Kamis, 15 Oktober 2009

Gelar Deja Vs SanMar!


Journalist SanMar is the Best


Gelar Deja Vs SanMar! Itulah gegap gempita judul pemberitaan di media harian ternama-Jawa Pos. Karena Tim Jurnalis SanMar meraih tahta terhormat di ajang paling bergengsi Journalist Competition Honda Deteksi Basketball League (DBL), akhir Agustus 2009 lalu.


Tahun ini, tim jurnalis SMA SanMar-julukan ­SMA Santa Maria berhasil mempertahankan gelar juaranya. Sungguh, ini torehan prestasi yang amat manis. Terkhusus, bagi Kejora Ambar Sukma (penulis) dan Dinni Kharisma (fotografer), yang telah bersaing sengit bersama 60 jurnalis dan fotografer terbaik se-Jatim yang merupakan perwakilan dari masing-­masing SMA-nya.


"Awalnya, sih sempat masih ragu untuk bisa menang atau tidak. Melihat saingannya yang begitu berat-berat. Rasa minder sempat muncul juga. Namun, untunglah kami berdua kompak abis. Saling mengisi dan melengkapi. Dan, puji Tuhan, akhirnya kami bisa mempertahankan gelar juara," kata Kejora blak-blakan.


Tak puas hanya meraih gelar number one, tahun ini gayung keberuntungan juga memayungi Dinni Kharisma yang berhasil menyabet pula gelar Best Photographer. Banyak pengalaman unik yang telah dialami cewek kelas XII IS 3 ini untuk mendapatkan momen-momen istimewa yang berhasil dibidik lewat jepretan kameranya.


"Untuk membidik dan mendapatkan foto­-foto yang baik dan eye-catching, aku harus rela setiap hari ke DBL Arena. Kena bola nyasar sudah menjadi makananku setiap hari. Setiap ada bola yang mengarah ke aku, yang pertama kali kuselamatkan adalah kameraku duluan. Meski selepas itu, baru aku terkena bola muntah yang menimpa badanku. Muka terkena bola sih tidak masalah. Asal, jangan kameraku. Soalnya, kameraku kan mahal, he.. he.. he..," ujar Dinni sembari tertawa lebar.


”Menyinggung soal perasaannya ketika menang, kedua dara ini mengaku sangat happy sekali. "Yah, senang sekali dan rasanya semuanya terbayar lunas. Semua yang kami perjuangkan selama satu bulan rasanya tidak sia-sia.”


Sudah banyak pengorbanan yang kami lakukan. Mulai dari rasa lelah yang luar biasa, sempat tertinggal dalam pelajaran di kelas, hingga terkadang "diomelin" orangtua karena sering pulang larut malam. Namun, sekali lagi, semuanya itu terbayar tunas. Waduh, lega sekali dan benar-benar menjadi kenangan yang sangat indah dan tak mungkin terlupakan seumur hidup.


Tak lupa, kami ucapkan terima kasih buat Pak Pras (pembina, red) yang begitu ciamik dalam membimbing kami. Kami berharap tahun depan jurnalis SanMara kan terus berprestasi dan selalu mempertahan­kan gelarnya," ungkap Kejora dan Dini kompak dan penuh optimisme. (Keke, frp)