Sabtu, 04 Juli 2009

Lintas


Mahasiswa IAIN Studi di Katedral


Mempelajari agama lain menuntut gambaran yang utuh. Seorang sarjana perbandingan agama atau studi agama-agama harus adil dalam mempelajari atau menilai suatu agama tertentu beserta tradisi yang dikembangkan oleh pemeluknya. Memenuhi syarat tersebut bukanlah hal yang mudah.

Hal tersebut menjadi latar belakang mahasiswa Fakultas Ushuludin IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Sunan Ampel Jurusan Perbandingan Agama melakukan studi lapangan ke gereja-gereja dalam rangka memperdalam mata kuliah Kristologi. Sebanyak 30 mahasiswa semester dua IAIN Sunan Ampel pada Kamis (11/6) melakukan studi di Gereja Hati Kudus Yesus (HKY) dengan tema The Believer is Always Right.
Rombongan mahasiswa didampingi dosen Kristologi, Afdilah. Mereka diterima oleh Pastor Paroki HKY Romo Eko Budi Susilo dan Jeffrey (Seksi HAK dan Kerawam HKY). Adapun materi yang dibahas adalah sistem atau struktur gereja, peribadatan, dan gerakan sosial gereja.

Selanjutnya, rombongan menuju ke aula di lantai dua. Selama dua jam Romo Eko memberikan penjelasan mengenai materi-materi yang berhubungan dengan Gereja Katolik. Misalnya, struktur Gereja Katolik mulai dari Vatikan sampai paroki dan lingkungan. Struktur Gereja Keuskupan Surabaya, kedudukan serta tugas dan wewenang Paus, Uskup, dan Imam. Tujuh sakramen, karya sosial gereja, masalah teologi antara Katolik dan Protestan.

Setelah romo memberi penjelasan langsung diisi tanya jawab. Peserta sangat antusias bertanya. Misalnya, bagaimana cara pengangkatan Uskup, beda antara kanselir, ekonom, dewan keuangan. Apa yang melatarbelakangi perbedaan teologi Katolik dan Protestan, apakah imam, uskup, dan paus itu ada sekolah khusus. Manajemen yang rapi apakah diwajibkan Vatikan, sakramen penguatan, hingga sakramen untuk orang meninggal.

Ada juga pertanyaan menarik dari Liayatulil mengapa pastor tidak menikah. Ulumudin menanyakan apakah umat Katolik tersinggung kalau ada umat non-Kristen memakai simbol-simbol Kristen. Layaknya dosen, Romo Eko menjawab pertanyaan itu satu per satu.

Setelah menerima penjelasan dari Romo, rombongan mahasiswa IAIN meninjau ruangan pengakuan dosa, ruangan lonceng, balkon paduan suara, sakristi, serta Gua Maria. Muhamad Yunus menanyakan fungsi ruang pengakuan dosa. Kemudian Romo memberikan penjelasan singkat kepada peserta. Setelah meninjau beberapa ruangan di dalam Gereja HKY, rombongan berfoto bersama.

Acara selanjutnya makan siang bersama dan pemberian kenang-kenangan. Romo Eko memberikan buku “Iman Katolik" dan Kitab Hukum Kanonik”. Sebagai dosen pengampu mata kuliah Kristologi, Afdilah memandang penting kegiatan seperti ini. Menurut dia, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari teori di kampus IAIN.

"Kami tidak ingin hanya teori saja, tetapi mahasiswa diajak langsung ke gereja-gereja agar mereka memperoleh gambaran yang utuh dan tidak parsial mengenai Gereja Katolik. Ke depan, kegiatan-kegiatan ini tetap dilanjutkan dengan melakukan dialog yang lebih intensif. Syukur alhamdulilah, kami diterima dengan baik di Gereja HKY," katanya.

(Silvester Woru)

Tidak ada komentar: