Jumat, 27 Februari 2009

Gelar Konser Amal Kasih


The Almighty Has Done Great Things For Me

Semenjak tahun 1990 subsidi dari luar negeri berhenti, YLKD mulai berusaha mandiri dengan mengoptimalkan karya kesehatan dan menghimpun dana dari para dermawan kecil.

Melalui Direktur Lembaga Karya Dharma Keuskupan Surabaya, J. Chrys Wardjoko bersama Sr. Liduine Marie, SPM dari Sasana Widya Musik Gereja ’Magnificat’ Surabaya menyampaikan gagasannya kepada Ketua Yayasan Lembaga Karya Dharma, Romo Yosef Eko Budi Susilo dengan mengadakan malam dana. Dan rencana ini disambut baik oleh alumni Seminari.

”Akhirnya gagasan ini disampaikan kepada Bapak Uskup. Bapak Uskup menyetujui malam dana tersebut,” jelas Ketua Yayasan Lembaga Karya Dharma.

Melaui proses, kerjasama, dan perjuangan yang tidak mengenak lelah dari panitia, akhirnya terlaksana Konser Amal Kasih ini. Konser Amal Kasih ini diadakan di Ballroom Supermal Pakuwon Indah, Sabtu (21/2) lalu dalam rangka malam dana dan 45 tahun Lembaga Karya Dharma Keuskupan Surabaya. Konser Amal Kasih ini bertajuk ”The Almighty Has Done Great Things For Me”, Lukas 1:49.

Seperti yang dituturkan oleh Ketua Panitia, Anton Teguh bahwa rencana semula konser ini bagian ‘konser rutin’ Sasana Widya Musik Gereja ’Magnificat’ Surabaya yang diagendakan setiap dua tahun sekali, tutur Ketua Panitia.

Akhirnya Konser kali ketiga ’Maginificat’ dikemas dalam Konser Amal Kasih untuk menumbuhkembangkan karya karitatif Yayasan Lembaga Karya Dharma pengembangan musik liturgi ‘Magnificat’.

Dan Anton Teguh mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prio Oetomo yang telah mempertemukan YLKD dengan ”Maginificat ” sehingga dapat kerja bareng, terang Anton.

Tidak hanya itu, Sr. Liduine Marie dari tarekat Santa Perawan Maria juga menuturkan bahwa puji syukur kami ungkapan dalam tim paduan suara Konser Amal Kasih. Karena Tuhan jugalah yang memberikan kepada kami kurang lebih 100 orang penyanyi yang rela datang dari Surabaya dan Malang, tutur Sr. Liduine.

Sebelum konser dimulai, panitia menayangkan kilas balik sejarah Yayasan Lembaga Karya Dharma dan dilanjutkan dengan pemotongan kue tar oleh Bapak Uskup didampingi oleh Romo Yosef Eko Budi Susilo, J. Chrys Wardjoko, Anton Teguh, dan Sr. Liduine Marie, SPM.

Usai pemotongan kue tar, Bapak Uskup memberkati empat cewek dalam prosesi Bunda Maria. Prosesi diiiringi oleh Community Singing ‘Magnificat ’ karya Mgr. Marco Frisina dengan conductor Rudyanto Marcellino.

Tak lama kemudian konser pembuka dibuka dengan koor anak BIAK Redemptor Mundi dan SDK St. Yusuf Karangpilang yang dipimpin oleh Victor Helmy. Lagu yang mereka bawahkan diantaranya if you are happy, alle jahre wieder, dan you paidi, you paida.

Langsung dilanjutkan dengan pelelangan lukisan sosok Bapak Uskup Surabaya, Mgr. Vincentius Sutikno Wicaksono oleh Laurentius Liem. Laurentius mengatakan bahwa pelukisnya ada diantara kita semua yang hadirin pada waktu itu. Pelukis bernama Jaya Laksana dari Bali.

Dengan kepandaiannya melelang lukisan itu, Bapak Lauren akhir mengumpulkan dana sebesar empat puluh lima juta rupiah. Lukisan tersebut diberikan kepada Johan Tedja dan diberikan langsung oleh Bapak Uskup. Bapak Uskup juga menandatangani lukisan tersebut.

Tak lengkap bila tema ini hanya sekedar tema, tema ini mengandung arti yang mendalam. Tema yang diambil dari Injil Luk 1:49 ini dalam bahasa Latinnya : “quia fecit mihi magna qui potens est.” Tema ini merupakan bagian dari Kidung ‘Magnificat’ di atas tatkala Bunda Maria menyebut salah satu alasan mengapa ia akan disebut “berbahagia” oleh segala keturunan.

Perbuatan amal kasih tidak pernah menemukan asal muasalnya dari inisiatif atau dorongan manusiawi semata. Tetapi selalu merupakan manifestasi sebuah kesadaran bahwa Yang Mahaskuasa telah bermurah hati kepada kita. Tindakan amal kasih wujud syukur dn terima kasih kita kepada Tuhan. Syukur dan terima kasih itu merupakan motivasi religius di balik sebuah tindakan sosial.

Melalui tindakan sosial ini diwujudnyatakan ke dalam konser amal kasih ini. Berbagai lagu dinyanyikan dengan merdu oleh peserta konser amal kasih, diantaranya Paduan Suara ’Magnificat’ (Gabungan), Laetttia Iuventae, Sanggar Musica Sacra, Purissima, dan Supraba.

Dari kelima paduan suara tersebut menyanyikan lima lagu, diantaranya You Raise Me Up, Great Day, Kyrie, Gloria (Misa Brevis Mozart), dan Heaven and The Earth Display (F. Mendelssohn). Tidak hanya itu kelima paduan suara ini semakin lengkap dengan campur para conductor, yakni Ibu Indung Susilowati, Mateus Suprat, Sr. Liduine Marie, SPM.

Selain kelima paduan suara tersebut, beberapa penyanyi solo turut mendukung konser amal kasih, yakni Anna Erika Risti, Monica Ratna Irmawati, Theodora Amabel Beatrice, dan Redempta Kinanthi Suksma Putri.

Puncak dari Konser Amal Kasih menampilkan Paduan Suara ‘Magnificat’ (Gabungan) melantunkan lagu ‘Magnificat’ dari Franz Schubert yang diconductori oleh A. J. Tjahjoanggoro. Paduan Suara ‘Magnifiat’ (gabungan) ini berjumlah kurang lebih 100 anggota. Saat sang conductor memulai dengan memberikan tanda kepada organis. Mulai terasa gaungnya dari Kidung ‘Magnificat’ ini. Perpaduan suara mulai sopra sampai bass membuat paduan suara semakin kompak dan mengeluarkan suara emas yang sangat merdu. Penonton terbius oleh nada dan suara Paduan Suara ‘Maginificat’. (sep.)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Kembangkan konser paduan suara Katolik, terutama di Keuskupan Surabaya ini.