar.

Setelah aku menuju bilik suara, bilik suaranya lebih lebar. Design bilik suara yang disiapkan oleh KPU dimodif sedikit oleh panitia setempat. Mungkin area mencontrengnya kurang bebas atau bagaimana? Aku tidak begitu mengetahui, tetapi dalam benak aku-apakah ini tidak menyalahi aturan yang ditetapkan KPU mengenai design standart bilik suara dari KPU?

Empat surat suara ini masing-masing mempunyai warna, warna hijau untuk DPD Kabupaten/Kota, biru untuk DPRD Provinsi, merah untuk DPD, dan kuning untuk DPR. Setelah aku melihat satu per satu nama caleg dari empat lembar surat suara tersebut, tanpa ragu kucontreng pemilihku dan beranjak menuju kotak suara. Untuk memasukkan pilihanku, aku harus melihat setiap warna kotak suara.

Lebih jauh, setelah mencontreng aku tidak beranjak di TPS 18. Aku masih melihat situasi di TPS 18, Anwar, Ketua RW 04 bersama dua anggota polisi memantau kondisi dari kelima TPS.
Tak lama kemudian, anggota KPPS dari TPS 18 mengatakan pemilih sampai pukul 12.00 wib dan mulai pukul 13.00 wib dilanjutkan dengan perhitungan suara di masing-masing TPS. Rata-rata perhitungan suara selesai sekitar pukul 17.00 wib.

”Alhasil, dengan peralatan yang cukup memadai KPU bekerjasama dengan berbagai media elektronik melaporkan hasil sementara perhitungan suara. Hasil sementara dimenangkan oleh Partai Demokrat disusul oleh Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.”

100 persen Katolik, 100 persen Indonesia

Sebagai umat Katolik waktu pemilih ini bersama dengan Tri Hari Suci kita, yakni Kamis Putih, Jumat Agung, dan Malam Paskah. Hari Kamis (9/4) pagi hari, umat diajak untuk berefleksi diri untuk mempertanggungjawabkan perkataan ini ”100 persen Katolik, 100 persen Indonesia”.

Umat Katolik sudah 40 hari berpuasa dan berpantang untuk menentukan pilihan kita sebagai warga negara Indonesia yang baik. 40 hari menjalani retret agung, saatnya umat Katolik menentukan pilihan dengan hati nuraninya secara langsung, umum, bebas, dan rahasia. Dan, nantikan di Pemilihan selanjutnya untuk pemilihan capres dan cawapres. Suara kita menentukan nasib rakyat. (asep.)

Ilustrasi diambil dari image.google.co.id

Senin, 13 April 2009

Gelar Pelatihan SEFT


Melatih Emosi Siswa-Siswi Menjelang UNAS 2009

Setelah preview Pelatihan SEFT yang diberikan oleh Syarif Thayib, salah satu rekan dari Ahmad Faiz Zainuddin pada hari Sabtu lalu (4/4) saat penerimaan rapor tengah semester. Syarif Thayib menjelaskan tentang SEFT. SEFT merupakan kepanjangan dari Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT).

Waktu libur Paskah dan rapor tengah semester tinggal satu hari, SMA Santa Maria memanfaatkan waktu ini dengan mengelar Pelatihan SEFT. Pelatihan SEFT ini digelar di Aula Santa Maria, lantai 4 pada hari Senin (13/4).

Sebelum pelatihan SEFT dimulai, Sr. Agatha Linda Chandra, MBA., OSU selaku Kepala Satuan Pendidikan SMA Santa Maria membuka pelatihan ini dengan doa pembuka. Setelah kita merayakan Paskah, perjuangan kita belum selesai, terutama bagi siswa-siswi kelas XII. Siswa-siswi kelas XII masih berjuang dalam menyelesaikan Ujian Nasional 2009, jelas Sr. Agatha.

Untuk meningkatkan konsentrasi belajar dan mempersiapkan UNAS 2009, siswa-siswi kelas XII yang berjumlah 192 ini dibekali dengan pelatihan SEFT. Tidak hanya itu beberapa orang tua murid menghadiri pelatihan SEFT ini, terangnya.

