Minggu, 30 Mei 2010


Maknai Reuni 79, GO GREEN

Kali ini suasana pendopo Santa Maria lain daripada yang lain. Biasanya dipenuhi oleh siswa-siswi SMP dan SMA Santa Maria. Sabtu (29/5), pendopo dipenuhi bapak dan ibu yang memakai kaos putih dan sal berwarna hijau terdapat gambar orang membawa tanaman. Bapak dan ibu ini alumni SMA Santa Maria angkatan 1979 yang menggelar reuni.

Ide pertama kali ingin mengadakan reuni sebenarnya dari Alm. Retno Widuri, yakni istri dari Kelik Bambang Sukoco. Akhirnya, amanah ini dilanjutkan oleh Kelik sekaligus Ketua Panitia Reuni angkatan 1979.

Kelik (50) yang bekerja di Kehutanan ini menjabarkan konsep dari reuni. Reuni ini tidak hanya sekedar temu kangen dan nostalgia untuk bertemu teman lama. 30 tahun lebih mereka tidak bertegur sapa dikarenakan kesibukan mereka masing-masing. Dan, momen ini pas dengan hari libur atau week end yang diawali libur hari raya Waisak. Sehingga alumni yang berasal dari luar pulau dapat hadir di reuni, seperti yang berada di Timor Leste. Bahkan dari luar negeri pun ikuti mendukung reuni, yakni dari Singapura.

”Reuni ini juga mempunyai slogan Lets Go Green With SanMar’79. Selain slogan juga mempunyai motto, yakni Plan Trees, Plan Hopes. Slogan dan motto ini terlihat jelas sekali di kaos putih yang alumni pakai.”

Panitia mengkonsep reuni sangat simpel dan unik. Keunikan dari reuni ini dikemas dalam gerakan penghijauan dengan menanam tanaman langka. Untuk penghijauan di halaman depan Santa Maria.

Sebelum, dimulainya reuni 79 ini panitia mengumpulkan teman-teman seangkatannya di pendopo Santa Maria. Untuk pembukaan acara reuni angkatan 79 ini dengan diawali doa pembukaan dari Sr. Gita dan sambutan dari Ketua Panitia.

Dan, tidak ketinggalan pula Kepala Satuan Pendidikan SMA Santa Maria, Ir Marceline Prophylia menjelaskan perkembangan sekolah kita tercinta ini. SMA selain menumbuhkembangkan kecerdasan siswa-siswi juga menumbuhkembangkan pendidikan karakter melalui penerapan nilai-nilai Serviam. Diantaranya Respect and serve others (RSO), Serviam Project, dan Live In, jelasnya.

“Bahkan sarana prasarana telah mengalami perubahan. Namun tetap menjaga keutuhan bangunan cagar budaya peninggalan Belanda. Seperti taman pendopo dan kantin.”

SMA Santa Maria juga mengedepankan siswa-siswi dengan penambahan sarana teknologi informasi. Selain itu sekolah kita telah menerapkan ISO 9001:2008 dan meraih prestasi dalam keikutsertaan lomba, baik se-Surabaya, Jawa Timur, Provinsi, maupun Nasional.

Prophylia (40) menambahkan bahwa dalam waktu dekat ini, sekolah kita tercinta akan menggelar 60 tahun SMA Santa Maria, Ursulin Youth Camp II se-Indonesia, dan 10 tahun majalah Krisan, tambahnya.

Setelah sambutan Kepala Satuan Pendidikan, Kelik memberikan simbolisasi tanaman Pances dan Plakat. Untuk sekolah yang diwakil oleh Prophylia.

Tak lama kemudian, Kelik membunyikan lonceng sekolah pada waktu sekolah. Sekaligus menjadi tanda gerakan penghijauan untuk almamater tercinta. Lonceng sekolah merupakan lonceng peninggalan Belanda dari suster-suster Ursulin Belanda. Yang umur hampir sama dengan bangunan sekolah.

Dan, mengapa yang membunyikan ketua panitia?, Kelik menjelaskan bahwa pada waktu itu Kepala Sekolahnya, Alm. Sr. Romana, OSU. Alm. Sr. Romana menugaskan Kelik untuk membunyikan lonceng tersebut pada waktu masuk sekolah, istirhat, dan pulang sekolah. Bahkan penunjukkan petugas bel itu masih ingat betul, yakni 4 Januari 1977.

Sebenarnya, pemukulnya itu terbalik dan ada talinya berwarna merah putih, seperti Bendera kita. Tujuannya untuk mengingatkan kita pada bendera bangsa Indonesia dan itu negaramu yang harus kalian perjuangan, paparnya.

Lanjut, Penanaman tanaman langka pun digelar di halaman depan Santa Maria dengan didahului penanaman tanaman langka oleh Kelik dan Prophylia. Selanjutnya, ekstrakurikuler lingkugan hidup bersama alumni dan guru menanam tanaman langka, yakni 70 tanaman. Diantaranya Gelodokan dan Sengon.

”Penanaman tanaman langka ini berfungsi untuk mengurangi polusi udara dan penyerapan air hujan.”

Panitia dan ekstrakurikuler lingkungan hidup yang didampingi oleh pembina lingkungan hidup. Diantaranya Frans. Suhadmadji, Maria Cecilia Soemartini H., dan Johanes Metekohy. Mempersiapkan lubang-lubang, tempat penanaman tanaman langka.

”Proses penanamannya pun terbagi dalam tiga tahap. Tahap pertama membuka akarnya dari bungkus karung, tahap kedua memberikan pupuk dalam lubangnya, tahap ketiga menempatkan tanaman di posisi yang tepat, dan tahap keempat memberikan tanah dan pupuk kembali hingga padat tanahnya.”

Penanaman telah usai, Class Tour pun digelar di reuni ini bekerjasama dengan OSIS. Class Tour ini bertujuan untuk melihat perkembangan SMA Santa Maria, mulai dari kelas sampai ke labotarium. (asep)

Tidak ada komentar: