Kamis, 26 Februari 2009

GELAR DRAMA MUSIKAL “SAMSON AND DELILAH”

Happy Valentine 2009

ANTARA CINTA dan PRAHARA

Ide awal mula dari keprihatinan Orang Muda Katolik (OMK) di Gereja Katolik Paroki Kelahiran Santa Maria-Kepanjen (Kelsapa, red.) yang jarang sekali nampak di kegiatan Gereja. Sungguh menjadi kerinduan bagi mereka untuk berkumpul bersama untuk menumbuhkembangkan kebersamaan dalam membangun Gereja Kelsapa, papar Donata Yohanadiati, selaku pemerhati OMK.

“Perlu diketahui bahwa Gereja Kelsapa merupakan bangun cagar budaya dan menjadi gereja wisata. Tidak hanya itu dari segi arsitekur sangat indah dan klasik. Karena arsitekturnya bergaya Geothic.”

Alhasil, nantinya Gereja Kelsapa diwarisi kepada OMK. Kalau OMK tidak mempunyai kepedulian dan kepekaan terhadap Gerejanya. How, satu kata tanya yang layak direfleksikan bersama?

Dari latar belakang inilah, beberapa aktivis OMK Gereja Kelsapa mengelar Konser Drama Musikal. Drama Musikal ini diadakan Sabtu (14/2) yang lalu bertepatan dengan Hari Valentine. Momen ini sekaligus mengajak OMK untuk memberikan kasih sayang untuk Gereja Kelsapa. Bergerak bersama menumbuhkembangkan sinergi antar OMK yang lain dalam membangun dan memelihara Gereja Kelsapa.

Drama Musikal dihadiri oleh Romo Sapta, Romo Astanto, Romo Rudy CM, Dewan Paroki, yakni Bapak Daryana. Tidak hanya itu gedung Empire Palace dipadati oleh ratusan OMK dan orang tua.

Romo Antonius Sapta Widada, CM selaku Pastor Paroki Kelsapa dalam sambutannya mengatakan terselenggaranya drama ini bentuk dari usaha untuk mempersatuakan OMK, karena mengumpulkan dan mempersatukan OMK “jaman baru” ini tidak mudah. Karena gaya hidupnya berkumpul melalui hobby, status sosial, pekerjaan yang sama. Paling berbahaya, yakni gaya hidup yang hedonisme. Dengan adanya drama ini, Romo Sapta mendukung sekali karena tujuannya mulia sekali.

”Terima kasih semua, terutama di hari Valentine bagi semua OMK. Proficiat!,” seru Romo Sapta.

Sebelum digelar drama musikal, para hadirin dan undangan dimanjakan dengan santap malam bersama di di depan Hall lantai Empire Palace, Blauran 57-75. Tradisi mengatakan kalau setelah santap malam pasti terjadi katuk di benak hadirin dan undangan.

Dengan sigap panitia memanjakan hadirin dan undangan dengan band, yakni Amin Band, konser organis dari komunitas organis Kelsapa, Paduan Suara Mudika Bernadette Soubirous dengan conductor-Stephanus Slamet.

Menginjak inti dari konser ini dimulai Trio Stefani melalui suara apiknya dengan mengumandangkan lagu “Sejuta Tangan”. Melalui Sejuta Tangan hadirin dan undangan diajak untuk berbagi berkat dengan memberikan tali asih kepada anak-anak Panti Asuhan Don Bosco.

Tali asih langsung diberikan langsung kepada anak-anak Panti Asuhan Don Bosco melalui perwakilan dari Panti Asuhan, Sr. Gita, P.K.

Selang beberapa menit, drama musikal yang berjudul ”Samson dan Delilah”. Drama ini mengisahkan seorang anak muda itu bernama Samson yang menjalin kasih dengan seorang putri raja yang bernama Delilah.

Terjalinnya kasih sayang dengan Samson itu, karena Delilah ditolong pada saat di hutan. Delilah pada saat itu terancam oleh Singa. Semua prajurit keraajaan tidak ada yang bisa mengatasinya. Datang Samson menolong Delilah.

Akhirnya Samson mengalahkan Singa tersebut dengan kekuatannya. Pulanglah Delilah ke kerajaan. Dengan hati yang bergembira, Delilah menceritakan kepada ayahnya tentang kejadian di hutan yang menimpa diri Delilah. “Delilah selamat ayah, karena diselamatkan oleh anak muda yang cakep itu, ayah!”, cerita Delilah. Ayah bertanya kepada putri: “Siapakah anak muda tersebut?”. Dengan gembira Delilah mengatakan kepada ayahnya: “namanya-Samson.”

Usut punya usut, akhirnya Samson terketahui keberadaannya oleh penasehat kerajaan. Penasehat kerajaan memberitahukan kepada raja: ”Samson adalah anak muda dari buruh tani”. Dengan terkejut baginda raja menjawab itu memalukan bagi kerajaan.

Setelah diketahui oleh baginda raja. Sang baginda raja tidak setuju, anaknya menjalin cinta dengan anak muda tersebut. Akhir baginda raja mempunyai akal untuk memusnahkan Samson dengan memotong rambutnya. Karena letak kekuatannya berada di rambutnya.

Delilah dimanfaatkan oleh ayahnya dengan rayuan bahwa kalau ayah ingin awet muda harus dengan rambut samson. Maka ambil dan pangkaslah rambutnya, putriku!, pinta baginda raja.

Akhirnya Delilah dan Samson ngedit bertemu di taman pada saat bulan purnama. Dengan rayuan Delilah, Samson tertidur pulas dan saatnya Delilah melaksanakan amanat ayahnya.

Setelah memotong rambutnya, Delilah memberikan kepada ayahnya. Baginda raja memerintahkan penasehat dan serdadu untuk menangkap Samson. Samson tidak dapat berbuat apa-apa. Karena kehilangan kekuatannya.

Dari situlah Samson sadar bahwa perbuatannya hanya mementingkan dirinya sendiri. Melalui kesadarannya, Samson kembali memiliki kekuatannya dan memperjuangkan tanah leluhurnya.

Drama Musikal Samson dan Delilah diperankan oleh OMK Paroki Kelsapa. Peran sebagai Samson adalah Ignasius Suramin dan peran sebagai Delilah adalah Cecilia. Drama musikal berkat ide dari Bapak Prio Utomo selaku sutradara dan didampingi dua asisten sutradara, yakni Agus dan Dita.

Drama musikal lengkap sekali melalui nyanyian merdu dari Paduan Mudika Bernadette Soubirous dengan melantunkan lagu Haec Dies dan Sempurna dari Andra and The Backbone. (sep.)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Mas Asep....oke banget....dukung mudika terus yach.... (phandita_phan@yahoo.co.id)