Lanjut, Syarif Thayib mengawali pelatihan SEFT dengan ucapan terima kasih bahwa kami telah diundang di SMA Santa Maria. Baru kali pertama, PT. LoGOS Institute memberikan pelatihan SEFT di Sekolah Menengah Atas, terutama di SMA Santa Maria ini.

”Dan, narasumbernya langsung dari pakarnya, yakni Ahmad Faiz Zainuddin. Beliau juga yang pertama kali membawa SEFT ke Indonesia,” papar alumni UNAIR dan pengajar di IAIN Sunan Ampel.

Tanpa panjang lebar, kita sambut Ahmad Faiz Zainuddin. Ahmad Faiz Z. mengatakan kalau di luar negeri, seperti Amerika lebih dikenal dengan EFT (Emotional Freedom Technique. Masuk ke Indonesia, EFT dikembangkan dengan menambahkan Spiritual. Karena spiritual salah satu bagian dari doa. Dengan doa, kita semakin ikhlas dan pasrah menyerahkan sepenuhnya kepada yang di Atas,” jelas Faiz, pendiri PT. LoGOS Institute.

”Pelatihan SEFT ini telah berkembang di beberapa kota di Indonesia, misalnya Jakarta dan Surabaya. Bukan hanya di Indonesia, SEFT ini telah mengembangkan sayap hingga Singapore, Hongkong, Australia, dan Saudi Arabia.”

Pelatihan SEFT menawarkan proses dan hasil yang berbeda. Pelatihan SEFT menggunakan hasil strategi low intensity, high sustainability. Dengan fokus pada pemberdayaan (mengajarkan ketrampilan spesifik) dan menekankan hasil jangka panjang. Nantinya setiap peserta dapat langsung mempraktekkan SEFT untuk masalah masing-masing pribadi. Tetapi untuk pelatihan sehari, jangan memperjuangkan pada masalah berat, seperti phobia atau yang lainnya. Karena itu memerlukan tiga hari dalam pelatihan.

“Harapnya setelah pelatihan ini peserta dapat menguasai teknik ini. Dan, peserta mempunyai goals ke depan, diantaranya Healing, Success, Happiness, dan Greatness,” jabarnya.

Ahmad Faiz Zainuddin juga memperlihatkan hasil pelatihan SEFT lewat Liquid Crystal Display (LCD) di berbagai kota, seperti menerapi phobia kecoak, bau durian, dan kecanduan rokok. Kecanduan rokok ini juga masuk rekor MURI, ungkap pria yang berusia 32 tahun ini.

Lebih jauh, sekitar 11. 30 wib Ahmad Faiz mengajarkan metode SEFT dengan cara ‘tapping’ melalui titik-titik Meridian. Pelatihan ini untuk mengatasi masalah emosi, seperti grogi, cemas, dan tidak konsentrasi yang sering dialami oleh siswa-siswi kelas XII saat UNAS berlangsung. Bahkan ini juga dialami oleh siswa-siswi yang memiliki prestasi akademik yang bagus.

Begitu juga, Ahmad Faiz juga mengajak ‘tapping’ sakit pegal-pegal, pusing, sakit perut, insomnia, dan adiksi. Karena Pelatihan SEFT ini tidak hanya untuk emosi juga bisa dipergunakan pada kesehatan, jabarnya.

Sebelum berakhir, Ahmad Faiz juga menerapi Novita, siswi kelas XII IPA yang phobia dengan cicak. Ahmad Faiz juga dibantu oleh salah satu siswi yang telah diajari metode ’tapping’. Saat siswi ini ditunjukkan cicak langsung ketakutan, kemudian dilakukan ’tapping’ selama kurang lebih 30 menit mulai berani melihat cicak.

Dilakukan lagi proses ’tapping’ melalui titik-titik Meridian dan berdoa kepada Tuhan untuk ikhlas dan pasrah kepada Tuhan. Akhirnya berani memegang cicak dan langsung dibawah ke tempat duduk.

Novita mengatakan awal mula takut, tetapi setelah diterapi saya menjadi tidak takut dan berani memegang cicak tersebut. Bahkan saya mencium tabung itu. Dan, wajah saya berubah dan senang dengan adanya pelatihan SEFT ini.

“Apalagi dalam menghadapi UNAS 2009 yang nantinya diadakan pada tanggal 20 April 2009,” jabar siswi yang berumur 18 tahun ini. (asep.)
Ilustrasi diambil dari image.google.co.id

Kamis, 09 April 2009

Indonesia Berduka


Dua Tragedi Menimpa Indonesia

Tak lama setelah Air bah menyapu permukiman penduduk di pinggiran selatan ibu kota Jakarta dini hari kemarin (27/3) sekitar pukul 03.30.

Datangnya air secara tiba-tiba mirip gelombang tsunami itu terjadi akibat tanggul Situ Gintung di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten, jebol. Setelah merobek tanggul hingga 70 meter, air bah langsung menerjang ratusan rumah penduduk yang posisinya lebih rendah.

Puluhan korban jiwa meninggal akibat jebolnya tanggul Situ Gintung. Membuat kita, bangsa Indonesia berduka yang mendalam dengan mendengar dan melihat berita di media elektronik maupun cetak. Puluhan korban tewas ditemukan dalam posisi tersangkut di antara semak-semak karena terseret arus air yang deras. Karena di sekitar tanggul Situ Gintung tersebut bermukim 300-400 warga.

Jumlah itu belum termasuk puluhan mahasiswa UMJ yang tinggal di rumah kos di sekitar tanggul. Ribuan warga yang rumahnya hancur dan tergenang cukup tinggi terpaksa mengungsi.Tidak hanya korban jiwa dan materi, tetapi juga fasilitas umum seperti PLN mati total di sekitar wilayah tanggul Situ Gintung.

”Akhirnya pemerintah SBY menetapkan jebolnya Situ Gintung tersebut sebagai bencana daerah.”

Keesokkan harinya, bantuan datang dari pemerintah pusat maupun masyarakat setempat. Bahkan masyarakat di luar Jakarta memberikan bantuan berupa sembako, baju, dan obat-obatan.

Bahkan relawan datang membantu para korban tanggul Situ Gintung ini mulai dari masyarakat setempat, tenaga medis, TNI, dan para mahasiswa.

Belum lama, kira-kira dua Minggu. Kecelakaan terjadi pada pesawat milik TNI- di Bandung, pada Senin (06/04). Pesawat Fokker 27 TNI-AU jatuh di Bandara Husein Sastranegara Bandung.Pesawat Fokker 27 TNI AU mengangkut 24 orang terdiri atas enam awak pesawat dan 18 siswa Para Lanjut Tempur (PLT) Pasukan Khas TNI AU yang sedang menjalani masa orientasi sebelum latihan penerjunan pada 8 April.

Duka yang mendalam bagi bangsa Indonesia dan keluarga besar TNI-AU atas meninggal pasukan TNI-AU. Bahkan isak tangis saat 24 anggota TNI-AU yang telah meninggal tersebut diantarakan kerumah duka masing-masing. (sep. diambil dari berbagai sumber-media elektronik dan cetak.)

Ilustrasi diambil dari http://media.vivanews.com/images/2009/03/27/68160_tanggul_situ_gintung_jebol.jpg




Rabu, 08 April 2009

JUMAT AGUNG


Perayaan Pemberian Diri

Ada seorangbernama Darmo, petani sederhana, bapakkeluarga yang setia.Setiap pagi dansore hari dia memikul dua ember air dipundaknya untuk mandi dan masak bagiisterinya. Beban yang berat sebenarnya. Tetapi segera sirna pegalnya setiapkali masuk halaman rumah selalu disambut uluran tangan Astuti, istri yang tatapan matanya memancarkan senyum. Pulih lagi semangatnya untuk kembali ke sumber air yang berjarak satu setengah kilometer menuruni lembah yang berkelok melalui jalan setapak itu. Seluruh penat dan keringatnya sirna diseka oleh selembar kecil senyuman isterinya. Setiap hari, setiap pagi dan setiap sore. Selalu..............
Seperti matahari..................
seperti hujan dimusim tanam.
Seperti nafas di paru-parunya.
Seperti detak jantung terasa di nadinya.
Bertahun tahun dijalani ritual rutin mengusung air, tanpa variasi. Senyum Astuti-lah yang mengubah rutinitas menjadi lagu yang selalu baru, setiap ayam berkokok membangunkannya menjelang pagi..

Di suatu malam, dia bermimpi. Dua embernya sedang bersitegang. Yang satu mengejek yang lain. Dan ember yang diejek menjadi menangis tak berdaya,tenggelam dalam keminderan. Memang salah satu ember sudah bocor dan selalu menetes agak deras. Sudah dua tahun dibiarkan oleh Darmo tanpa ada usaha ditambal. Maka ember yang utuh mengejek bahwa ember bocor tak disayangtuannya. tak bisa bertanggungjawab menampung air secara penuh hingga di bak penampungan mandi sang istri tuan. Maka ember bocor itu mendatangi Darmo menangis, mengiba memohon supaya dirinya di tambal. Namun belum sampai dijawab, darmo sudah dibangunkan Astuti, karena tangan suaminya mengelus muka dan mengenai hidungnya.

Diceritakanlah kepada istri bahwa dia baru bermimpi, bahwa ember yang satu merengek minta ditambal bocornya karena dihina oleh ember yang utuh. Sang istri tertawa kecil, sudah tua kok mimpi seperti anak kecil. Maka mengajaknya tidur kembali setelah menganjurkan Darmo esok pagi menambal embernya sebelum pergi menuju lembah.Darmo tersenyum.

Dalam hatinya dia berjanji, esok akan mengajak Astuti ikut berjalan mengirinya mengambil air di lembah itu, bersama dua anaknya.“Bu, aku memang sengaja tidak mau menambal ember itu. Lebih baik dua atau tiga kali aku kembali ke lembah mengambilkan air untukmu daripada menambal ember itu”, kata Darmo ketika meraih ember dan pikulan di sebelah pintu dapur.“Lho, bagaimana sih Bapak itu? Apa sih beratnya menambal ember dengan plastik bekas dilelehkan api? Kalau gitu biar aku saja yang menambalnya, ya pak. Bukankah air dan letihmu itu untuk aku semata?” jawab istri. “Tidak, Ibu. Darmo menarik tangan isterinya.” Ayo pagi ini kamu antarkan aku menuju lembah, menyusuri jalan setapak, bersama dua anak kita. Kita akan bersama menyanyi dan menari sambil bermandi cahaya pagi”.

Tak seperti biasa, tatapan Astuti dihiasi kernyit dahi, semakin tak mengerti.
Anak.......................anak berlari membungkuk menghindari ember memukul dahi. Langkah Astuti tak jauh dari tapak tapak kaki suami di bekas embun pagi, mengibaskan tanya ke benak Darmo.

Ada sebongkah heran, yang tampaknya sekian tahun tak terlihat sembunyi dalamdiri suami. Tiba-tiba Darmo bersiul, menyahuti cicit burung yang juga menyambut pagi.
Semakin tak mengerti.

“Bu, lihat bunga-bunga rumput dan bunga liar di pinggir jalan kita menapak. Subur dan indah. Kuntum bunganya, seakan barisan malaikat yang berantai, yang satu menyampaikan ke yang berikut, memekarkan senyummu setiap pagi di sepanjang jalanku. Mereka ini tumbuh subur karena sambil kusirami dengan bocornya ember setiap aku melewatinya setiap sore dan pagi. Karenanya, senyummu menjulur sepanjang pagar jalan setapak menuju sumber air itu. Setiap hari aku berjalan bersama senyummu. Itulah sebabnya aku tak tega menambal ember yang satu itu. Jikalau kutambal, aduh. Bunga bunga akan layu dan aku tak rela senyummu tak lagi menghidupi aku di sepanjang jalan itu.”

Astuti terhenti. Ia memaku tanah berbatu dengan kakinya yang kelu. Matanya merembang basah tak tahan menepis haru. Ditatapnya seluruh tubuh Darmo berubah rupa menjadi sebongkah cinta. Tubuh Astuti menjadi ringan, melayang. Mengambang. Sampai senyum Darmo menariknya kembali memijak tanah.

“Kau lihat salib Yesus yang tergantung didinding kita? Lambung dan seluruhtubuhNya bocor mencucurkan darah dan air. Allah Bapa tak rela menambalNya. Karenanya, seluruh hidup kita disuburkanNya, dibiarkan berbunga di sepanjang sejarah peziarahan kita. Senyumnya selalu mekar dan menaburkan spirit di hari-hari sulit keluarga kita. Sebagaimana senyummu bagiku, demikian juga senyumNya bagi seluruh nasib keluarga kita.”

Entah berapa malaikat, tiba tiba mendorong dari kedalaman lubuk cinta mereka, Darmo meletakkan embernya. Astuti merengkuh ke dua anaknya sambil menutup mata, membiarkan bibir Darmo menyetrum dahinya dan menggetarkan seluruh tubuhnya. Seluruh langit dan bumi mengalir, menyatukan empat anak manusia yang sedang berdekap, memandikan mereka dengan berkat. Di dalam retina mata mereka, jauh di ujung bumi di sana, di atas golgota, di atas kayu salib hina, dirasakah Astuti dan Darmo, Yesus tersenyum kepada mereka. (sriBudhi tama" sribudhitama@yahoo.com)

HIDUP IKAN SEGAR!
Deo Gratias!

Minggu, 05 April 2009

Sisi Religi



HidupKu Untuk UmatKu

Setelah melewati masa prapaskah, umat Katolik secara serentak pada hari Minggu (5/4) memasuki pekan suci ditandai dengan Minggu Palma.

Minggu Palma disebut juga Minggu mengenangkan Sengsara Tuhan, sebab pada hari itu kita mendengarkan Passio yaitu Kisah Sengsara Yesus.

Pada zaman ini rakyat sampai rela menghamparkan pakaiannya dan menyebarkan ranting-ranting hijau untuk menyambut raja dengan berseru ”Hosanna!, Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Diberkatilah kerajaan yang datang, kerajaan Bapa kita Daud! Hosanna di tempat yang mahatinggi!”

Yesus Kristus seorang Raja dieluk-elukkan rakyat sampai gerbang Yerusalem. Yesus bermaksud menyampaikan dua pesan yang jelas kepada rakyat Yerusalem. Yang pertama bahwa Ia adalah raja, yang kedua adalah bahwa Ia bermaksud membawa damai sejahtera.

Setelah memasuki gerbang Yerusalem (memasuki gereja), pada saat bacaan Injil melalui Passio. Yesus mulai dikianati oleh rakyat melalui hasutan para Imam Agung dan Ahli Taurat. Karena tidak mau memiliki raja, selain kaisar.

Satu sisi di Minggu Palma ini, kita sebagai umat Katolik untuk berefleksi atas tindakan kita selama ini kepada orang lain. Apakah sudah berkenan kepada mereka atau belum? Bila belum, apa yang kita lakukan untuk mereka supaya mereka juga merasakan kebahagiaan kita?

Mari kita tumbuhkembangkan semangat bela rasa kita kepada mereka. Tanpa mereka, kita juga tidak akan hidup. Maka pada pesan yang kedua dijelaskan bahwa Yesus menyuarakan kedamaian bagi semua orang.

Untuk mewujudnyatakan kedamaian ini, kita ungkapan dalam tobat kita melalui Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2009.

”Tema APP 2009 kali ini menyuarakan kedamaian antar umat beragama, yakni Komunitas Dialogis Bersama Umat Beragama Lain Mewujudkan Kesejahteraan Umum.”

Sehingga yang diharapkan mempunyai nilai pembaharuan pribadi dan nilai solidaritas tingkat paroki, keuskupan dan nasional. Hendaknya di setiap paroki diadakan kegiatan sosial konkret yang membantu masyarakat umum, seperti misalnya mengadakan beasiswa, pengobatan untuk umum, donor darah, pasar murah dan lain-lain.

Mgr. Sutikno juga menyerukan bahwa hendaknya diusahakan agar masa tobat sungguh menjadi masa pembaharuan rohani umat di Lingkungan, Wilayah, Paroki dan kelompok-kelompok kategorial, rekoleksi, retret, ibadat Jalan Salib, meditasi dan sebagainya, serunya.

Setelah merayakan Minggu Palma, tiga hari lagi kita merayakan Tri Hari Suci dengan diawali dengan Kamis Putih. Setelah merayakan perjamuan terakhir dengan simbol pembasuhan kaki, kita diajak untuk berjaga-jaga bersama Yesus dalam tuguran.”

Keesokkan harinya, Jumat pagi Orang Muda Katolik menvisualisasi Jalan Salib dan jam tiga sore kita merayakan Jumat Agung. Hari Sabtu (11/4), kita akan merayakan malam Paskah diawali dengan pemberkatan lilin Paskah. (asep.)

Selamat Hari Raya Paskah!

Oase


Tumbuhkan Healing, Success, Happiness, dan Greatness

SMA Santa Maria akan mengelar pelatihan Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) pada hari Senin (13/4) di Aula Santa Maria, Jl. Raya Darmo No. 49, Surabaya.

”Pelatihan SEFT ini telah berkembang di beberapa kota di Indonesia, misalnya Jakarta dan Surabaya. Bukan hanya di Indonesia, SEFT ini telah mengembangkan sayap hingga Singapore, Hongkong, Australia, dan Saudi Arabia,” jabarnya.

”Kita juga patut berbangga hati, karena nantinya tanggal 13 April 2009 yang datang untuk memberikan pelatihan SEFT-Ahmad Faiz Zainuddin (Founder SEFT). Biasanya kalau ada pelatihan SEFT belum tentu yang hadir Bapak Ahmad Faiz Zainuddin sendiri, melainkan staf ahlinya.”

Ahmad Faiz Zainuddin yang akan memberikan sendiri di SMA Santa Maria, setelah memberikan pelatihan di Mercure-Graha Mirama, Jl. Raya Darmo. Tinggal menyebrang untuk singgah ke SMA Santa Maria, terang Dini Respati, S.Psi.

Pada saat preview SEFT di SMA Santa Maria yang memberikan presentasinya, yakni rekan Syarif Thayib. Syarif Thayib ini alumni UNAIR, berkarya di dunia pendidikan menjadi dosen di IAIN Sunan Ampel.

Syarif Thayib mengatakan pelatihan SEFT menawarkan proses dan hasil yang berbeda. Pelatihan SEFT menggunakan hasil strategi low intensity, high sustainability. Dengan fokus pada pemberdayaan (mengajarkan ketrampilan spesifik) dan menekankan hasil jangka panjang. Nantinya setiap peserta dapat langsung mempraktekkan SEFT untuk masalah masing-masing dengan cara memotok-motok di bagian peredaran darah.

“Harapnya setelah pelatihan ini peserta dapat menguasai teknik ini. Dan, peserta mempunyai goals ke depan, diantaranya Healing, Success, Happiness, dan Greatness,” jabarnya.

Lanjut, Syarif juga memperlihatkan hasil dari pelatihan melalui video yang ditampilkan lewat Liquid Crystal Display (LCD). Begitu juga Sang Motivator, Tung Desem Waringin mengakui “Jika ingin belajar teknik menyembuhkan diri dan trauma dengan teknik ‘tapping’ dan spiritualitas, belajarlah dari yang terbaik, penemunya, Ahmad Faiz Zainuddin, learn from the best ordie like the rest”. Nantikan kelanjutannya pada hari Senin! (asep.)
Ilustrasi diambil dari image.google.co.id